Walau prestasinya menurun dari finalis Piala Dunia 2018 jadi tempat ketiga Piala Dunia 2022, Kroasia tetap menunjukkan konsistensi prestasi. Sebagai negara kecil, mereka adalah kuda hitam sejati dua Piala Dunia terakhir.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
AL RAYYAN, SABTU – Kroasia memenangkan tempat ketiga Piala Dunia Qatar 2022 usai menaklukan Maroko 2-1 di Stadion Internasional Khalifa, Al Rayyan, Sabtu (17/12). Meski tidak lebih baik dari empat tahun lalu, prestasi finalis Piala Dunia Rusia 2018 itu menunjukkan konsistensi luar biasa dari salah satu negara kecil di Eropa.
”Ini medali perunggu, tetapi memiliki kilau emas. Kami memenangkan pertandingan yang sulit. Jadi, ini hasil luar biasa. Medali ini untuk seluruh warga Kroasia dan semua orang yang mendukung, bersorak, dan mencintai kami,” ujar pelatih tim berjulukan "Lidah Api" ini, Zlatko Dalic, seperti dilansir Croatia Week.
Setelah merdeka dari Yugoslavia pada 1991, Kroasia bak bayi ajaib. Zvonimir Boban dan kawan-kawan menembus semifinal Piala Dunia Perancis 1998. Mereka mengalahkan raksasa Eropa, Jerman, 3-0 di perempat final. Tim berjulukan lain, Kockasti alias "Kotak-kotak" itu akhirnya jadi pemenang ketiga. Mereka unggul 2-1 atas tim juara Eropa, Belanda.
”Itu medali pertama untuk sepak bola Kroasia, capaian besar yang menjadi pengakuan keberadaan kami yang baru merdeka. Itu awal dari periode gemilang,” kata Dalic dikutip Thenationalnews.com, Sabtu.
Pada debutnya di Piala Dunia itu, Kroasia membesarkan sejumlah pemain top. Selain Boban yang mapan bersama AC Milan, ada Davor Suker (Real Madrid), hingga Igor Tudor (Juventus).
Akan tetapi, usai itu Kroasia mati suri. Mereka tersingkir dua kali dari penyisihan grup di Piala Dunia Korea Selatan-Jepang 2002 dan Jerman 2006. Kroasia bahkan gagal lolos ke Afrika Selatan 2010 dan kembali tersisih dari fase grup pada Brasil 2014.
Era Dalic
Prestasi Kroasia baru membaik ketika Dalic mengambil alih tongkat estafet pelatih kepala dari Ante Cacic per 7 Oktober 2017. Pelatih kelahiran Bosnia, 26 Oktober 1966 itu meracik skuad menjadi generasi emas jilid dua. Luka Modric menjadi motornya.
Salah satu negara dengan wilayah terkecil di Eropa ini kembali menggemparkan dunia. Pada Rusia 2018, mereka menembus final tapi takluk 2-4 dari Perancis.
Perjalanan negara berpenduduk sedikitnya 3,8 juta jiwa itu sensasional. Mereka mengungguli Argentina, menyingkirkan tuan rumah di perempat final, dan menundukkan Inggris di semifinal.
Setelah kembali mencapai 16 besar pada Piala Eropa 2020, generasi itu melaju lagi ke semifinal dalam Piala Dunia 2022. Namun, tim tumbang 0-3 dari Argentina.
"Tidak ada yang menyangka Kroasia dalam empat tahun menjadi satu dari empat tim terbaik dunia. Saya orang paling bahagia, tidak pernah memimpikan dua kali berturut-turut ke semifinal Piala Dunia,” ungkap Dalic dilansir Fotmob.com, Selasa (13/12).
Hasil kali ini juga terbilang mengejutkan. Kroasia di urutan 12 dunia jelang Piala Dunia 2022. Skuadnya berisi 18 pemain debutan Piala Dunia, dari total 26 pemain yang dibawa.
Enam pemain, dari tim dengan rata-rata usia 27,4 tahun itu, berasal dari klub liga lokal. Akibatnya, Kroasia tidak diunggulkan lolos ke semifinal saat menghadapi Brasil di perempat final.
”Hanya sedikit yang memperkirakan kami sampai di sini (semifinal Piala Dunia 2022). Semua pujian pantas diberikan kepada para pemain yang telah bekerja keras untuk prestasi ini,” jelas Dalic.
Selepas Piala Dunia 2022, Dalic kemungkinan akan tetap menukangi Kroasia. Pelatih berusia 56 tahun itu sadar masa jaya generasi yang dipimpin Modric segera berakhir. Namun, generasi baru yang tak kalah menjanjikan sudah menanti.
”Kita berbicara soal Kroasia yang baru. Hingga tahun depan, kita akan mempersiapkan tim yang baik untuk 2024 (Piala Eropa) dan 2026 (Piala Dunia). Kontinuitas harus kita pertahankan, kita tidak boleh merusak ini,” tutur Dalic dikutip Croatia Week, Jumat (16/12).
Sementara itu, Modric, yang bersama Marcelo Brozovic dan Mateo Kovacic menjadi simbol kekuatan lini tengah Kroasia empat tahun terakhir, mengisyaratkan belum mau pensiun dalam waktu dekat. Pemain berusia 37 tahun itu masih ingin bermain di Liga Nasional Eropa 2022/23 dan Piala Eropa Jerman 2024.
Keberadaan Dalic dan Modric bakal menjadi kunci Kroasia melalui proses transisi. ”Saya merasa masih bisa tampil di level tertinggi. Saya ingin melanjutkan setidaknya sampai Liga Nasional (berakhir). Itu akan memberi saya waktu untuk memikirkan Piala Eropa 2024,” terang pemain Real Madrid itu dilansir Eurosport, Minggu (18/12).(AP/AFP/REUTERS)