Madrid melangkah ke final dengan penampilan di bawah standar. Para pemain belum berada dalam kondisi terbaik setelah jeda Piala Dunia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
RIYADH, KAMIS – Real Madrid melaju ke final Piala Super Spanyol seusai menang adu penalti atas Valencia di Stadion King Fahd, Kota Riyadh, Arab Saudi, pada Kamis (12/1/2023) dini hari WIB. Meskipun begitu, “El Real” patut cemas karena penampilan terbaik mereka belum kembali tampak dalam malam panjang di Riyadh tersebut.
Madrid berjaya dalam drama adu penalti 4-3, setelah imbang 1-1 selama 120 menit pada waktu normal dan babak tambahan. Kiper Madrid Thibaut Courtois menjadi pahlawan kemenangan seusai mengganggalkan tendangan penalti kelima Valencia dari kapten tim Jose Gaya.
Madrid, berstatus juara bertahan, pun kembali ke partai puncak untuk dua musim beruntun. Tim asuhan pelatih Carlo Ancelotti itu akan berhadapan dengan pemenang dari laga Real Betis versus Barcelona yang baru akan berlangsung pada Jumat dini hari WIB.
Jelang final, “El Real” patut khawatir. Penampilan terbaik mereka belum kembali setelah jeda Piala Dunia Qatar 2022. Mereka bermain terlalu lambat dan minim kreativitas dalam serangan serta kurang fokus saat bertahan. Padahal, mereka menurunkan nyaris seluruh pemain terbaik. Mulai dari bek Eder Militao, gelandang Toni Kroos, hingga penyerang Karim Benzema.
“Pertandingan ini sangat rumit. Kami menderita karena tim lawan bertahan sangat baik. Kami cukup mampu mengontrol pada paruh pertama, tetapi bermain jauh di bawah standar pada paruh kedua. Jelas ini bukan yang terbaik, harus ditingkatkan, tetapi yang terpenting kami kembali ke final,” ucap Ancelotti kepada Movistar.
Tren penampilan di bawah standar Benzema dan rekan-rekan berlanjut. Akhir pekan lalu, mereka baru ditaklukkan Villarreal 1-2 di Liga Spanyol. Menurut Ancelotti ketika itu, permainan anak asuhnya kurang intens dan belum kompak sehingga sering kalah dalam duel. Fisik para pemain yang belum bugar total seusai jeda Piala Dunia menjadi penyebabnya.
Valencia sangat merepotkan dalam pertarungan bertajuk guru versus murid itu. Pelatih Valencia yang merupakan mantan anak asuh Ancelotti, Genarro Gatusso, memainkan formasi 4-4-2 dengan pendekatan sangat agresif. Pemain mereka selalu reaktif saat bertahan dengan blok tinggi dan medium yang dipimpin gelandang tim nasional Amerika Serikat Yunus Musah.
Tercermin dari statistik, Valencia menyulitkan tim lawan masuk ke sepertiga akhir. Mereka unggul jauh dalam intersepsi, 19-7, dan tekel, 28-16. Mayoritas aksi bertahan itu dilakukan di tengah lapangan. Madrid memang unggul penguasaan bola, 58 persen, tetapi lebih banyak berputar di area sendiri.
Ini bukan yang terbaik, harus ditingkatkan, tetapi yang terpenting kami kembali ke final.
Sementara itu, El Real juga hanya mampu menciptakan 3 tembakan tepat sasaran selama 90 menit waktu normal. Hanya Benzema, satu-satunya pemain Madrid yang selalu berbahaya ketika memegang bola. Penyerang yang tidak ikut serta bersama timnas Perancis di Qatar itu tampak dalam kondisi bugar.
Madrid unggul lebih dulu jelang turun minum. Namun, gol itu berbau keberuntungan karena datang lewat hadiah penalti yang sukses dieksekusi Benzema. Adapun proses mendapatkan penalti itu pun bukan berasal dari kreativitas di sepertiga akhir lawan. Benzema dilanggar di kotak penalti setelah menerima umpan jauh dalam situasi serangan balik.
Di sisi lain, serangan balasan Valencia selalu berbahaya. Mereka diperkuat duet penyerang Edinson Cavani dan Samuel Lino yang selalu meneror garis pertahanan tinggi Madrid. Dengan formasi 4-4-2, mereka sangat mengandalkan serangan dari sayap yang ditempati pemain lincah Justin Kluivert dan Toni Lato.
Pertahanan Madrid kembali terlihat kurang fokus pada paruh kedua. Mereka kecolongan hanya semenit setelah turun minum. Serangan sayap Valencia berbuah manis. Umpan silang Lato berhasil dieksekusi sempurna oleh Lino. Bek Madrid Lucas Vasquez hanya menonton pergerakan Lino di dalam kotak penalti.
Menurut penyerang Madrid Marco Asensio, gol penyeimbang itu merusak ritme mereka. “Kami kehilangan tempo bermain. Rencana kami gagal karena gol itu. Selain itu, kami juga tidak dalam kondisi fisik terbaik sepanjang laga. Padahal, kami baik-baik saja ketika tiba (di Riyadh),” ucapnya.
Valencia nyaris saja menyudahi laga lebih cepat, tanpa adu penalti. Mereka mendapat peluang emas lewat tendangan pemain pengganti, Fran Perez, pada penghujung babak kedua tambahan waktu. Sayangnya, tendangan Perez yang tinggal berhadapan dengan Courtois bisa digagalkan sang kiper.
Satu kaki Madrid sudah menginjak final ketika laga berlanjut ke adu penalti. Mereka unggul segalanya dari penendang hingga penjaga gawang. Adapun tiga penendang pertama mereka adalah Benzema, Luka Modric, dan Kroos, yang sudah berpengalaman di level internasional. Ketiganya sukses mengelabui kiper lawan Giorgi Mamardashvili.
“Banyak yang bisa dibanggakan dari cara bermain tim kami. Kami bisa menunjukkan kualitas selama 120 menit dengan tim muda ini. Kami hanya kurang beruntung. Itulah sepak bola, kadang kita harus menerima hasil itu. Bahkan pemenang Piala Dunia saja ditentukan lewat penalti,” tutur Gattuso. (AFP/REUTERS)