LeBron James telah menjejak puncak terakhir yang bisa diraih sebagai pemain NBA. Dia berada di level yang sama, seperti Lionel Messi dalam sepak bola.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LOS ANGELES, RABU – Pebasket LeBron James (38) melampaui rekor pencetak poin terbanyak sepanjang sejarah NBA. Pemecahan rekor 39 tahun atas nama legenda hidup Kareem Abdul Jabbar itu adalah puncak terakhir pencapaian “Raja” James setelah berpetualang dua dekade di tiga tim NBA.
James, megabintang Los Angeles Lakers, telah melewati rekor Abdul-Jabbar, yaitu 38.387 poin, saat menghadapi Oklahoma City Thunder di Arena Crypto.com, pada Rabu (8/2/2023) WIB. Hanya perlu 36 poin untuk mencatat sejarah baru, James menyumbang total 38 poin dalam laga tersebut.
Momen bersejarah sang “raja” hadir saat kuarter ketiga tersisa 10 detik, lewat tembakan fade away yang menjadi ciri khasnya sejak debut di NBA pada 2003. James langsung mengangkat kedua tangannya. Dia disambut meriah seisi arena, termasuk Abdul-Jabbar yang datang untuk acara simbolis penyerahan tongkat estafet rekor itu.
“Rekor poin terbanyak tidak pernah terlintas di benak karena saya adalah pemain yang mengutamakan umpan. Saya tidak menargetkan ini. Jadi, rasanya seperti tidak nyata dan aneh. Untuk berada di hadapan legenda sehebat Kareem, rasanya sangat membanggakan,” kata James.
Rekor pencetak poin terbanyak selalu dikaitkan dengan pemain paling dominan sepanjang masa. Pencapaian itu memperlihatkan dominasi yang berlangsung dalam jangka panjang. Hanya pemain legendaris yang pernah mencapai titik tersebut, seperti Abdul-Jabbar dan Wilt Chamberlain.
Kondisi itulah yang membuat rekor Abdul-Jabbar bertahan sekian lama, setelah melewati cacatan Wilt Chamberlain pada 5 April 1984. Bahkan, mantan ikon Lakers, Magic Johnson, sempat percaya catatan mantan rekannya itu tidak akan bisa dipecahkan selamanya.
Konsistensi
James bisa menggapai rekor tersulit itu berkat dominasi dan konsistensi selama dua dekade. Dia mencetak rerata 27,2 poin dari total 1.409 laga bersama tiga klub, yaitu Lakers, Cleveland Cavaliers, dan Miami Heat. Performanya tidak pernah menurun, meskipun sudah mendekati usia 40 tahun.
Rekor ini mengungkapkan segalanya. Betapa elite dirinya sebagai pemain. Dia hanya satu dari satu-satunya. Dia punya tubuh atletis, kemampuan menembak dan mengatur permainan.
Musim ini, misalnya, peraih empat gelar Most Valuable Player NBA itu masih mampu mencetak rerata 30 poin atau paling produktif ketujuh. Produktivitas tersebut lebih tinggi dari mayoritas musim pada usia emasnya. Dia masih berada di level tertinggi dalam usia pensiun mayoritas pemain NBA.
“Karier LeBron seperti diciptakan untuk mendominasi permainan ini. Dia keluar dari sekolah menengah. Dia memiliki ukuran dan bakat untuk masuk ke NBA dan dia langsung memberikan pengaruhnya. Itu telah berlangsung selama hampir 20 tahun. Anda harus memberikan pujian terhadap cara dia bertahan dan mendominasi,” kata Abdul-Jabbar.
Bocah Ohio
Laga Lakers versus Thunder sempat terhenti 10 menit setelah pemecahan rekor. Para fotografer langsung mengelilingi James untuk mengabadikan momen yang mungkin tidak terulang lagi dalam generasi ini. Para pendukung menghujani sang “raja” dengan teriakan “MVP… MVP..”
James pun langsung memeluk istri dan ketiga anaknya, sebelum bergabung dengan perayaan resmi bersama Komisoner NBA Adam Silver dan Abdul-Jabbar. Adapun Abdul-Jabbar menyerahkan bola permainan kepada James sebagai penanda peralihan rekor.
James mengatakan, dirinya hampir tidak pernah menangis di lapangan. Namun, tidak untuk hari itu. Dia mengakui terharu karena bisa berada di puncak tertinggi di antara seluruh pemain dalam sejarah NBA. Rekor itu merupakan klimaks dari pencapaian cemerlangnya, mulai dari meraih MVP sampai menjuarai NBA.
“Melihat keluarga dan teman-teman saya, orang-orang yang ada di sekitar saya sejak saya memulai perjalanan ini ke NBA pasti sangat emosional di sana. Saya hanya seorang anak kecil dari kota kecil di Ohio. Saya tidak berpikir bisa mencapai apa yang baru saja terjadi,” ujarnya.
Menurut Pelatih LA Lakers Darvin Ham, James telah membuktikan diri sebagai pemain terlengkap dalam sejarah NBA. “Rekor ini mengungkapkan segalanya. Betapa elite dirinya sebagai pemain. Dia hanya satu dari satu-satunya. Dia punya tubuh atletis, kemampuan menembak dan mengatur permainan. Yang paling istimewa, dia mengutamakan tim di atas segalanya,” ungkapnya.
Mirisnya, momen indah James dicoreng dengan kekalahan Lakers dari Thunder 130-133. Kans Lakers menembus playoff musim ini pun semakin tipis. Mereka menempati peringkat ke-13 Wilayah Barat (25 menang – 30 kalah). Adapun James sudah gagal mengantar Lakers ke playoff musim lalu. (AP)