Abraham menciptakan sejarah sebagai pebasket asli Indonesia pertama yang bermain di Liga Jepang. Dia diharapkan bisa membantu Veltex promosi ke Divisi 2.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebasket tim nasional Indonesia, Abraham Damar Grahita (27), resmi bergabung dengan tim Divisi 3 Liga Jepang, Veltex Shizuoka. Abraham sukses menggapai cita-citanya untuk bermain di luar negeri sekaligus membuka peluang karier lebih luas bagi pebasket nasional lain.
Teka-teki keberadaan Bram, sapaannya, selama sebulan terakhir sudah terjawab. Setelah absen pada dua seri awal Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2023, guard yang terdaftar di dalam skuad Prawira Bandung itu diumumkan sebagai pemain baru Veltex pada Jumat (10/2/2023).
Kepindahan Bram adalah momen bersejarah dalam bola basket nasional. Dia menjadi pemain Indonesia pertama, di luar naturalisasi, yang bergabung dengan Liga Jepang. Dia menyusul pemain naturalisasi Brandon Jawato yang sudah merasakan Divisi Utama Liga Jepang bersama Utsunomiya Brex pada 2021.
”Bermain di luar negeri selalu menjadi mimpi saya. Saya selalu ingin berkembang karena itu memilih bermain di luar. Saya tahu ini tidak akan mudah, butuh waktu adaptasi, tetapi akan berusaha keras karena mewakili diri sendiri dan Indonesia,” kata Bram dalam konferensi pers Veltex, Jumat sore.
Bagi Bram, membuktikan diri di level internasional selalu menjadi tujuan utamanya. Ambisi itulah yang membuatnya menangis haru setelah menjuarai SEA Games Vietnam 2021 bersama timnas. Ketika itu, dia sangat lega karena bisa melepas keraguan dalam hatinya sebagai pemain ”jago kandang”.
Sudah waktunya Bram bermain di luar Indonesia. Dia bisa dikatakan sebagai pebasket nasional terbaik saat ini. Sosok tulang punggung timnas itu adalah peraih Most Valuable Player (MVP) IBL pada dua dari tiga musim terakhir, termasuk musim lalu. Dia selalu bermain di IBL sejak debut profesional pada 2015.
Meskipun hanya di kasta ketiga Liga Jepang, Bram tetap akan mendapatkan pelajaran berharga. Manajemen dan sistem liga mereka merupakan salah satu yang terbaik di Asia. Banyak pelatih dan pemain asing berkualitas. Veltex, misalnya, dipimpin mantan asisten pelatih timnas Argentina, Facund Mueller.
Persaingan di Divisi 3, B3, juga kompetitif dengan keterlibatan 16 klub. Setiap klub bermain lebih dari 40 kali dalam musim reguler, lebih banyak dibandingkan IBL (30 laga). Adapun Veltex berpeluang besar meraih promosi ke Divisi 2 pada musim depan.
Veltex saat ini memimpin klasemen sementara setelah 34 pertandingan. Menurut Mueller, dalam konferensi pers, kemampuan Bram yang sudah berpengalaman di tingkat internasional bersama timnas dinilai bisa untuk membantu timnya naik divisi.
”Bola basket di sini lebih terorganisasi dengan baik. Para pemainnya juga lebih unggul dari sisi fisik dan lebih kuat. Levelnya sangat tinggi, melebihi IBL. Meskipun begitu, pada akhirnya ini adalah permainan bola basket yang sama. Saya berharap bisa berkontribusi besar bagi tim,” kata Bram.
Bermain di luar negeri selalu menjadi mimpi saya. Saya selalu ingin berkembang karena itu memilih bermain di luar. Saya tahu ini tidak akan mudah, butuh waktu adaptasi, tetapi akan berusaha keras.
Atlet asal Pangkal Pinang itu sebenarnya masih terikat kontrak dengan Prawira hingga 2026. Bahkan, dia baru memperpanjang kontrak pada akhir 2022. Namun, dalam kontrak itu terdapat klausul yang mengizinkan Bram pergi jika ada tawaran bermain di luar negeri. Setelah selesai, dia akan kembali ke Prawira.
Mantan pebasket dan pelatih nasional, Ocky Tamtelahitu, mengatakan, Bram memang bisa berkembang di ekosistem kompetisi Jepang. Hanya saja perkembangan itu tidak akan signifikan. ”Kalau pemain remaja pasti pertumbuhannya akan sangat cepat. Bram kan sudah jadi,” ucapnya.
Belum lagi Bram kemungkinan tidak akan langsung mendapatkan waktu bermain dan peran sebesar di Prawira dan timnas. Dia harus berebut menit dengan pemain lain yang punya kualitas setara dan lebih tinggi. Positifnya, dia akan bertemu dengan lawan lebih beragam dibandingkan dengan di IBL.
”Pasti keputusan itu sudah dipertimbangkan dengan sangat matang. Sebagai atlet asli Indonesia pertama yang berasal dari Bangka, ini merupakan sejarah bermain di Jepang. Saya percaya pemain-pemain muda kita banyak yang akan menyusul dia setelah ini,” lanjut Ocky.
Kepergian Bram akan menjadi lubang besar Prawira di IBL. Tim asuhan pelatih David Singleton itu kehilangan pemain yang memproduksi 14,4 poin, 4,4 rebound, dan 3 asis pada musim lalu. Guard setinggi 1,8 meter itu mengantar Prawira ke semifinal musim lalu, untuk pertama kali sejak operator liga kembali ke IBL, pada 2015.
Sementara itu, Bram juga berpotensi tidak bisa ikut berjuang dengan timnas untuk misi mempertahankan emas di SEA Games Kamboja 2023, pada 5-17 Mei 2023. Jika Veltex berhasil lolos hingga partai puncak di playoff, dia akan tertahan di Jepang hingga akhir Mei.