Gregoria Mariska Tunjung memiliki kesempatan kedua untuk menjuarai turnamen BWF World Tour setelah kalah pada final Hylo 2022. Dia meraih peluang itu di Spanyol Masters setelah menutupi rasa lelahnya dengan semangat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, SABTU — Tiga turnamen dalam tiga pekan beruntun di Eropa yang diikuti atlet bulu tangkis Indonesia membuat mereka, termasuk Gregoria Mariska Tunjung, harus tampil sambil menahan lelah. Hanya semangat yang akhirnya membuat tunggal putri terbaik Indonesia ini punya peluang menjuarai turnamen Spanyol Masters.
Semangat dengan taktik bermain yang tepat mengantarkan Gregoria ke final untuk berhadapan dengan pemain India, Pusarla V Sindhu, di Centro Deportivo Municipal Gallur, Madrid, Spanyol, pada Minggu (2/4/2023). Tunggal putri Indonesia peringkat ke-12 dunia itu harus menjaga semangat dan motivasi untuk bisa mengalahkan Sindhu, setelah selalu kalah dalam tujuh pertemuan lain.
”Gregoria baru” memiliki bekal itu yang diperlihatkan ketika berhadapan dengan bintang tuan rumah, Carolina Marin, pada laga semifinal, Sabtu malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. Dia mengalahkan tiga kali juara dunia itu dengan skor 10-21, 21-15, 21-10.
Kemenangan pada gim ketiga didapat tanpa perpindahan servis setelah Gregoria unggul 11-10 saat jeda. Dia meraih sepuluh poin beruntun tanpa membuat kesalahan.
Pelatih tunggal putri Herli Djaenudin menuturkan, Gregoria bisa mengubah strategi setelah kehilangan gim pertama. Kekalahan pada gim itu terjadi karena Gregoria terlalu memaksakan untuk beradu pada permainan di depan net meski poin lebih sering diraih Marin.
”Pada gim kedua dan ketiga, dia lebih banyak mengarahkan pukulan ke belakang lapangan dan itu berhasil,” kata Herli.
Strategi itu diterapkan karena Gregoria kelelahan setelah mengikuti dua turnamen lain secara beruntun. ”Jadi, biar lari dan pergerakan menutup lapangannya tidak terlalu jauh,” lanjut Herli.
Sebelum bermain di Spanyol, Gregoria menjadi salah satu wakil Indonesia yang menjalani tur Eropa sejak All England pada 14-19 Maret, dilanjutkan Swiss Terbuka pada pekan berikutnya. Meski Swiss Terbuka dan Spanyol Masters, yang berlevel BWF World Tour Super 300, lebih rendah dibandingkan All England Super 1000, hasil yang didapat Gregoria kian baik. Dia tersingkir pada perempat final All England, lalu mencapai semifinal di Swiss, dan saat ini akan tampil pada final di Spanyol.
Selain faktor strategi, ada hal mendasar yang membuatnya bisa bertahan melawan Marin, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, di hadapan pendukungnya sendiri. Sejak pertengahan 2022, Gregoria lahir menjadi sosok baru yang percaya diri dengan kemampuannya. Daya juangnya kian terlihat dibandingkan ”Gregoria lama” yang sering menyerah sebelum bertanding saat akan bertemu pemain top dunia.
Pada gim kedua dan ketiga, dia lebih banyak mengarahkan pukulan ke belakang lapangan dan itu berhasil.
”Mentalnya sudah semakin bagus dengan semangat yang begitu besar. Akhirnya, dia makin yakin di lapangan hingga tidak banyak melakukan kesalahan,” kata Herli, yang mulai bekerja sama dengan Indra Widjaja dalam melatih sektor tunggal putri di pelatnas bulu tangkis Indonesia.
Pola pikir positif itu pula yang harus dipertahankan Gregoria yang empat kali memberi perlawanan ketat, dari tujuh pertemuan, pada Sindhu. Pada pertemuan terakhir di babak kedua Indonesia Masters 2022, Greogria kalah dengan skor 21-23, 22-20, 11-21.
Praveen/Melati lahir kembali
Selain Gregoria, Indonesia juga berpeluang meraih gelar juara dari ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang akan melawan Mathias Christiansen/Alexandra Boeje (Denmark) pada final. Praveen/Melati unggul 3-1, tetapi kalah pada pertemuan terakhir di babak kedua Indonesia Terbuka 2021.
Penampilan di Indonesia Terbuka itu termasuk titik terendah mereka sebagai pemain pelatnas. Penurunan performa sejak menjuarai All England 2020, gelar terakhir Praveen/Melati, membuat mantan ganda campuran peringkat keempat dunia itu tak dipanggil PP PBSI untuk berlatih di pelatnas sejak 2022.
Masalah bertambah ketika Praveen harus beristirahat dari turnamen pada paruh kedua 2022 karena cedera pinggang. Praveen/Melati pun menata ulang perjalanan pada tahun ini untuk menuju performa terbaik mereka. Dalam laga semifinal, mereka mengalahkan pasangan Denmark lainnya, Mathias Thyrri/Amelie Magelund, 21-15, 22-24, 21-12.
Setelah mencapai hasil terbaik babak kedua pada Jerman Terbuka dan All England dari empat turnamen 2023, pasangan yang saat ini memiliki ranking ke-47 dunia itu akan merasakan kembali persaingan di partai puncak. Mereka terakhir kali mencapai tahap itu pada Hylo Terbuka 2021 di Jerman, ketika kalah dari Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand).
”Kami bersyukur bisa melewati pertandingan hari ini dengan kemenangan. Untuk final, kami harus lebih siap lagi sejak awal permainan. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik,” komentar Praveen dalam pbdjarum.org.
Pada nomor lain, gelar juara tunggal putra dipastikan menjadi milik Jepang dengan akan bertemunya dua pemain negara tersebut, yaitu Kenta Nishimoto dan Kanta Tsuneyama. Final sesama pemain senegara juga terjadi pada ganda putri dengan akan terjadinya persaingan pemain China, Chen Fang Hui/Du Yue dan Liu Sheng Shu/Tan Nin.
Adapun final ganda putra akan terjadi antara Fang Chih Lee/Fang Jen Lee (Taiwan) dan He Ji Ting/Zhou Hao Dong (China). Duet Fang adalah pasangan yang menyingkirkan ganda Indonesia nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada perempat final.