Dua pecatur unggulan Indonesia menelan kekalahan, sedangkan dua unggulan lainnya bangkit dari kekalahan pada Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia. Kondisi fisik dan konsistensi perlu terus dijaga demi tiket ke Piala Dunia.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Babak kelima Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, Selasa (9/5/2023), diwarnai ”tergelincir”-nya dua pecatur unggulan Indonesia sekaligus juara bertahan serta kebangkitan dua unggulan lain. Melihat hasil itu, peluang Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia 2023 masih terbuka asalkan kondisi fisik dan konsistensi pecatur tetap terjaga.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem menuturkan, peluang Indonesia mengunci tempat di Piala Dunia 2023 belum tertutup kendati empat pecatur unggulan masing-masing menelan satu kekalahan. Masih ada empat babak tersisa dengan tiga babak terakhir akan sangat menentukan.
Semua masih bisa terjadi, apalagi pertandingan masih panjang. Tiga babak terakhir akan sangat signifikan dan persiapan para unggulan ini harus matang, termasuk memastikan kondisi fisik dan konsistensi tetap terjaga.
”Semua masih bisa terjadi, apalagi pertandingan masih panjang. Tiga babak terakhir akan sangat signifikan dan persiapan para unggulan ini harus matang, termasuk memastikan kondisi fisik dan konsistensi tetap terjaga,” tutur Kris di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Menurut Kris, penting pula bagi para unggulan ini untuk merespons dengan baik kekalahan yang dialami. Semakin cepat mereka pulih dari kekalahan, semakin terjaga peluang mendapatkan tiket Piala Dunia 2023. Di kejuaraan ini, dua tiket dapat diraih jika menjadi juara dan runner up kelompok open/putra. Satu tiket lainnya bisa didapatkan apabila menjuarai kelompok putri.
Dalam kejuaraan yang akan berlangsung hingga 13 Mei 2023 ini, langkah empat unggulan Indonesia memang tidak mudah. Terbukti pada babak kelima, unggulan sekaligus jawara Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia edisi 2019, Grand Master (GM) Susanto Megaranto (elo rating 2.532) dan International Master (IM) Medina Warda Aulia (2.369), ”tergelincir”. Padahal, dalam empat babak sebelumnya, Susanto dan Medina tidak terkalahkan. Susanto dua kali menang dan dua kali remis, sedangkan Medina sekali menang dan tiga kali remis.
Pada babak kelima, Susanto takluk dari yunior rekan senegaranya, GM Novendra Priasmoro (2.504), sedangkan Medina menyerah dari unggulan kelima kejuaraan, Woman Grand Master (WGM) Thi Bao Tram Hoang (2.277) asal Vietnam. Pecatur kelahiran Indramayu, Jawa Barat, ini mengaku lengah saat bermain melawan Novendra, terutama setelah permainan tampak akan berakhir remis pada langkah ke-31. Akibatnya, Susanto mendapat ”hukuman” dari Novendra yang langsung memanfaatkan peluang untuk unggul.
”Tentu, saya sangat menyayangkan kekalahan ini. Apalagi hasil tersebut membuat peluang ke Piala Dunia semakin menipis. Berat memang, tetapi saya bertekad untuk terus menampilkan yang terbaik sampai babak akhir agar target lolos bisa tercapai,” ujar Susanto.
Sementara babak kelima ini menghadirkan kekalahan bagi Susanto, bagi Novendra justru menjadi momentum kebangkitan. Sebelumnya, pada babak keempat, Senin (8/5/2023), Novendra kalah dari GM Le Tuan Minh dari Vietnam (2.542). Padahal, Novendra sempat tak terkalahkan dalam tiga babak awal dengan meraih dua kemenangan dan satu remis.
Mengejar ketertinggalan
Hasil positif pada babak kelima juga diraih unggulan kedua putri, IM Irene Kharisma Sukandar (2.390). Pecatur berusia 31 tahun ini sukses menaklukkan pecatur Vietnam, WGM Thi Mai Hung Nguyen (2.193). Dalam pertandingan yang berlangsung lima jam ini, Irene menang pada langkah ke-64. Kemenangan itu tak lepas dari keberhasilan taktiknya menyimplikasi posisi. Buah hitam yang dimainkan Irene sukses mendapatkan posisi yang lebih baik saat end game.
Seperti laga-laga sebelumnya, kata Irene, pertandingan babak kelima juga berlangsung sengit. Bahkan, ia kembali harus mengakhiri laga dalam waktu yang tidak sebentar. Sepanjang lima babak, hanya pada babak pertama Irene mampu menyelesaikan pertandingan dalam waktu 2 jam. Sisanya, pecatur kelahiran Jakarta ini merampungkan laga dalam waktu minimal 5 jam.
”Jelas stamina dan energi terkuras, maka dari awal saya bilang keduanya perlu diatur sedemikian rupa. Puji syukur hari ini menang sehingga jadi suntikan bagus buat saya. Sebab, saya harus mengejar ketertinggalan dan saya memang mencari kemenangan pada babak ini. Apalagi (IM Batkhuyag) Munguntuul hanya terpaut 0,5 poin dari saya dan masih ada empat babak tersisa. Mudah-mudahan besok segar dan menang,” kata Irene.
Pada babak keempat, Irene kalah dari pecatur asal Mongolia, IM Batkhuyag Munguntuul (2.408), yang merupakan unggulan pertama dari 23 peserta. Akibat kekalahan itu, Irene gagal bertengger pada posisi puncak klasemen sementara. Kemenangan atas Thi Mai Hung Nguyen membuktikan Irene berhasil pulih dengan cepat seusai kekalahan dari Munguntuul.
Munguntuul, yang bermain remis melawan WGM Thi Kim Phung Vo (2.351) dari Vietnam, kini berada di posisi puncak klasemen sementara dengan raihan 4 poin. Adapun Irene menempati urutan ketiga dengan 3,5 poin, sedangkan Medina terlempar ke posisi 12 dengan 2,5 poin.
Pada sektor open/putra, Novendra menempati peringkat ke-5 dengan 3,5 poin, sedangkan Susanto ada di urutan ketujuh dengan 3 poin. Pecatur Mongolia, GM Sumiya Bilguun (2.474), memimpin klasemen sementara dengan 4,5 poin.
Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia masih akan berlanjut pada Rabu (10/5/2023) dengan mempertandingkan babak keenam mulai pukul 09.00 dan babak ketujuh pukul 16.30. Pada kelompok open/putra, Susanto akan menghadapi sesama pecatur Indonesia, Fide Master (FM) Andrean Susilodinata (2.379). Adapun Novendra bakal melawan pecatur Mongolia, GM Tsegmed Batchuluun (2.466). Pada sektor putri, Irene akan berduel dengan pecatur Vietnam, Thi Thanh An Nguyen (2.252), dan Medina bakal menghadapi pecatur Filipina, WGM Janelle Mae Frayna (2.266).