Pupus, Asa Indonesia Melaju ke Piala Dunia Catur 2023 lewat Zona 3.3 Asia
Indonesia gagal merebut tiket ke Piala Dunia melalui Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia. Pecatur Indonesia dituntut berlatih lebih keras dan rutin, baik teknik maupun fisik, demi mendapatkan hasil maksimal ke depan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harapan Indonesia untuk mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2023 melalui Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia telah pupus seiring kegagalan Grand Master Novendra Priasmoro meraih kemenangan pada babak kesembilan atau terakhir di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, Jumat (12/5/2021). Persiapan matang, mulai dari latihan teknik dan fisik, menjadi bahan evaluasi untuk tim Indonesia ke depannya.
Grand Master (GM) Novendra Priasmoro (Elo rating 2.504) merupakan satu-satunya asa Indonesia untuk mendapatkan satu dari tiga tiket ke Piala Dunia 2023 melalui Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia. Syarat kelolosannya memang tak mudah. Selain harus menang pada babak terakhir, Novendra juga mesti menunggu dua pecatur pesaingnya terjungkal. Sial bagi Novendra, pada babak terakhir, ia hanya bisa bermain remis melawan pecatur Mongolia, GM Dambasuren Batsuen (2.525).
”Tadi saya coba eksperimen saat pembukaan, tetapi ternyata hasilnya tidak sesuai. Kecewa, sih, karena hanya bisa remis. Namun, ini jadi evaluasi buat saya ke depan untuk terus belajar, terutama variasi pembukaan,” kata Novendra saat ditemui dalam upacara penutupan Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia di Hotel Century Park, Jumat (12/5/2021) malam.
Hasil imbang melawan Dambasuren membuat Novendra hanya bisa finis pada posisi keempat klasemen dengan koleksi 5,5 poin. Ia terpaut 1,5 poin dari pemuncak klasemen sekaligus juara kelompok terbuka, GM Sumiya Bilguun (2.453) dari Mongolia, dan tertinggal 1 poin dari runner up, GM Tuan Minh Le (2.542) dari Singapura. Dengan demikian, dua dari tiga tiket ke Piala Dunia 2023 menjadi milik Bilguun dan Minh Le.
Pelatih tim Indonesia, GM Andrei Vasilyevich Kovalev, mengaku kecewa atas kegagalan Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia 2023. Kovalev menekankan, kegagalan pada kejuaraan ini harus menjadi bahan evaluasi para atlet ke depan. Ia pun menyoroti pentingnya para atlet berlatih secara tekun dan reguler.
”Kalau ingin meraih hasil yang bagus, upayanya harus bagus pula. Latihannya harus keras, tidak melewatkan sekali pun jadwal latihan. Paling tidak, setiap hari berlatih 2-3 jam,” ujar Kovalev.
Senada dengan Kovalev, GM Ruslan Shcherbakov yang juga menjadi pelatih tim Indonesia turut menekankan pentingnya latihan. Menurut Shcherbakov, tak hanya latihan teknik, latihan fisik juga dibutuhkan agar stamina dan daya tahan tetap terjaga. Sebab, ketahanan fisik menjadi hal yang tak kalah penting dalam pertandingan catur.
Pecatur Indonesia lainnya, GM Susanto Megaranto (2.431), harus puas bertengger di posisi ketujuh klasemen dengan mengantongi 5,5 poin. Padahal, Susanto merupakan pecatur yang diunggulkan dalam kejuaraan tersebut karena merupakan juara edisi 2019 bersama pecatur dari kelompok putri, International Master (IM) Media Warda Aulia (2.369).
Seperti halnya Susanto, hasil negatif juga diraih Medina yang hanya berada di urutan ke-13 klasemen akhir dengan 4,5 poin. Unggulan Indonesia lainnya, IM Irene Kharisma Sukandar (2.390), finis di peringkat keempat dengan 5,5 poin.
Kami enggak mengharapkan wild card. Kalau dapat, kami akan berikan kepada yang layak. Namun, yang pasti sekarang, kami mencari peluang di Kejuaraan Asia Continental. Kami akan kirimkan atlet untuk memperebutkan lima tiket tersisa. (Utut Adianto)
Kejutan justru datang dari pecatur Indonesia unggulan ke-16 kejuaraan, Woman International Master (WIM) Dita Karenza (2.055), yang menempati urutan ketiga klasemen setelah mengumpulkan 6 poin. Pada babak terakhir, Dita sukses menaklukkan pecatur Singapura unggulan keenam, Woman Grand Master (WGM) Qianyun Gong (2.247). Dengan hasil itu, Dita berhak menjadi juara ketiga. Sementara satu tiket ke Piala Dunia 2023 dari sektor putri diraih WGM Thi Kim Phung Vo (2.294) dari Vietnam.
Kendati Indonesia gagal mendapatkan tiket ke Piala Dunia melalui Kejuaraan Catur Zona 3.3 Asia, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Utut Adianto mengatakan, atlet-atletnya masih memiliki kesempatan lain untuk mengikuti Piala Dunia Catur 2023 di Baku, Azerbaijan, pada Juli-Agustus 2023. Kans itu hadir lewat Kejuaraan Asia Continental di Kazakhstan pada Juni mendatang.
Tentang kemungkinan Indonesia mendapatkan wild card ke Piala Dunia, Utut mengaku belum mengetahuinya. Ia mengatakan, wild card biasanya diberikan kepada negara-negara yang jumlah pecaturnya banyak dan memiliki sumbangsih konkret ke Federasi Catur Internasional (FIDE).
”Kami enggak mengharapkan wild card. Kalau dapat, kami akan berikan kepada yang layak. Namun, yang pasti sekarang, kami mencari peluang di Kejuaraan Asia Continental. Kami akan kirimkan atlet untuk memperebutkan lima tiket tersisa,” ujar Utut.