Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon akan tampil pada semifinal turnamen bulu tangkis Thailand Terbuka. Itu menjadi semifinal pertama mereka tahun ini dalam upaya kembali ke persaingan elite dunia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, JUMAT — Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mencapai semifinal pertama pada tahun ini. Performa dalam mencapai babak empat besar turnamen bulu tangkis Thailand Terbuka BWF World Tour Super 500 itu menjadi cermin bahwa mereka belum ingin menepi dari persaingan level tinggi dunia.
Ganda putra Indonesia berjulukan ”Minions” itu akan menjalani semifinal Thailand Terbuka di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Thailand, Sabtu (3/6/2023). Mereka akan berhadapan dengan pasangan muda China yang menjadi unggulan ketiga, Liang Wei Keng/Wang Chang.
Setelah mengalahkan ganda putra tangguh China dan Korea Selatan pada babak kedua dan perempat final, laga melawan Liang/Wang menjadi ujian yang tepat bagi Kevin/Marcus untuk mengetes kemampuan mereka pada level permainan lebih tinggi. Mereka mengalahkan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan) dengan skor 17-21, 22-20, 21-18 pada perempat final, Jumat. Sehari sebelumnya, mantan ganda putra nomor satu dunia itu menang atas He Ji Ting/Zhou Hao Dong (China).
Melawan dua ganda tersebut, Kevin/Marcus jeli dalam menempatkan pukulan ke posisi yang sulit dijangkau. Mereka juga berusaha keras menguasai lapangan depan dengan cepat agar bisa mengontrol jalannya pertandingan.
Seiring bertambahnya usia, hingga kecepatan mereka tak sebaik 5-6 tahun lalu, Kevin/Marcus harus beradaptasi dengan kondisi mereka yang baru. Apalagi, setelah Marcus mengalami cedera kaki dan menjalani operasi pada 2022, mereka tak terlalu aktif mengikuti turnamen.
Baru pada tahun ini, mereka mencoba aktif kembali meski sempat terganggu karena sakit yang dialami Kevin. Itu membuat Kevin/Marcus batal tampil di All England pada Maret.
Maka, Liang/Wang adalah pemain yang tepat untuk mengetes kemampuan mereka pada level permainan lebih tinggi. Pasangan yang masing-masing berusia 22 tahun itu memiliki kecepatan dan kekuatan dengan intensitas tinggi.
Mereka menembus peringkat sepuluh besar dunia pada tahun ini, tampil pada final Malaysia Terbuka Super 1000, menjuarai India Terbuka Super 750, dan mencapai semifinal All England Super 1000. Kevin/Marcus bahkan selalu kalah dalam tiga pertemuan, dua di antaranya pada tahun ini, yaitu di babak kedua Malaysia Terbuka dan perempat final India Terbuka.
Senang rasanya bisa kembali ke semifinal Super 500, sudah lama sekali kami tidak mencapainya. Yang paling sulit bagi kami adalah beradaptasi kembali dengan hawa pertandingan yang sudah lama hilang, tetapi pelan-pelan kami sudah menemukan lagi hawanya. Semoga bisa terus membaik.
”Senang rasanya bisa kembali ke semifinal Super 500, sudah lama sekali kami tidak mencapainya. Yang paling sulit bagi kami adalah beradaptasi kembali dengan hawa pertandingan yang sudah lama hilang, tetapi pelan-pelan kami sudah menemukan lagi hawanya. Semoga bisa terus membaik,” tutur Marcus.
Dalam dua babak terakhir, kemampuan Kevin/Marcus benar-benar diuji oleh ketangguhan lawan yang pertahanannya tak mudah ditembus. Oleh banyak pemain, termasuk Marcus, kondisi di lapangan juga menjadi tantangan lain. Ini karena embusan angin terasa lebih kencang ke satu sisi sehingga mereka harus cerdik dalam menerapkan strategi.
”Kondisi itu membuat sulit untuk mengontrol bola, jadi kami harus benar-benar berpikir dan fokus. Kami tidak boleh lengah sedikit pun karena poin bisa hilang,” ujar Marcus.
Bagas/Fikri ke semifinal
Selain juara All England 2017 dan 2018 itu, Indonesia juga memiliki ganda putra lain yang akan tampil pada semifinal, yaitu Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Mereka akan berhadapan dengan ganda Korea Selatan, Kim Won-ho/Choi Sol-gyu, untuk pertama kalinya.
Upaya keras Bagas/Fikri mengatasi permainan cepat Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan) di lapangan depan membuat mereka bisa membalas kekalahan pada pertemuan sebelumnya. Mereka kalah dari Lu/Yang pada perempat final Perancis Terbuka 2022.
Salah satu kerja keras itu diperlihatkan ketika Bagas/Fikri memperoleh match point pertama, 20-16. Rotasi mereka di lapangan dirusak lawan dalam reli sebanyak 46 pukulan.
Penempatan kok dari Lu/Yang yang sulit dijangkau membuat Fikri harus menjangkaunya dengan cara menjatuhkan diri tiga kali. Diving kedua yang dilakukannya menghasilkan poin karena kok dari pukulan silangnya jatuh di lapangan kosong. Perebutan poin ini menjadi reli terbaik dalam pertandingan selama satu jam 13 menit itu.
”Kami senang dan lega bisa memenangi reli panjang tadi. Selain karena terjadi poin tua, rotasi kami juga sudah rusak. Beruntung, pengembalian silang Fikri bisa tepat,” kata Bagas.
Indonesia sebenarnya memiliki peluang menempatkan tiga wakil pada semifinal. Akan tetapi, Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani kalah dari Liang/Wang dengan skor 21-16, 15-21, 12-21.
Ganda putra menjadi satu-satunya nomor andalan tersisa Indonesia pada Thailand Terbuka sejak perempat final, Jumat. Pemain-pemain tunggal putra, ganda campuran, dan ganda putri tersingkir pada babak kedua, sehari sebelumnya.