Ambisi Besar Mohammed bin Salman untuk Sepak Bola Arab Saudi
Melalui "Public Investment Fund", Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengejar ambisi besar di ranah sepak bola. Bintang dunia didatangkan Liga Saudi demi mengejar pamor dan kualitas liga Eropa.
Gebrakan besar dilakukan Pemerintah Arab Saudi melalui Dana Investasi Publik (Public Investment Fund/PIF) untuk “memonopoli” Liga Saudi, kompetisi kasta tertinggi negara Timur Tengah itu. Setelah mengambil alih kepemilikan klub Inggris, Newcastle United, Oktober 2021, PIF telah mengumumkan sebagai penguasa empat klub Saudi, yakni Al-Hilal, Al-Ittihad, Al-Nassr, dan Al-Ahli.
Empat klub dengan historis dan prestasi terbaik di Saudi telah berada dalam satu payung induk perusahaan yang sama. PIF, yang dikendalikan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), menguasai 75 persen saham keempat klub itu, kemudian menyerahkan 25 persen masing-masing saham tersisa kepada yayasan nirlaba bentukan klub. Dalam waktu dekat, PIF akan mengumumkan nama anak perusahaan yang bertanggung jawab menangani empat klub tersebut.
Sebagai bagian dari pengumuman hari ini dari Investasi Klub Olahraga (Sport Clubs Investment) dan Proyek Privatisasi (Privatisation Project), empat klub Saudi; Al-Ittihad, Al-Ahli, Al-Nassr, dan Al-Hilal, telah ditransformasi menjadi perusahaan yang dimiliki PIF dan yayasan nirlaba masing-masing klub.
“Sebagai bagian dari pengumuman hari ini dari Investasi Klub Olahraga (Sport Clubs Investment) dan Proyek Privatisasi (Privatisation Project), empat klub Saudi; Al-Ittihad, Al-Ahli, Al-Nassr, dan Al-Hilal, telah ditransformasi menjadi perusahaan yang dimiliki PIF dan yayasan nirlaba masing-masing klub,” ungkap pernyataan resmi PIF, Selasa (6/6/2023), dilansir The Saudi Press Agency.
Keempat tim itu mewakili dua kota tersukses dalam sejarah Arab Saudi. Al-Ittihad, penguasa Liga Saudi 2022-2023, berasal dari Jeddah bersama Al Ahli. Al-Ittihad telah mengoleksi sembilan trofi juara, sedangkan Al-Ahli memiliki tiga gelar juara liga domestik.
Baca juga : Pengaruh Global Ronaldo Untungkan Arab Saudi dan Al-Nassr
Sementara itu, Al-Hilal dan Al-Nassr adalah rival sekota yang berasal dari kota terbesar di Saudi, Riyadh. Al-Hilal telah meraih 18 kali gelar Liga Saudi, sedangkan Al-Nassr yang diperkuat Cristiano Ronaldo sudah delapan kali merasakan menjadi kampiun Saudi.
Mengambil alih kepemilikan oleh PIF tidak sulit untuk keempat klub itu. Sebab, mereka sejak awal dibentuk dan dikelola oleh keluarga Kerajaan Saudi.
PIF menambahkan, kepemilikan empat klub lokal terbaik itu demi membuka lebih besar peluang investasi dan kemitraan. Yang paling utama, setelah dikuasai PIF keempat klub itu memiliki dana yang tidak terbatas untuk merekrut pemain-pemain terbaik dunia. Untuk mengembangkan empat klub itu dan Liga Saudi, PIF mengalokasikan dana hingga 3 miliar dollar AS (Rp 44,6 triliun) per tahun.
PIF bertekad untuk memberikan jatah yang adil kepada empat klub itu untuk merekrut setidaknya tiga bintang kelas dunia untuk musim 2023-2024. Tiga bintang itu terdiri dari satu bintang kelas A yang nilai kontraknya lebih dari 200 juta euro atau sekitar Rp 3,17 triliun per musim, kemudian dua bintang lainnya memiliki batas kontrak maksimal 100 juta euro (1,58 triliun) per tahun.
Baca juga: Bergabung ke Al-Nassr, Ronaldo Ditaklukkan Kenyataan
Setelah Al-Nassr menikmati popularitas dan menjadi tim paling terkenal di Asia dalam ranah media sosial, Al-Ittihad, Rabu (7/6) dini hari WIB, telah meresmikan transfer Karim Benzema. Penyerang asal Perancis itu hijrah ke Saudi dengan memegang status sebagai peraih Ballon d’Or.
“Saya sudah tidak sabar bergabung dengan rekan setim baru dan membantu mereka untuk membawa klub luar biasa ini berprestasi dan mengangkat sepak bola Arab Saudi ke level baru,” kata Benzema, yang menandatangani kontrak hingga 30 Juni 2026, seperti dikutip Saudi Gazette.
Benzema akan membantu Al-Ittihad untuk mengejar dua gelar internasional, yaitu Liga Champions Asia dan Piala Dunia Antarklub. Selain itu, kata Presiden Al-Ittihad Al-Hailae, Benzema menjadi tambahan bagi skuad asuhan Nuno Espirito Santo untuk mempertahankan trofi Liga Saudi musim depan.
“Karim (Benzema) adalah ikon global. Ia adalah box office dan masih berada di kekuatan terbaiknya. Ia bergabung di liga yang sangat kompetitif dan datang ke negara yang punya ambisi akbar di sepak bola baik dalam maupun luar lapangan,” ujar Al-Hailae.
Baca juga: Cristiano Ronaldo, Duta Mimpi Besar Arab Saudi
Selain eks dua bintang Real Madrid itu, Al-Hilal—adidaya di Liga Champions Asia dengan koleksi empat gelar—juga masih menunggu konfirmasi dari Lionel Messi atas tawaran mega-kontrak untuk bergabung ke Saudi. Tak tanggung-tanggung Messi ditawari kontrak nyaris 1 miliar euro (Rp 15,8 triliun) untuk dua musim.
Jika menerima kontrak itu, Messi akan menjadi pemain dengan kontrak terbesar dalam sejarah sepak bola. Dengan bergabung dengan Al-Hilal, maka Messi menerima lebih dari 1,5 miliar euro (Rp 23,8 triliun) dalam dua tahun ke depan dari Pemerintah Saudi. Pada tahun ini, ia telah lebih dulu direkrut sebagai Duta Pariwisata Saudi.
Tak hanya tiga peraih Ballon d’Or itu, keempat klub itu juga tengah menjajaki merekrut beberapa pemain ternama dari tiga liga top Eropa, seperti Liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Italia. Sejumlah pemain yang tengah bernegosiasi dengan klub Saudi adalah Sergio Busquets, Wilfried Zaha, N’Golo Kante, Iago Aspas, Adama Traore, Hugo Lloris, Alexis Sanchez, dan Roberto Firmino.
Saran Cristiano Ronaldo
Merekrut para pemain top Eropa itu seakan menjadi cara Liga Saudi memenuhi saran Ronaldo. Setelah menjalani paruh musim kedua bersama Al-Nassr, “CR7” mengakui Saudi memiliki potensi untuk menjadi salah satu kompetisi sepak bola terbaik di dunia. Tak segan, legenda Portugal menyebut Saudi bisa masuk dalam lima besar liga terbaik.
Baca juga: Ronaldo Tancapkan Sinyal Dominasi di Arab Saudi
Namun, untuk mencapai itu, kata Ronaldo, banyak hal perlu dilakukan Saudi. Salah satunya, meningkatkan kualitas liga dengan mendatangkan pemain-pemain top dunia.
“Jika pemain dengan nama besar datang, mereka akan sangat disambut di sini. Jika itu terjadi, liga tentu akan semakin berkembang,” ucap Ronaldo seperti dikutip SSC Channel, akhir Mei lalu.
Berdasarkan koefisien Konfederasi Sepak Bola Asia 2023, Liga Saudi berada di puncak mengalahkan Liga Jepang, Liga Korea Selatan, dan Liga Iran. Namun, berdasarkan ranking liga dunia melalui perhitungan komputer berdasarkan kualitas tim dan pemain yang dilakukan TeamForm, Liga Saudi berada di peringkat ke-68.
Investasi besar-besaran yang dilakukan PIF dilakukan untuk mendongkrak kualitas Liga Saudi di atas lapangan. Selain pemain top, mereka juga mendatangkan wasit-wasit terbaik dunia, seperti Michael Oliver (Inggris) dan Daniele Orsato (Italia). Keduanya memimpin satu laga Al-Nassr di paruh kedua musim 2022-2023.
Baca juga: Pindah ke Arab Saudi, Apakah Messi Menutup Karier dengan Kegagalan?
Selain itu, pelatih-pelatih terbaik dunia juga tengah dijajaki PIF untuk menangani tim mereka. Hanya Al-Ittihad satu-satunya dari empat tim milik PIF yang tetap mempertahankan juru taktik musim lalu, yaitu Espirito Santo, untuk bertualang di musim 2023-2024. Arab News menyebut Zinedine Zidane menjadi salah satu kandidat yang masuk daftar buruan Al-Nassr.
Dengan kondisi itu, PIF berharap Liga Saudi bisa mempertahankan wajah dominasi di Liga Champions Asia. Kemudian, secara perlahan, Liga Saudi menaikkan kelas untuk masuk dalam daftar 10 besar kompetisi terbaik di jagad raya.
Tak hanya PIF, sejumlah perusahaan milik negara di Saudi juga telah memiliki klub profesional masing-masing di kasta kedua dan ketiga Liga Saudi. Aramco, perusahaan minyak dan gas Saudi, telah memegang kendali klub Al-Qadsia, lalu Diriyah Gate Development Authority memiliki Al-Diriyah, Royal Commission for Al-Ula Governorate membentuk klub Al-Ula, serta Neon, perusahaan perencana kota pintar Saudi, memegang kendali Al-Suqoor.
Bukan utopia
Berbeda dengan China yang mengalami proyek gagal ketika mendatangkan pemain Eropa pada 2016-2017 lalu, dukungan penuh pemerintah menjadikan ambisi besar Liga Saudi itu tidak akan menjadi impian utopia semata. Kepemilikan Newcastle United di Inggris juga menjadi cara lain PIF untuk melebarkan pengaruhnya di dunia demi mendongkrak pamor sepak bola dalam negeri mereka.
Baca juga : Akhir Era Bintang Generasi Milenial
Sepak bola adalah salah satu cara Saudi menancapkan kekuatan lunak mereka di dunia yang tertuang dalam Visi 2030. Dengan kehadiran pemain bintang itu, MBS tidak hanya berharap stadion selalu terisi penuh oleh pendukung sepak Saudi yang fanatik, tetapi juga menghidupkan semangat berolahraga bagi generasi muda Saudi.
Jangan lupakan, ambisi besar PIF di ranah golf telah membuat kompetisi golf terkemuka dan legendaris di dunia, PGA Tour dan DP World Tour, akhirnya bersedia membentuk entitas baru bersama LIV Golf, yang dibentuk PIF sejak 2021 lalu. Seiring kesepakatan bersama untuk bersatu, Senin (5/6/2023), golf akan memiliki kompetisi baru di bawah kendali penuh PIF mulai paruh kedua tahun ini.
Berkaca dari golf, PIF akan melakukan hal-hal fantastis dan populis untuk meningkatkan pamor Liga Saudi. Tidak menutup kemungkinan dalam dua atau tiga tahun mendatang, klub Saudi sudah berani perang tawaran harga dengan tim-tim Eropa pada bursa transfer musim panas.
“Bin Salman ingin mengalahkan kemakmuran serta pengaruh Qatar dan Abu Dhabi (Uni Emirat Arab). Dengan mengambil alih aset, terutama aset budaya, menjadi cara Saudi untuk memperkuat pengaruh kekuatan lunak Saudi di dunia,” kata Christopher Davidson, pakar Timur Tengah, kepada The Athletic. (AFP/REUTERS)