Periode kedua Pelatih Ronald Koeman bersama Belanda berada dalam keraguan. Setelah kalah 0-4 dari Perancis dan menang kurang meyakinkan atas Gibraltar, mereka takluk 2-4 dari Kroasia di semifinal Liga Nasional 2022/2023.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROTTERDAM, KAMIS — Kroasia memberi pelajaran berharga kepada Belanda yang sedang berupaya membangun ulang kepercayaan diri tim. Dalam semifinal Liga Nasional Eropa, Kamis (15/6/2023) dini hari WIB, Kroasia sebagai tim tamu menaklukkan Belanda dengan skor telak, 4-2. Hasil itu mengantarkan Kroasia melaju ke final perdana mereka di Liga Nasional. Di partai puncak, ”Vatreni” akan berhadapan dengan pemenang dari laga semifinal antara Spanyol dan Italia, Jumat (16/6/2023).
”Ada momen-momen jelas yang menunjukkan kami perlu berkembang. Mereka (Kroasia) sedikit lebih pintar, sedikit lebih aman dalam penguasaan bola, dan secara keseluruhan mereka pantas menang,” ujar Pelatih Belanda Ronald Koeman kepada wartawan sehabis laga tersebut.
Dalam semifinal di Stadion De Kuip, Rotterdam itu, Belanda memimpin lebih dahulu melalui gol gelandang serang Donyell Malen pada menit ke-34. Namun, Kroasia berhasil membalikkan kedudukan lewat gol penalti penyerang Andrej Kramaric pada menit ke-55 dan penyerang sayap Mario Pasalic pada menit ke-72. Beruntung, Belanda bisa menyamakan kedudukan lewat gol telat pemain pengganti, ujung tombak Noa Lang pada menit ke-90+6.
Laga pun berlanjut ke babak tambahan, 2 x 15 menit. Akan tetapi, Belanda gagal mengoptimalkan keunggulan psikologis bermain di hadapan pendukung sendiri. Kroasia yang berstatus tim peringkat ketiga Piala Dunia Qatar 2022 menunjukkan mental baja untuk lepas dari tekanan suporter tuan rumah. Kroasia mampu mencuri dua gol melalui pemain pengganti, penyerang Bruno Petkovic, pada menit ke-98 dan penalti yang dilesakkan oleh jenderal lapangan tengah sekaligus kapten, Luka Modric, pada menit ke-116.
Kekalahan itu membuat Belanda gagal melaju ke final Liga Nasional 2022/2023. Padahal, final itu berarti sangat penting dalam rangka membangun ulang kepercayaan diri tim seusai tersingkir dari perempat final Piala Dunia 2022. Seusai Piala Dunia, ”Tim Oranye” mengganti pelatih dari Louis van Gaal kepada Koeman per 1 Januari 2023. Koeman menjalani periode kedua sebagai juru taktik ”The Flying Dutchmen” pasca-periode 6 Februari 2018-19 Agustus 2020.
Bagi Koeman, kekalahan itu membuat ”mantra” keduanya semakin dipenuhi keraguan. Dalam laga-laga pertamanya kembali memimpin tim, Belanda dihancurkan tuan rumah Perancis dengan skor 0-4 pada pekan pertama kualifikasi Piala Eropa Jerman 2024 pada 25 Maret 2023. Mereka menang kurang meyakinkan atas tim tamu Gibraltar dengan skor 3-0 pada pekan kedua kualifikasi Piala Eropa 2024 tanggal 28 Maret sebelum akhirnya takluk 2-4 dari Kroasia.
Kendati demikian, Koeman belum mau menyerah. Dia berkata, Belanda belajar banyak dari Kroasia yang finis kedua dan ketiga dalam dua edisi Piala Dunia terakhir. Dirinya percaya Tim Oranye akan meningkat dalam laga-laga berikutnya, mencapai level yang mereka inginkan.
Kami memiliki tim yang punya energi untuk terus berjuang. Itu adalah modal utama untuk membangun tim ini.
Dalam laga selanjutnya, Belanda akan menjalani laga perebutan tempat ketiga menghadapi salah satu dari Spanyol dan Italia di Stadion de Grolsch Veste, Enshede, Belanda, Minggu (18/6/2023). ”Kami memiliki tim yang punya energi untuk terus berjuang. Itu adalah modal utama untuk membangun tim ini,” kata Koeman.
Bek sekaligus kapten Belanda, Virgil van Dijk, mengatakan, mereka telah berjuang sekuat tenaga untuk memenangi laga tersebut. Akan tetapi, belum cukup untuk menghadapi tim kuat seperti Kroasia. ”Ini sangat mengecewakan. Kami tahu ini sulit, tetapi sebenarnya kami berjuang dengan cukup baik. Kami kebobolan dari dua penalti dan kami harus lebih baik untuk laga berikutnya,” ucap van Dijk kepada NOS.
Trofi mayor perdana
Sementara itu, kesuksesan menembus final Liga Nasional Eropa membawa Kroasia kian dekat dengan trofi mayor perdana mereka. Sejak berpisah dari Yugoslavia pada 1992, prestasi terbaik ”Kockasti” adalah runner-up Piala Dunia Rusia 2018 dan tempat ketiga Piala Dunia Perancis 1998 serta Piala Dunia 2022.
”Ini adalah kemenangan bagi rakyat Kroasia karena kami mengalahkan Belanda di depan pendukung mereka. Kroasia memiliki satu medali lagi (emas ataupun perak Liga Nasional) dan kami pantas mendapatkannya. Tidak ada yang mengecewakan dari tim ini, semua pemain tahu apa yang harus mereka lakukan, terutama untuk Kroasia,” kata Pelatih Kroasia Zlatko Dalic kepada Nova TV Kroasia.
Pada final yang berlangsung di Stadion De Kuip, Senin (19/6/2023) dini hari WIB, Kroasia akan menantang pemenang laga semifinal antara Spanyol dan Italia yang bermain di Stadion De Grolsch Veste, Jumat (16/6/2023). Peluang Kroasia untuk menundukkan Spanyol ataupun Italia cukup besar. Merujuk sejarah, Kroasia tidak inferior dari Spanyol ataupun Italia.
Transfermarkt.com mendata, Kroasia menang tiga kali, kalah lima kali, dan imbang sekali dengan Spanyol dari total sembilan pertemuan. Dari total sembilan pertemuan dengan Italia, mereka justru menang tiga kali, kalah sekali, dan imbang lima kali.
Performa Kroasia pun cukup apik setahun terakhir. Dari 19 laga sejak awal tahun lalu di semua kompetisi, ”Vatreni” hanya kalah dua kali, yakni 0-3 dari Austria pada penyisihan Grup 1 Liga Nasional Eropa, 3 Juni 2022, dan kalah 0-3 dari Argentina pada semifinal Piala Dunia, 13 Desember 2022.
Itu menambah kepercayaan diri Kroasia untuk meraih gelar juara Liga Nasional Eropa kali ini. ”Kami punya perunggu dan perak (dari Piala Dunia). Jadi, ayo kita kejar emas agar kita bisa menyelesaikan cerita dengan baik,” ujar Dalic.
Secara keseluruhan, performa apik Kroasia dalam enam tahun terakhir tidak lepas dari keberadaan generasi emas yang dipimpin oleh Modric. Bahkan, walau telah berusia 37 tahun atau di ambang ujung karier, pemain Real Madrid itu tetap menjadi roh utama permainan Kroasia. Tak heran, Dalic masih berharap Modric bisa melanjutkan kariernya lebih lama.
”Dia (Modric) bisa menjadi orang yang membantu kami memenangi medali emas. Dia akan memutuskan sendiri masa depannya setelah final. Yang jelas, dengan dia, kami bisa bermain jauh lebih baik, jauh lebih berkualitas,” ujar Dalic. (AFP/REUTERS/BBC)