Jelang laga Indonesia dan Argentina, warga berbondong melakukan penukaran tiket digital ke tiket fisik yang dimulai sejak Jumat hingga Senin. Mereka tetap antusias menyambut laga itu walau Argentina tanpa Lionel Messi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Meski Argentina tidak datang dengan kaptennnya, Lionel Messi, itu tidak menyurutkan antusiasme calon penonton untuk menyaksikan laga uji coba antara Indonesia dan Argentina di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (19/6/2023). Grafik positif Indonesia akhir-akhir ini dan status Argentina sebagai juara Piala Dunia Qatar 2022 diyakini akan menyajikan pertunjukkan menarik yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Antusiasme itu terlihat dari sejumlah calon penonton yang menukarkan tiket digital ke tiket fisik berbentuk gelang di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Sabtu (17/6/2023). Proses penukaran tiket itu dimulai sejak Jumat (16/6/2023), khusus untuk pembeli tiket kategori tiga. Kemudian, proses dilanjutkan untuk penukaran tiket semua kategori dari Sabtu hingga Senin. Jadwal penukaran berlangsung dari pukul 10.00 hingga 17.00 setiap harinya.
Pramaditya (40), warga Jakarta Selatan, dan anaknya, Dastan (10), salah satu di antara ratusan orang yang mengantre untuk menukar tiket, Sabtu. Keduanya bersabar menunggu giliran menukar tiket sejak pukul 09.30 atau 30 menit sebelum loket tiket dibuka dan baru mendapatkan tiket sekitar pukul 12.15.
Selepas mendapatkan tiket, wajah mereka sontak berubah. Dari sempat agak kesal karena menahan panas di tengah antre yang mengular panjang, raut muka keduanya langsung ceria saat memegang tiket kategori satu di tangan. Tak cukup dengan tiket yang didapat dari perang pembelian tiket di hari ketiga atau terakhir pada 7 Juni, Pramaditya menambah kebahagiaan Dastan dengan membelikan kaus cendera mata resmi tim Indonesia yang dijual persis di samping jalur antrean.
Pramaditya mengatakan, ada sedikit kekecewaan ketika tahu Messi tidak berada dalam rombongan Argentina yang akan bertanding dengan Indonesia. Tak dipungkiri, dia membeli tiket karena ingin sekalian menyaksikan langsung penampilan Messi, terutama untuk Dastan yang menggemari Messi sejak usia tiga tahun.
Namun, Pramaditya tidak kepikiran untuk membatalkan rencana menonton laga tersebut. Bagi dia, laga itu adalah momen langka yang belum tentu terulang dalam waktu dekat. Lagi pula, masih ada pemain bintang lain yang berada di skuad Argentina, seperti kiper Emiliano Martinez, yang juga diidolai Dastan.
Bahkan, setelah dapat tiket ini, saya justru semakin tidak sabar menunggu hari pertandingan ini. Kapan lagi bisa melihat Indonesia ketemu Argentina. Ada maupun tanpa Messi, Argentina tetaplah tim juara dunia.
”Bahkan, setelah dapat tiket ini, saya justru semakin tidak sabar menunggu hari pertandingan ini. Kapan lagi bisa melihat Indonesia ketemu Argentina. Ada maupun tanpa Messi, Argentina tetaplah tim juara dunia,” ungkap Pramaditya, yang pernah pula menonton laga Indonesia dan Belanda di Stadion Gelora Bung Karno sepuluh tahun lalu.
Nama besar Messi ataupun Argentina menjadi magnet luar biasa yang memicu fenomena gila bola mendadak di tengah masyarakat. Warga Jakarta Barat, Aan alias Adrian (62), misalnya. Dia dan istrinya adalah pembeli tiket kategori satu, sedangkan enam anggota keluarga mereka lainnya pembeli tiket kategori dua. Semua tiket itu didapat dari perang tiket hari kedua pada 6 Juni.
Sebelum ini, mereka tidak pernah menyaksikan laga sepak bola di stadion. Bukan karena khawatir dengan keamanan, mereka tidak sempat menonton langsung ke stadion karena kesibukan kerja. Akan tetapi, kali ini, mereka rela meluangkan waktu demi bisa menonton Indonesia berhadapan dengan tim juara dunia.
Bahkan, batalnya Messi tidak menjadi alasan untuk mengurungkan niat nonton laga tersebut. Aan sadar bahwa yang diundang PSSI adalah Argentina bukan Messi atau salah satu pemain. ”Saya suka sepak bola. Tetapi, selama ini, saya hanya nonton dari televisi. Karena ini yang datang Argentina, saya pikir kapan lagi untuk bisa melihat mereka langsung. Memang awalnya, saya dan keluarga juga ingin melihat Messi. Tetapi, Argentina bukan hanya Messi. Jadi, nikmati saja pertandingan nanti, yang sulit untuk terulang lagi,” ujar Aan.
Namun, tetap ada calon penonton yang tidak bisa membendung kekecewaan batalnya Messi ke Jakarta. Ita (21), warga Jakarta Selatan, menuturkan, sebagai penggemar Manchester United, yang paling utama ingin disaksikannya adalah permainan bek Lisandro Martinez dan penyerang Alejandro Garnacho.
Sadar Martinez cedera dan tidak dibawa Argentina untuk tur Asia ke China dan Indonesia, Ita berpikir masih ada Garnacho dan Messi yang notabene pesepak bola terbaik dalam sejarah dengan tujuh koleksi penghargaan pemain terbaik dunia. Maka itu, dia tetap membeli tiket kategori ketiga yang didapat dari perang tiket hari kedua.
Sayangnya, usai tiket dibeli, tersiar kabar Messi bersama gelandang serang Angel Di Maria dan bek Nicolas Otamendi tidak ikut dalam skuad yang ke Jakarta. Sontak, minat Ita menyusut dan akhirnya memutuskan tidak jadi nonton. Dia menjual tiket kepada temannya yang memang gila bola, tetapi kalah perang tiket. ”Kalau tidak ada Martinez dan Messi, mau lihat siapa lagi. Memang masih ada Garnacho, tetapi sebenarnya saya tidak terlalu mengidolakannya,” pungkas Ita.