Satu Kaki Tim Voli Putri Indonesia di Podium Juara
Tim nasional bola voli putri Indonesia berpeluang menorehkan tinta emas dengan lolos ke final AVC Challenge Cup. Mereka harus menghadapi musuh bebuyutannya, Vietnam, di partai puncak.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
GRESIK, KOMPAS - Tim nasional bola voli putri Indonesia menjejak satu kaki di podium juara AVC Challenge Cup. Indonesia menembus final setelah menang dramatis, 3-2, atas Taiwan (22-25, 26-24, 22-25, 25-20, 15-12), Sabtu (24/6/2023) malam, di Gedung Olahraga Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur.
Indonesia akan menghadapi musuh bebuyutannya, yakni Vietnam, yang kembali menang sempurna 3-0 atas India. Vietnam menjadi satu-satunya tim di turnamen yang belum kehilangan satu set pun hingga ke final. Vietnam adalah tim yang selalu menjegal langkah Indonesia ke final di tiga SEA Games terkini.
Final melawan Vietnam menjadi partai idaman yang ditunggu Indonesia untuk mencoba lagi membalas kekalahan di SEA Games. Alim Suseno, pelatih Indonesia, berpendapat, dengan mencapai final, suatu tim sudah menyegel juara. "Nah, masalahnya, mau juara satu atau juara dua. Kami meminta dukungan doa dari rakyat Indonesia agar 'Merah Putih' bisa juara karena lawan amat kuat," katanya.
Kemenangan di semifinal didapat dengan tidak mudah oleh Megawati Hangestri dan kawan-kawan. Dominasi seperti di empat laga sebelumnya dengan kemenangan telak 3-0 tidak bisa diulang saat menghadapi Taiwan. Namun, menurut Alim, pada laga semifinal yang dihadiri 3.000 penonton itu Indonesia untuk perama kalinya bisa mengalahkan Taiwan.
Megawati, opposite hitter senior andalan Indonesia, tampil gemilang dengan sumbangan 37 poin dari 70 spike dan 2 poin dari 4 blok. Mediol Yoku, opposite hitter, berkontribusi 13 poin dari 42 spike dan 3 poin dari 8 blok. Kapten tim, Wilda Nurfadhilah, yang berposisi middle blocker, memberi 13 poin yang 2 poin di antaranya dari blok dan 1 poin dari service ace.
Pada laga itu, opposite hitter Ratri Wulandari menyumbang 12 poin dari 20 spike. Ratri nyaris tak tergantikan sepanjang laga. Ratri memang sempat diganti beberapa detik, misalnya oleh opposite hitter Nandita Ayu Salsabila, tetapi masuk kembali. Staminanya seolah tidak menurun seperti baterai yang awet.
"Iya, enggak apa-apa, yang penting tetap semangat. Kalau menang dan masuk final begini enggak bisa banyak ngomong selain senang sekali," kata Ratri dalam jumpa pers seusai laga.
Sempat tertekan
Alim mengatakan, kemenangan atas Taiwan didapat dengan tidak mudah dan penuh tekanan. Skuad Merah Putih yang tampil sebagai tuan rumah memang tertekan dengan beban harus menang. Target yang dibebankan sudah terlewati, yakni empat besar atau semifinal.
Namun, Indonesia tidak ingin berpuas karena final bisa didapat, meski harus diperjuangkan mati-matian. "Tim bermain harus selalu seperti tentara yang berperang. Selama bola masih hidup, harus terus diperjuangkan untuk mendapat poin demi kemenangan," kata Alim.
Alim yang sebelumnya menangani tim putri TNI Angkatan Udara mengatakan, tim Merah Putih memang kesulitan di set pertama. Indonesia selalu tertinggal dalam perolehan poin sehingga kalah 22-25. Namun, Indonesia membalas di set kedua dengan bermain tenang dan fokus sehingga merebut kemenangan lewat 26-24.
Permainan Indonesia di set ketiga menurun, padahal sempat unggul jauh di posisi 11-5. Namun, para pemain Taiwan berjuang gigih mengejar bahkan membalik keadaan sehingga Merah Putih ditekuk dengan skor 22-25. "Di set ketiga, tim kembali tertekan, tidak tenang, dan membuat kesalahan. sementara Taiwan begitu baik dalam receive dan serangan," ujar Alim.
Namun, Indonesia bangkit di set keempat dan menang 20-25. Di set kelima, giliran Taiwan yang membuat kesalahan dan menguntungkan posisi Indonesia sehingga menyegel final dengan skor 15-12. "Di set kelima itu kemenangan ditentukan cuma dari daya juang dan mental. Di sini lah tim kita lebih unggul," kata Alim.
Opposite hitter sekaligus kapten Taiwan, Chen Tzu-ya, mengatakan, timnya mengucapkan selamat kepada Indonesia. Taiwan benar-benar kesulitan menghadapi Indonesia. Mereka juga terkesan dengan penampilan gemilang Megawati. "Atmosfer pendukung juga luar biasa. Kami tidak tertekan, tetapi kagum dengan penonton yang luar biasa di sini," ujarnya.
Chen melanjutkan, Indonesia bertanding pantang menyerah dengan daya juang luar biasa. Indonesia selalu bisa bangkit dari tekanan. "Saya akan memikirkan bermain di sini. Sepertinya menarik, jika ada tawaran, hahaha," katanya.
Adapun turnamen yang berlangsung kurun 18-25 Juni 2023 di Gresik ini diikuti 11 timnas dari Asia yang tidak ikut serta di VNL (Volleyball Nation League). Pemenang AVC Challenge Cup berhak mengikuti turnamen lebih sulit dan kompetitif yakni FIVB Challenger Cup. Juara turnamen dunia itu akan menggantikan satu tim yang terdegradasi dari VNL.