Ketatnya persaingan dan panjangnya tahapan seleksi menumbuhkan tekad baja bagi pebulu tangkis belia yang mengikuti Audisi Umum PB Djarum.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
KUDUS, KOMPAS - Audisi Umum Persatuan Bulu Tangkis (PB) Djarum mulai memasuki fase turnamen, Selasa (4/7/2023). Sebanyak 457 atlet yunior beradu ketangkasan guna memperebutkan 12 tiket lolos audisi di Gelanggang Olahraga Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Tahapan seleksi yang panjang dan ketat menumbuhkan tekad baja para pebulu tangkis belia.
Ratusan pebulu tangkis yunior U-11 dan U-13 itu melaju ke fase turnamen atau babak gugur setelah melewati dua tahap penyaringan dari 2.220 pendaftar. Jika berhasil melalui babak gugur, mereka tak serta merta lolos sebagai atlet PB Djarum. Para pebulu tangkis belia ini akan memasuki tahap akhir, yakni karantina untuk mengikuti serangkaian tes, baik fisik maupun kesehatan.
Pada sektor putra, mereka yang akan menjalani karantina selama empat minggu adalah para semifinalis. Sementara untuk kategori putri, pebulu tangkis yang berhak melaju ke tahap karantina setidaknya harus bisa mencapai final turnamen. Semua tahapan mesti dilewati para pebulu tangkis muda ini untuk mewujudkan impian mereka bergabung dengan PB Djarum.
Selain tahapan yang panjang, persaingannya pun ketat. Maka, tak jarang, peserta mengikuti audisi lebih dari sekali agar bisa lebih dekat dengan mimpinya. Fathir Habib Alqyano Tarigan (12), misalnya, kembali mengikuti audisi lagi setelah tahun lalu tersingkir pada babak empat. Pebulu tangkis asal Binjai, Sumatera Utara, ini bertekad tampil lebih baik pada audisi kali ini karena begitu ingin menjadi atlet PB Djarum.
“Aku ingin banget masuk PB Djarum biar bisa jadi atlet Indonesia dan jadi juara dunia, makanya tahun ini coba lagi. Sekarang latihannya sudah lebih rajin dan lebih siap,” kata Fathir yang lolos lagi ke babak empat dan akan bermain Rabu (5/7/2023).
Koordinator Tim Pencari Bakat Atlet Putra, Fung Permadi, menuturkan, pada audisi kali ini, tidak sedikit peserta yang pernah mencoba audisi pada tahun-tahun sebelumnya. Selama kesempatan masih ada, para pebulu tangkis itu akan terus memanfaatkannya. Namun, mulai tahun lalu, seleksi memang dirancang lebih ketat.
Pengetatan seleksi tak lepas dari pembinaan PB Djarum yang dimulai dari usia lebih muda ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Alhasil, waktu pembinaan berlangsung lebih panjang, sementara kesediaan tempat masih sama. PB Djarum lantas menetapkan kuota agar lebih selektif. Di sisi lain, peminat audisi kian banyak sehingga menimbulkan persaingan yang sengit.
“Selain kemampuan teknis, karakter, semangat juang, dan mental pebulu tangkis juga jadi penilaian utama. Terlepas mereka lolos atau tidak nantinya, paling tidak mulai tumbuh tekad mereka untuk bertanding, menang, dan bangkit ketika tersingkir,” ujar Fung.
Selain kemampuan teknis, karakter, semangat juang, dan mental pebulu tangkis juga jadi penilaian utama.
Tumbuhnya tekad baja tersebut juga disampaikan oleh Ivan Mulyawan, orangtua dari salah satu peserta termuda audisi, Faiya Ayunda Mulyawan (7). Ivan menuturkan, Faiya sempat menangis ketika gagal meraih kemenangan saat berlaga pada babak pertama. Bukan lantaran kecewa tak melaju ke babak berikutnya, Faiya menangis karena berpikir tak bisa mendapatkan sepatu yang dijanjikan ayahnya.
Namun, ketika Ivan tetap menawarkan untuk membelikan sepatu, Faiya menolak. Kata Ivan, Faiya berkukuh untuk latihan lebih semangat lagi agar pada audisi selanjutnya bisa melangkah lebih jauh. Keikutsertaan Faiya dalam audisi itu pun merupakan keinginan anak yang baru akan masuk sekolah dasar tersebut. Faiya ingin ikut audisi karena melihat kakak pertamanya lolos pada audisi tahun lalu dan kakak keduanya ikut audisi tahun ini.
“Keinginan saya, sih, sederhana, yaitu ingin mengenalkan atmosfer di sini kepada Faiya. Meskipun beberapa kali ikut dan menang turnamen di Jabodetabek, tetapi suasana di sini kan berbeda. Lawannya juga berbeda. Faiya ternyata senang. Dia malah bertemu teman baru, lawannya tadi jadi bestie,” ucap Ivan yang datang dari Jakarta Barat ini.
Hal serupa disampaikan ayah dari Aqila Zyan Noufalin (7), Budi Supriyanto. Rasa bangga memenuhi hatinya ketika tahu Aqila lolos hingga babak gugur. Kendati tak bisa melaju ke babak dua, Budi senang karena Aqila bisa merasakan bermain di audisi yang peminatnya selalu tinggi. Tak muluk-muluk, Budi hanya ingin memenuhi keinginan yang diutarakan Aqila saat ulang tahun Mei lalu, yakni bermain di lapangan PB Djarum.
Adapun Pelatih PB Djarum yang juga anggota Tim Pencari Bakat Atlet Putri, Ellen Angelina, menyampaikan, kualitas para pebulu tangkis belia meningkat dibandingkan penyelenggaraan audisi tahun lalu. Peningkatan kualitas itu dipengaruhi oleh persiapan peserta yang lebih matang lantaran tak terganggu pandemi Covid-19.
Peraih juara Indonesia Open 2021 dari sektor tunggal putri ini menambahkan, talenta para peserta pun lebih merata, baik peserta dari Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa. Kemampuan mereka, baik dari segi ketahanan, daya juang, maupun pukulan, kian menonjol dalam babak gugur.
“Berbeda dengan tahun lalu, sekarang kualitas peserta lebih bagus karena mereka latihan terus. Mereka punya kemampuan bagus yang merata. Peserta U-13 punya postur tubuh dan teknik yang cukup baik, begitu pula dengan U-11 yang sudah memiliki teknik dasar yang dikuasai,” ucap Ellen.
Selain Ellen, Tim Pencari Bakat juga diisi oleh jajaran pelatih PB Djarum dan legenda bulu tangkis Indonesia, antara lain Yuni Kartika, Hastomo Arbi, dan Roy Djojo Effendy. Ada pula Nimas Rani Wijayanti, Engga Setiawan, Rudy Gunawan Haditono, Denny Setyawan, Maria Elfira Christina, dan Juniar Setioko Tenggono.