Kedigdayaan Pelita Jaya dalam satu menit terakhir mengubah kekalahan di depan mata atas Satria Muda menjadi tiket menuju final IBL 2023.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemenangan dalam dua gim semifinal Liga Basket Indonesia atau IBL 2023 menunjukkan betapa digdaya Pelita Jaya Bakrie Jakarta atas Satria Muda Pertamina pada musim ini. Mereka melenggang ke final, bahkan ketika sepanjang laga terus tertinggal dan kekalahan sudah ada di depan mata.
Kedigdayaan Pelita Jaya itu ditunjukkan dalam gim kedua semifinal IBL di kandang SM, BritAma Arena, Jakarta, Sabtu (15/7/2023). Pada laga berintensitas tinggi sejak tepis mula, Pelita Jaya menang 87-84. Hasil ini melengkapi kemenangan 80-67 pada gim pertama, serta kemenangan 84-75 pada seri delapan musim reguler. Artinya, dari empat pertemuan sepanjang musim ini, Pelita Jaya hanya sekali kecolongan dari Satria Muda, yakni pada seri tiga.
Tidak seperti gim pertama yang baru ”panas” pada kuarter keempat, Satria Muda telah tampil meledak-ledak sejak awal laga. Satria Muda unggul hampir sepanjang laga, bahkan hingga 51 detik terakhir. Kemenangan juga sudah di depan mata setelah tulang punggung tim, Arki Dikania Wisnu, mencetak angka dari lemparan tiga poin. Forward tim nasional ini membawa Satria Muda kembali unggul dua poin atas Pelita Jaya, seusai dua kali disamakan kedudukan pada kuarter keempat.
Namun, Pelita Jaya menyeimbangkan skor untuk ketiga kalinya melalui lemparan kapten Andakara Prastawa Dhyaksa. Kesalahan fatal lalu dilakukan center asing Satria Muda, Elijah Johad Foster, ketika laga hanya tersisa 9 detik. Umpan Elijah mampu direbut oleh Prastawa yang langsung melakukan lay up untuk meraup dua poin. Prastawa menyempurnakan kemenangan Pelita Jaya dengan satu poin dari lemparan bebas usai dilanggar Sandy Ibrahim Aziz.
”Pelita Jaya bermain luar biasa. Padahal, kami beberapa kali unggul, termasuk keunggulan hingga 8 poin. Namun, mereka bisa mengejar sampai akhir, sedangkan kami tak lagi punya jawaban untuk menang. Ditambah kami kecolongan dengan kesalahan umpan yang seharusnya bisa jadi kesempatan kami, justru berbalik jadi kesempatan lawan,” ujar Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh.
Pelita Jaya memang mampu mengimbangi permainan Satria Muda. Setidaknya hingga kuarter ketiga, saling kejar-mengejar poin terjadi dengan keunggulan setiap tim tidak pernah lebih dari enam angka. Baru pada kuarter keempat, Satria Muda bisa unggul sampai delapan angka pada kedudukan 80-72.
Pelita Jaya bermain luar biasa. Padahal, kami beberapa kali unggul, termasuk keunggulan hingga 8 poin. Namun, mereka bisa mengejar sampai akhir, sedangkan kami tak lagi punya jawaban untuk menang.
Masing-masing tiga pemain dari dua tim juga sukses mencetak poin dua digit. Arki memanggul timnya dengan menyumbang hingga 25 angka, disusul guard Widyanta Putra Teja (17) dan Elijah Johad Foster (18). Adapun Pelita Jaya mengandalkan dua guard lokal, Muhamad Arighi (19 poin) dan Agassi Yeshe Goantara (18), serta forward asing Dominique Leondras Sutton (11). Mereka bermain gemilang ketika Prastawa tampil di bawah performa dengan hanya menyumbang sembilan poin. Meski demikian, lima dari sembilan poin guard tim nasional itu akhirnya menentukan kemenangan Pelita Jaya.
Di sisi lain, Pelita Jaya berhasil menerapkan transisi cepat setelah serangan lawan gagal. Terhitung ada 23 poin dari serangan balik atau fast break. Selain itu, tim asuhan Djordje Jovicic ini mampu memanfaatkan hingga 22 poin dari 19 kali kehilangan penguasaan atau turnover Satria Muda.
”Pada kuarter terakhir, masing-masing dari kami mulai memberi kontribusi, kami bermain sebagai tim, bukan orang per orang. Kuncinya adalah main tanpa tekanan dan saling percaya. Siapa pun yang mengeksekusi instruksi pelatih, kami memercayainya,” ucap center Pelita Jaya, Vincent Rivaldi Kosasih.
Dengan kemenangan Pelita Jaya, duel bertajuk ulangan final musim lalu itu selesai hanya dalam dua gim langsung. Satria Muda tak mampu memaksa Pelita Jaya memainkan gim ketiga untuk memperpanjang perebutan tiket ke final. Pelita Jaya pun menjadi tim pertama yang lolos ke partai puncak musim ini.
Pada partai final ketiga dalam tiga musim berturut-turut bagi Pelita Jaya itu, mereka akan berhadapan dengan Prawira Harum Bandung, tim terbaik musim reguler. Tiket menuju final diraih Prawira setelah meraih kemenangan kedua atas Dewa United, 88-80, di C-Tra Arena, Bandung.