Pecatur IM Medina Warda Aulia menjebak pecatur Bulgaria IM Nurgyul Salimova untuk bertarung di tengah papan dan mengakhirinya dengan remis. Mereka akan bertanding dalam catur cepat untuk menentukan pemenang.
Oleh
EMILIUS CAESAR ALEXEY
·3 menit baca
BAKU, KAMIS - Pecatur Indonesia International (IM) Master Medina Warda Aulia memaksa pecatur Bulgaria IM Nurgyul Salimova kembali bermain remis pada laga kedua babak keempat Piala Dunia Catur 2023 di Baku, Azerbaijan, Kamis (10/8/2023). Jebakan Medina untuk bertarung di kotak d4 menguras sumber daya kedua pecatur sehingga permainan mereka kembali berujung remis, seperti laga pertama.
Dengan hasil itu, keduanya harus menjalani dua laga catur cepat sebagai tiebreak atau babak penentuan pada Jumat (10/8/2023). Jika masih berakhir imbang, keduanya harus menjalani babak sudden death dengan catur kilat, di mana putih mendapat waktu lima menit dan hitam empat menit. Pecatur yang kehabisan waktu lebih akan kalah. Jika laga berakhir remis, pemegang buah catur hitam yang menang
"Kedua pecatur sama kuat dan memiliki kesamaan dalam penentuan posisi main. Sulit memetik kemenangan di antara kedua pecatur. Remis pada dua laga memang hasil terbaik bagi keduanya," kata Kristianus Liem, manajer tim Indonesia dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Menurut Kristianus, pada tiebreak dengan catur cepat, Medina dapat menggunakan kelebihannya untuk memenangi pertandingan. Kelebihan Medina adalah kecepatan berpikirnya yang lebih baik dibandingkan Salimova.
Hal itu terlihat pada dua laga, di mana Salimova selalu kehabisan waktu normal terlebih dulu dan Medina masih memiliki sekitar 20 menit sampai 30 menit. Pada catur cepat, kecepatan berpikir akan menjadi kunci. Pecatur bisa kalah karena kehabisan waktu yang pendek.
"Sejak usia sembilan tahun, kecepatan berpikir Medina sudah terlihat menonjol. Saya berharap, Medina bakal menang pada tiebreak dengan catur cepat, atau pada babak sudden death dengan catur kilat, jika memang diperlukan," kata Kristianus.
Laga Medina melawan Salimova diawali dengan pembukaan Gambit Menteri Pembelaan Tarrach. Kedua pecatur melangkahkan bidak di depan menteri ke d4 dan d5. Sejak pembukaan itu, pertarungan berpusat di papan tengah, di sekitar kotak d4.
Pada langkah ke-11, kuda hitam yang dimainkan Medina memukul bidak putih di d4 dan terus dipertahankan di kotak itu untuk mengganggu pergerakan perwira putih.
Kedua pecatur sama kuat dan memiliki kesamaan dalam penentuan posisi main. Sulit memetik kemenangan di antara kedua pecatur.
Laju menteri dan benteng putih ditahan di tengah oleh kuda hitam sampai ke langkah ke-22, saat gajah putih memukul kuda hitam itu. Medina membalas dengan menjalankan bidak hitam dan memukul gajah putih di kotak d4.
Pertarungan di sekitar kotak d4 terus berlanjut dengan adu benteng dan adu menteri untuk memperebutkan posisi sentral yang masih diduduki oleh bidak hitam. Medina memperkuat posisi bidak hitam di d4 itu dengan dukungan satu bidak lain, benteng, gajah, dan bahkan mendorong rajanya untuk melindungi bidak di kotak d4 dan e5.
Salimova yang tidak mau terjebak pertempuran di papan tengah mulai menggerakkan benteng untuk mengganggu para perwira yang menjaga bidak hitam d4. Langkah itu mengubah konstelasi pertarungan menjadi di f7, tempat bidak hitam menuju promosi.
Raja dan kuda putih berkelindan di sekitar kotak f7, menghindari ancaman benteng dan gajah hitam yang melindungi sang bidak. Saat kemungkinan menang makin kecil, kedua pecatur sepakat mengakhiri laga dengan hasil remis.