Marco Bezzecchi terus melanjutkan momentum positif di paruh kedua MotoGP musim ini dengan mencetak rekor lap tercepat di Sirkuit Red Bull Ring dengan ”chicane” baru. Hasil ini menguatkan motivasi Bezzecchi untuk menang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, JUMAT — Marco Bezzecchi mengakhiri sesi latihan MotoGP seri Austria dengan waktu putaran tercepat 1 menit 28,533 detik yang sekaligus rekor baru di Sirkuit Red Bull Ring setelah penambahan chicane. Bezzecchi mengungguli para pebalap tim pabrikan Aprilia, Ducati, dan KTM, serta menempatkan diri sebagai salah satu favorit peraih pole position. Posisi start terdepan sangat krusial menyusul penerapan regulasi tekanan ban minimum untuk balapan MotoGP.
Bezzecchi mencetak rekor baru itu di hadapan mentornya, Valentino Rossi, yang menyaksikan dari tepi lapangan. Pebalap berusia 24 tahun itu tidak menyelesaikan sesi penentu lolos ke kualifikasi kedua itu karena motornya kehabisan bahan bakar. Dia pun memarkir motor di pembatas lintasan dan kemudian dibonceng oleh Rossi menggunakan skuter untuk kembali ke paddock.
Kehadiran Rossi di Red Bull Ring ini menegaskan fokus legenda hidup MotoGP itu untuk membimbing Bezzecchi mencapai konsistensi performa. Selain itu, Rossi kemungkinan besar juga melakukan negosiasi dengan Ducati untuk memastikan pebalap terbaiknya itu mendapat paket motor terakhir untuk musim 2024.
Saat ini Bezzecchi menjadi aset yang sangat penting bagi tim Mooney VR46. Dia diharapkan tetap bertahan di tim milik Valentino Rossi itu musim depan. Namun, jika bertahan, Bezzecchi dipastikan oleh Ducati tidak akan mendapat motor spesifikasi terkini atau Desmosedici GP24 pada musim depan. Hal itu karena Ducati hanya bisa menyediakan empat motor terbaru dengan spesifikasi pabrikan, dua untuk tim pabrikan Ducati Lenovo dan dua untuk tim Prima Pramac Racing.
Jika Bezzecchi ingin memacu motor 2024, dia harus pindah ke Pramac. Jika bertahan di tim VR46, Ducati hanya bisa menyediakan motor 2023 dengan paket peningkatan performa terakhir.
Tim VR46 kini berusaha supaya Bezzecchi tetap bertahan pada musim 2024 sekaligus mendapat dukungan motor 2024 dari Ducati. Negosiasi pun terus berjalan dan keberadaan Rossi di Red Bull Ring diyakini terkait dengan masa depan Bezzecchi itu. Pebalap binaan Akademi VR46 itu juga ingin bertahan di VR46, tetapi keputusan pasti baru akan diketahui dalam balapan di Barcelona, 1-3 September mendatang.
”Seperti yang Anda tahu, rencana A saya adalah tetap bertahan di Mooney VR46. Akademi dan manajemen berusaha untuk menemukan solusi yang lebih baik untuk saya. Menurut saya, di Barcelona saya bisa memberi tahu keputusan yang pasti,” ungkap Bezzecchi.
Seperti yang Anda tahu, rencana A saya adalah tetap bertahan di Mooney VR46.
Seiring negosiasi yang berjalan itu, Bezzecchi tetap fokus bertarung meraih kemenangan dalam balapan akhir pekan ini. Dia mengawali akhir pekan ini dengan solid, menjadi pebalap tercepat dalam sesi latihan. Bezzecchi mengungguli pebalap Aprilia Maverick Vinales, pebalap Ducati Francesco Bagnaia, serta pebalap KTM Brad Binder. Ketiga pebalap tim pabrikan itu akan menjadi lawan terkuat bagi Bezzecchi dalam perebutan pole position pada Sabtu.
Posisi start terdepan sangat krusial di Red Bull Ring, seiring penerapan regulasi tekanan ban minimum. Trek yang memiliki empat titik pengereman keras ini akan membuat ban cepat panas sehingga pebalap perlu berada di depan untuk bisa menjaga ban tidak terlalu panas sehingga tekanan pun tidak terlalu tingggi.
Jika berada di belakang pebalap lain atau di tengah rombongan, ban depan akan cepat panas sehingga tekanan meningkat. Akibatnya, pebalap harus mengurangi kecepatan supaya motor tetap bisa dikendalikan. Jika tidak, ban akan kehilangan daya cengkeram dan risiko terjatuh sangat besar.
Red Bull Ring merupakan trek yang didominasi oleh Ducati, tetapi mulai musim 2020, KTM mulai memberi perlawan dan meraih dua kemenangan dalam lima balapan pada rentang 2020-2022. Musim lalu, Bagnaia menang dengan sangat meyakinkan di trek ini. Dia pun ingin mengulang hasil itu pada akhir pekan ini.
”Sirkuit ini selalu menjadi yang sangat bagus bagi kami. Tahun lalu kami kompetitif, kami kesulitan dengan daya cengkeram ban belakang hingga Sabtu. Kita lihat saja tahun ini,” kata Bagnaia dalam konferensi pers, Kamis.
”Kami tahu langkah maju yang dilakukan oleh KTM dalam pengereman dan akselerasi, Aprilia juga. Kedua tim itu meningkat paling pesat. Kami tahu potensi motor kami dalam pengereman, akselerasi, dan di lintasan lurus. Hal itu penting untuk meraih poin sebanyak mungkin yang bisa diraih,” kata Bagnaia yang kini memuncaki klasemen.
”Kami bisa memiliki keuntungan di trek ini. Jika kami start dengan baik, kami bisa menjadi lebih baik, dan bertarung untuk menang,” kata pebalap berjuluk ”Pecco” itu.