Francesco Bagnaia mengeluarkan jurus andalannya, pengereman terlambat, untuk menjaga dominasi Ducati di Red Bull Ring dengan memenangi balapan sprint. Jurus andalannya itu membuat Brad Binder tak bisa mendahului.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, SABTU –Francesco Bagnaia belum mendapatkan performa motor seperti yang dia inginkan, terutama dalam akselerasi, menjelang balapan sprint MotoGP di Red Bull Ring, Sabtu (19/8/2023) malam WIB. Namun, pebalap tim pabrikan Ducati itu mampu menutupi kekurangan itu dengan jurus pengereman terlambat sehingga Brad Binder tak memiliki celah untuk mendahului. Jurus late braking itu merupakan salah hasil adaptasi Bagnaia dengan Desmosedici GP yang dia asah sejak di tim satelit.
Pebalap berjuluk Pecco itu berulang kali memenangi balapan berkat jurus saktinya itu. Dalam balapan di Aragon pada musim 2021, misalnya, Marc Marquez dibuat tak berkutik oleh Pecco berkat pengereman yang sangat dekat dengan titik masuk tikungan itu. Marquez pun mengakui dirinya sudah mengerahkan seluruh kemampuan, tetapi tidak ada ruang untuk mendahului karena Pecco sangat lihai dalam late braking.
Jurus itu kembali membuahkan hasil maksimal dalam balapan sprint MotoGP seri Austria, akhir pekan ini. Teknik itu sangat sesuai dengan karakter Red Bull Ring yang menuntut pengereman dan akselerasi. Pecco sudah menggunakan jurus itu dalam kualifikasi untuk meraih pole position, menggusur pebalap tim Aprilia, Maverick Vinales.
Dia kembali memaksimalkan late braking dalam balapan sprint untuk menjaga pebalap KTM Brad Binder tetap di belakang. Kedua pebalap itu langsung menjauh dari rombongan sejak lap pertama, dan Binder terus menekan Pecco yang memimpin balapan. Namun, pengejaran Binder itu tidak berhasil, karena Pecco semakin menjauh karena dia meraih waktu dari pengereman terlambat dan kemudian melakukan akselerasi.
"Saya berusaha mengejar Pecco, tetapi dia sangat cepat. Dia melakukan pekerjaan dengan luar biasa. Saya kemudian mulai kehilangan daya cengkeram ban belakang," ujar Binder yang finis di posisi kedua.
Pebalap KTM itu berharap bisa tampil lebih solid dan memiliki daya cengkeram ban belakang yang lebih baik dalam balapan utama, Minggu (20/8/2023). Balapan utama ini akan menempuh 28 putaran dan menuntut manajemen ban yang sangat presisi.
"Dalam balapan besok (Minggu) kami harus lebih baik dalam pengelolaan ban, seperti yang selalu dilakukan di trek ini, tetapi saya sangat senang dengan hari ini," ungkap Pecco kepada TNT di mixed zone.
Untuk bisa mengelola ban dengan baik, Pecco bertekad melakukan start brilian seperti dalam sprint, di mana dia tetap di posisi terdepan begitu keluar dari tikungan pertama. Reaksi start yang cepat sangat krusial, karena KTM memiliki start device yang sangat bagus sehingga RC16 bisa melesat bak roket saat start.
Saya berusaha mengejar Pecco, tetapi dia sangat cepat.
"Sangat penting melakukan start seperti hari ini, itu sempurna. Menurut saya start akan berbeda, karena kami akan start dalam grup tiga, empat pebalap, dan kemudian pebalap yang bisa mengelola ban belakang akan mulai membuat jarak, mungkin akan lebih sulit dibandingkan hari ini," tegas Pecco.
Seusai balapan, Pecco sempat merayakan kemenangan sprint bersama mentornya Valentino Rossi di tepi lintasan. Kemenangan pebalap lulusan Akademi VR46 itu sedikit mengobati kekecewaan Rossi karena kedua pebalap tim Mooney VR46, Marco Bezzecchi dan Luca Marini, terjatuh dan gagal finis.
"Ya dia mengatakan kepada saya 'balapan luar biasa'. Saya sangat senang, kami akan berbincang kemudian, dan pasti dia akan menanyakan banyak hal," ujar Pecco terkait Rossi yang selalu membimbing dirinya secara pribadi.
Balapan sprint ini diawali dengan insiden sesaat setelah start di mana sejumlah pebalap terlibat kecelakaan. Dari tayangan ulang kejadian, insiden itu diawali oleh manuver pebalap Pramac Racing Jorge Martin yang masuk di sisi dalam pebalap Yamaha Fabio Quartararo. Kondisi itu membuat Quartararo melebar tetapi sudah tidak ada ruang sehingga sejumlah pebalap bersenggolan. Tiga pebalap terjatuh, yaitu Johann Zarco, Miguel Oliveira, dan Bezzecchi.
Bezzecchi sempat melanjutkan balapan tetapi kerusakan pada motor memaksa dia kembali ke garasi. Pebalap muda Italia itu sangat geram dan menunjukkan kekecewaan dalam gestur di garasi tim. Rekan setim Bezzecchi, Marini akhirnya juga terjatuh karena bersenggolan dengan Martin di tikungan 2 dalam perebutan posisi ketiga. Martin akhirnya finis di posisi ketiga.
"Ya, saya pikir ini balapan yang emosional karena terjadi banyak hal dalam balapan. Di tikungan pertama saya melihat banyak pebalap terjatuh dan itu membuat sangat grogi karena saya pikir saya tahu siapa yang salah, dan itu membuat saya sedikit grogi," ujar Martin.
"Kemudian, saya mulai tancap gas dan saat saya mendahului Marini saya sudah berada di depan dan kemudian saya merasakan ada senggolan dan kemudian saya melihat dia terjatuh. Saya berpikir mereka akan menjatuhkan long lap (penalty) jadi saya berusaha tancap gas hingga tikungan terakhir untuk menciptakan selisih waktu tiga detik," lanjut Martin yang start dari posisi ke-12.
"Saya senang dengan hasil ini, karena start dari belakang dan bisa di podium sungguh luar biasa. Besok akan lebih sulit, tetapi akan lebih lama untuk menerapkan pace saya," pungkas pebalap asal Spanyol itu.
Dalam balapan ini, Quartararo mendapat sanksi long lap penalty karena menyebabkan pebalap penguji Aprilia Lorenzo Savadori terjatuh. Quartararo pun akhirnya finis di posisi ke-15.