Valentino Rossi dibanjiri kebahagiaan berkat performa brilian para pebalap lulusan Akademi VR46, yakni Francesco Bagnaia, Marco Bezzecchi, dan Luca Marini, dalam balapan MotoGP di Red Bull Ring, Austria.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, MINGGU — Valentino Rossi diliputi kebahagiaan di Red Bull Ring menyusul performa brilian para pebalap yang dia gembleng dalam Akademi VR46 dalam balapan utama MotoGP seri Austria, Minggu (20/8/2023). Di kelas MotoGP, Francesco Bagnaia mengokohkan dominasinya dengan finis terdepan dan Marco Bezzecchi melejit dengan meraih podium ketiga. Adiknya, Luca Marini, juga tampil solid dengan finis keempat. Kebahagiaan Rossi semakin lengkap dengan kemenangan pebalap asuhan Akademi VR46, Celestino Vietti, di kelas Moto2.
Rossi menyaksikan balapan dari tepi sirkuit. Dia beberapa kali terlihat tegang saat Bezzecchi dua kali berusaha mendahului pebalap Gresini, Alex Marquez, tetapi selalu gagal. Rossi akhirnya bisa tersenyum lega dan bertepuk tangan setelah usaha ketiga Bezzecchi berhasil mendahului Marquez di tikungan 1. Beberapa menit kemudian, giliran Marini yang mendahului Marquez di tikungan 9 untuk finis di posisi keempat.
Performa brilian kedua pebalap tim Mooney VR46 itu melengkapi kemenangan pebalap binaan Akademi VR46 lainnya, Francesco Bagnaia. Pebalap tim pabrikan Ducati itu kembali tampil solid dengan pengendalian motor brilian, untuk memenangi balapan utama. Pebalap berjuluk Pecco itu bahkan finis dengan keunggulan 5,1 detik atas pebalap KTM Brad Binder yang finis kedua.
Pecco dan Bezzecchi pun merayakan pencapaian mereka bersama Rossi di tepi lintasan. Rossi bergantian memeluk dan menepuk-nepuk punggung Pecco dan Bezzecchi. Wajah legenda hidup MotoGP itu memancarkan kebahagiaan.
Kehadiran Rossi di Red Bull Ring, selain membimbing para pebalapnya, juga untuk meyakinkan Bezzecchi supaya tetap bertahan di tim Mooney VR46 musim depan.
”Ya, kami berbincang banyak dengan Marco, targetnya adalah mempertahankan dia (Bezzecchi) dan Luca di tim untuk tahun depan,” ungkap Rossi sebelum balapan kepada televisi TNT.
Saya sangat bahagia merasakan cinta dia dan dorongan dia untuk terus berusaha bersama tim. Kami sudah bekerja sama selama bertahun-tahun, saya berharap semuanya akan baik-baik saja.
”Saya sangat bahagia merasakan cinta dia dan dorongan dia untuk terus berusaha bersama tim. Kami sudah bekerja sama selama bertahun-tahun, saya berharap semuanya akan baik-baik saja. Namun, dalam waktu dekat kami akan tahu apa yang akan kami lakukan. Apa pun itu, hari ini saya hanya ingin menikmati momen ini, juga bersama tim,” ungkap Bezzecchi terkait keberadaan Rossi dan keinginan mentornya itu mempertahankan dirinya.
Bezzecchi menunjukkan potensi besar menjadi pebalap papan atas hanya dalam musim keduanya di MotoGP. Di awal musim ini, dia memuncaki klasemen pebalap dan kini di posisi ketiga. Dia hanya terpaut enam poin dari pebalap Prima Pramac Racing, Jorge Martin, di posisi kedua, serta 68 poin dari Pecco di puncak klasemen.
Rahasia Ducati
Pecco semakin kokoh di puncak klasemen dengan 251 poin berkat tambahan 37 poin dari kemenangan balapan sprint dan balapan utama di Austria. Pebalap asal Italia itu kembali memaksimalkan kelihaiannya dalam pengereman terlambat, serta mendapat motor yang meningkat performanya dalam start. Perbaikan start itu sangat krusial untuk menahan KTM. Selama ini motornya bisa melesat bak roket saat start berkat start device. Namun, di Red Bull Ring, motor Desmosedici GP23 yang dipacu Pecco pun melesat bak roket saat start.
”Ya, kami memberi dia sesuatu seperti yang bisa Anda lihat, fairing, untuk berusaha lebih baik dalam akselerasi, tetapi ada yang lain, tetapi saya tidak bisa membahas itu. Ya, sesuatu yang datang (terinspirasi) dari KTM yang membuat performa mereka sangat baik. Dalam beberapa balapan ini kami fokus pada start KTM yang sangat mengesankan, yang bisa Anda lihat dalam beberapa balapan lalu, dan saya pikir kami bisa mempersempit jarak itu,” ungkap Manajer tim Ducati Davide Tardozzi seusai balapan.
Peningkatan performa motor itu bukan segalanya, karena masih memerlukan pebalap yang mampu memaksimalkan potensi motor. Pecco melakukan itu dengan brilian, terutama mencetak pace yang solid dan konsisten dalam kondisi ban yang tekanannya semakin tinggi. Performa Pecco itu kemudian membuat KTM menginstruksikan Binder untuk menggunakan mapping 2 pada putaran ketujuh. Instruksi itu menegaskan target Binder bukan lagi mendahului Pecco, melainkan menjaga finis di posisi kedua dengan menghemat ban.
”Saya mengharapkan pace yang lebih cepat hari ini, tetapi ban dalam kondisi kritis, tekanan ban depan mulai meningkat, dan ban belakang mulai spinning. Namun, kami bisa mengatasi itu dan saya senang dengan peningkatan yang kami lakukan di sepanjang akhir pekan ini. Terima kasih kepada tim saya yang melakukan pekerjaan luar biasa,” tegas Pecco.
”Angkat topi untuk Pecco yang melakukan pekerjaan fenomenal di lintasan, tidak melakukan kesalahan selama balapan. Ya, kami akan terus berusaha,” ungkap Binder.