Melalui laga Grup G Piala Dunia FIBA 2023 melawan Pantai Gading, juara bertahan Spanyol dapat melihat gambaran realistis timnya.
Oleh
KELVIN HIANUSA, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Di atas kertas, tim bola basket Spanyol unggul segala-galanya dari tim Pantai Gading. Namun, tekad besar Pantai Gading untuk menjadi kuda hitam bisa menjadi ganjalan. Laga Grup G Piala Dunia FIBA 2023 itu akan menjadi parameter kualitas Spanyol sebagai juara bertahan.
Laga hari kedua Piala Dunia FIBA 2023 akan mempertemukan Spanyol dengan Pantai Gading di Stadion Indonesia Arena, Sabtu (26/8/2023) pukul 20.30. Spanyol datang dengan status sebagai juara Piala Dunia 2019. Mereka juga merupakan tim keempat dalam Power Ranking FIBA atau tim unggulan berdasarkan tren performa dan kualitas tim terkini.
Sebaliknya, Pantai Gading berada dalam posisi paling buncit dalam urutan itu, yakni ke-32. Pada Piala Dunia edisi sebelumnya, Pantai Gading juga hanya bercokol pada posisi 29 setelah melewati lima laga tanpa kemenangan. Sepanjang empat kali keikutsertaan mereka di Piala Dunia, Pantai Gading hanya meraih satu kemenangan dalam total 20 laga.
Perbedaan kualitas Pantai Gading dengan Spanyol pun ada dalam banyak aspek. Apalagi Pantai Gading tak diperkuat pemain veteran dan andalan, seperti Stephane Konate. Pemain yang mencetak 16 poin saat memastikan kelolosan mereka ke Piala Dunia 2023 tidak dipanggil. Pemain naturalisasi yang berkarier di Liga Basket Eropa, Matt Costello atau Alex Poythress, juga absen. Alex Poythress cedera, sementara Matt Costello diistirahatkan.
Spanyol juga sebenarnya tidak datang dengan tim terbaiknya, termasuk tanpa Ricky Rubio yang merupakan most valuable player (MVP) Piala Dunia 2019. Rubio absen karena kesehatan mental. Guard Spanyol lainnya, Lorenzo Brown, juga tak ikut serta karena cedera.
Namun, Spanyol beberapa kali membuktikan bahwa mereka memiliki peluang besar untuk memenangi trofi kendati tanpa diperkuat tim terbaik. Juara dunia dua kali itu tidak difavoritkan di Eurobasket 2022. Meski begitu, mereka berhasil menjadi juara.
“Kami melebihi ekspektasi siapa pun pada Piala Dunia edisi sebelumnya. Namun, itu bukan jaminan bahwa kami bisa melakukannya setiap saat. Meski demikian, kami tidak takut dengan itu. Kami siap menyambut laga pertama di turnamen ini,” ujar pelatih Spanyol Sergio Scariolo, yang juga membawa timnya menjuarai Eurobasket 2022, medali perunggu Olimpiade 2016, dan medali perak Olimpiade 2012.
Kolam pemain Spanyol pun tampak sangat dalam. Ketika Rubio dan Brown berenang keluar, masih banyak “ikan” berkualitas lainnya yang ada di dalam. Pemain baru Panathinaikos, Juancho Hernangomez, misalnya, membuktikan kualitasnya ketika membawa Spanyol memang di final Eurobasket 2022. Bersama saudaranya Willy, pemain paling berharga di kompetisi yang sama, dia akan menjadi kekuatan tim dalam menyerang.
Begitu pula dengan pemain muda di posisi guard, seperti Juan Nunez (19). Nunez menunjukkan penampilan positif, terutama dalam laga uji coba melawan Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Pemain dari klub Liga Spanyol, Ratiopharm Ulmmen, ini mencetak delapan poin dan lima assist. Spanyol juga mencatatkan 29 assist secara keseluruhan, bukti bahwa permainan operan mereka sangat baik.
"Mundurnya Ricky tentu merupakan kehilangan besar buat kami. Kami akan senang dia kembali setelah tahun lalu absen (di Eurobasket), tetapi ternyata tidak bisa terwujud. Tanpa Ricky dan Lorenzo, kami membuat keputusan cepat dan berani dengan memainkan guard yang sangat muda," tutur Scariolo.
Adapun Rudy Fernandez sebagai kapten dan pemain veteran di Spanyol siap untuk menyatukan tim dengan generasi baru itu. Fernandez, bersama veteran lainnya, seperti Sergio Llull dan Victor Claver, akan berusaha membagikan pengalaman mereka kepada para pemain muda dan menguatkan tim, terutama ketika melalui momen sulit.
Spanyol memainkan lima laga dalam rangkaian uji coba. Mereka mengalahkan Venezuela, Slovenia, dan Republik Dominika, plus kalah dari Amerika Serikat dan Kanada. Namun, laga persahabatan tidak bisa menjadi gambaran realistis tim mengingat Sergio Scariolo cukup ahli menyimpan dan mengatur kekuatan timnya. Laga perdana melawan Pantai Gading seharusnya dapat menjadi parameter kualitas Spanyol dalam Piala Dunia.
Terlebih, Pantai Gading bertekad kuat menjadi kuda hitam dalam Piala Dunia. Pelatih Pantai Gading Dejan Prokic ingin membuktikan bahwa timnya layak untuk ditempatkan dalam peta persaingan basket dunia. Juara kedua kejuaraan basket antarnegara Afrika, Afrobasket 2021, ini ingin menunjukkan kemampuan sekaligus mengubah pandangan orang lain tentang Pantai Gading.
Kepercayaan diri mereka juga tinggi mengingat persiapan yang dijalani cukup panjang, yakni selama 45 hari. Mereka pun memiliki modal bagus saat babak Kualifikasi Piala Dunia zona Afrika. Tim berjulukan “The Elephants” ini memenangi 10 laga dari 12 pertandingan.
"Saya tidak bisa bilang bahwa kami akan mengalahkan Spanyol, tetapi kami punya peluang dan kami akan menggunakannya. Kami akan berjuang, menampilkan yang terbaik, dan lihat apa yang akan mereka lakukan," ujar Prokic.
Pada laga Grup G lainnya, Iran dan Brasil akan saling berhadapan. Pada pertemuan terakhir di Piala Dunia 2014, Iran kalah 50-79 dari Brasil. Kapten tim Iran, Hamed Haddadi, mengatakan, laga melawan Brasil akan berlangsung seru karena kedua tim kini sama-sama didominasi wajah-wajah baru yang masih berusia muda.