Berkat ”Guard” Remaja, Duka Tim Spanyol Mereda
Kehilangan seorang pemain penting tidak selalu berarti buruk dalam olahraga tim. Tim Spanyol menunjukkannya setelah kehilangan Rubio di Piala Dunia.
Masa duka tim Spanyol akibat ketidakhadiran point guard veteran Ricky Rubio sudah berlalu. Kini, tim juara bertahan itu menatap masa depan baru bersama point guard 19 tahun, yaitu Juan Nunez. Dalam debutnya di Piala Dunia, sang remaja membuat kehilangan Rubio ternyata tidak seburuk yang diperkirakan.
Era baru Spanyol telah tiba di Stadion Indonesia Arena pada Sabtu (26/8/2023). Kemenangan Spanyol atas Pantai Gading, 94-64, dalam laga pertama Grup G menjadi penanda. Mereka berjaya dengan kontribusi banyak pemain muda, seperti Nunez, Usman Garuba (21), dan Santi Aldama (22).
Baca juga : Tontonan Kelas Dunia dan Kenyamanan Perlu Beriringan
Di antara semua, Nunez paling menjanjikan. Dia langsung dipercaya sebagai starter oleh pelatih kepala Spanyol, Sergio Scariolo. Meskipun menjadi satu-satunya remaja di lapangan, pebasket asal klub Jerman, Ratiopharm Ulm, itu tidak gentar. Dia tampil percaya diri dengan menyumbang 3 poin, 5 rebound, dan 8 asis.
Untuk ukuran catatan individu, raihan Nunez terbilang minimalis. Namun, tidak bisa menilai pemain hanya dari tiga catatan statistik. Bola basket adalah permainan tim. Di titik itulah nilainya terlihat. Nunez istimewa karena menciptakan 8 asis tanpa berujung satu pun kehilangan bola atau turnorver.
Nunez berperan sebagai pengatur tempo, pembagi bola, dan pencipta peluang untuk rekan-rekannya. Dia bagai seorang dirigen dalam grup orkestra. Adapun 8 asis tanpa turnover tersebut bisa diibaratkan seperti dirigen yang menyudahi pertunjukan tanpa nada yang meleset dari seluruh lagu. Sempurna.
Lebih dari itu, pengaruhnya di lapangan bisa dilihat dari statistik plus minus. Nunez mencatat plus 34 atau yang terbaik dari tim Spanyol. Artinya, tim ”Matador” unggul 34 poin atas Pantai Gading ketika sang pemain kidal berada di lapangan. Adapun sang debutan hanya tampil 20 menit 52 detik.
Saya sangat menikmati bermain dengannya di lapangan. Dia sangat muda, tetapi punya peran besar untuk kami tahun ini. Dia semakin dewasa setelah bermain di Jerman setahun terakhir.
Willy Hernangomez, Most Valuable Player EuroBasket 2022 dari Spanyol, kagum dengan penampilan Nunez. ”Saya sangat menikmati bermain dengannya di lapangan. Dia sangat muda, tetapi punya peran besar untuk kami tahun ini. Dia semakin dewasa setelah bermain di Jerman setahun terakhir,” ujarnya.
Baca juga : Parameter Kualitas Sang Juara Bertahan
Laga itu memang tidak cukup mencerminkan potensi Nunez sesungguhnya. Perbandingan kualitas tim dari Eropa dan Afrika sangat jauh. Lihat saja dari peringkat. Spanyol berada di puncak peringkat dunia, sedangkan Pantai Gading menempati peringkat ke-42. Pantai Gading baru belajar terbang saat Spanyol sudah berkelana keliling dunia.
Namun, Nunez tetap pantas dipuji. Point guard biasanya diperankan orang paling pintar, tenang, dan dewasa dalam tim. Sebab, jika ragu-ragu atau terburu-buru, mereka bisa merusak seisi permainan. Biasanya semakin berusia dengan bertambah pengalaman, pengambilan keputusan mereka semakin baik pula.
Faktanya, Nunez justru merupakan pemain paling muda di tim. Dia selalu yakin saat memimpin serangan Spanyol. Padahal, dia bermain bareng kapten tim, Rudy Fernandez, yang berusia dua kali lipat dibandingkannya. Mantan pemain Real Madrid itu sudah menunjukkan kematangan saat pemain seusianya masih gegabah.
Baca juga : Tawa Kanada Membuka Piala Dunia FIBA 2023
”Kami puas dengan performanya. Dia adalah pemain utama untuk tim ini. Karena itu, dia juga harus tampil sebagaimana pemain utama. Tidak peduli berapa pun usianya. Tentu kami sangat senang dengan fakta bahwa dia masih berusia 19 tahun dan sudah menjadi point guard inti di tim seperti ini,” ujar Scariolo.
Nunez, dengan tinggi 1,92 meter, banyak belajar dan mendapatkan jam terbang di Liga Jerman. Tidak seperti ketika pada musim sebelumnya membela klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Dia belum diberikan kepercayaan dalam debut di liga profesional tersebut. Scariolo tertarik memanggil Nunez setelah melihat potensinya selama di Jerman.
Scariolo hanya punya dua pilihan. Terus meratapi kehilangan Rubio yang mundur karena kesehatan mental atau merajut masa depan dengan point guard muda. ”Inilah (kultur) kami. Kami selalu memberikan kesempatan promosi untuk pemain muda. Kali ini waktunya untuk Juan. Kami semua mendukung itu sepenuhnya,” ujarnya.
Baca juga : Hidup atau Mati Tim Perancis
Terlepas dari banyak kelebihan, Nunez masih belum terlalu solid saat bertahan. Dia berkali-kali terkecoh gerakan eksplosif dari para pemain Pantai Gading. Meskipun begitu, Scariolo tidak khawatir. Sang pelatih menilai, Nunez selalu ingin berkembang, belajar, dan mendengar. Itulah alasan utama dia diplot sebagai pengganti Rubio.