Piala Dunia FIBA 2023, Hiburan bagi Semua Kalangan
Piala Dunia FIBA 2023 menjadi hiburan olahraga inklusif. Semua orang, termasuk difabel, keluarga yang membawa anak, hingga penonton dari luar negeri, bersama-sama menikmati laga di Stadion Indonesia Arena.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Perhelatan perdana Piala Dunia FIBA 2023 di Indonesia mengundang minat penonton dari berbagai kalangan. Harapan tinggi pada penyelenggara, kemegahan Stadion Indonesia Arena, hingga kemudahan akses, menjadi alasan mereka memilih menyaksikan dan merasakan langsung atmosfer ajang itu. Piala Dunia FIBA menjadi hiburan yang bisa dinikmati semua orang.
Pasangan Aldwin Yoel (29) dan Rosabella (28) salah satu contohnya. Minggu (27/8/2023) sore, mereka membawa anaknya, Ellery (2), mengantre masuk Indonesia Arena untuk menonton laga Kanada versus Lebanon. Hari sebelumnya, keluarga dari Bekasi, Jawa Barat, ini juga datang dan merasakan pertama kali atmosfer Piala Dunia di Tanah Air.
“Karena setelah percobaan hari pertama ternyata cukup nyaman untuk bawa anak menonton, akhirnya kami memutuskan untuk datang lagi. Pengin seru-seruan bareng lagi mumpung ada kesempatan,” ucap Aldwin yang juga menonton langsung karena ingin melihat kemegahan Indonesia Arena.
Keputusan Aldwin itu diambil dengan harapan kenyamanan dan keselamatan penonton dapat diupayakan lebih baik oleh panitia. Terkait alur keluar arena, misalnya, Aldwin berharap panitia mampu mengurai antrean lebih cepat. Ia dan keluarga tak mau kembali harus menunggu hingga 30 menit lamanya agar bisa pulang tanpa berdesak-desakan. Begitu pula dengan ketersediaan air mineral yang menurutnya harus diperbanyak.
Harapan tinggi juga disampaikan Dhana Ruswan (42) yang datang bersama istrinya, Terta (42), dan kedua anaknya. Kendati sudah mengetahui beberapa keluhan penonton yang datang pada dua hari pertama, Dhana tetap mengajak keluarganya untuk menonton langsung. Ia meyakini panitia akan menyelenggarakan acara dengan lebih baik karena taruhannya adalah citra Indonesia di mata dunia.
“Saya juga memang ingin ngajak anak-anak buat nonton pemain basket dunia, pemain NBA kayak Dillon Brooks (forward Kanada dan Memphis Grizzlies). Kebetulan, ini akhir pekan, nonton Piala Dunia jadi hiburan sekaligus liburan keluarga,” ucap Dhana.
Aldwin dan Dhana menjadi bagian dari banyaknya penonton yang mengajak keluarga untuk menyaksikan Piala Dunia, terutama pada akhir pekan. Kehadiran mereka membuat turnamen empat tahunan ini tak pernah sepi penonton sejak laga pertama dimulai. Jumat (25/8/2023). Sebanyak 12.091 orang bahkan memenuhi Indonesia Arena pada hari pertama turnamen dalam laga Kanada versus Perancis. Jumlah itu menciptakan rekor penonton terbanyak dalam tiga hari perhelatan ajang itu di Jakarta.
Johanna Caroline (36) berada di antara ribuan penonton itu. Pekerja swasta ini duduk di atas kursi rodanya pada area khusus penonton difabel di Indonesia Arena. Terdapat 32 kursi penonton disabilitas di Indonesia Arena yang tersebar di empat sisi. Area di sekitarnya dibuat lebih luas untuk memberikan ruang gerak bagi pengguna kursi roda.
Johanna tak menemui kesulitan berarti untuk bisa memasuki stadion dan menikmati pertandingan. Ia menyoroti fasilitas Indonesia Arena yang ramah disabilitas, seperti tempat duduk yang disesuaikan, serta lift, eskalator dan toilet khusus. Sejak di depan stadion, sudah ada relawan yang memandu Johanna untuk sampai ke tribune penonton.
Di laga versus Perancis, Minggu malam, nyaris separuh dari 11.000 penonton yang hadir merupakan pendukung Latvia. Mereka datang dengan pernak-pernik eksentrik.
Ada beberapa relawan yang ditugaskan khusus untuk memandu penyandang disabilitas. Mereka memiliki keahlian khusus, seperti bisa menggunakan bahasa isyarat. Beberapa di antara mereka menggunakan rompi hijau bertuliskan “teman tuli”.
“Senang sekali karena aksesnya mudah. Panitia juga membantu memastikan semua penggemar bola basket, tanpa memandang kondisi fisik, dapat menikmati pengalaman menonton Piala Dunia sepenuhnya,” ucap Johanna, yang kembali menonton di Indonesia Arena pada Senin (28/8/2023).
Penonton Latvia
Tidak hanya masyarakat Indonesia, Piala Dunia juga menjadi magnet bagi penonton dari luar negeri. Ivars (32) adalah salah satu pendukung tim Latvia yang datang jauh-jauh dari negaranya. Dia bersama beberapa rekan dan saudaranya melalui penerbangan sekitar 18 jam untuk datang ke Jakarta. Dia berkata rela datang demi mendukung tim Latvia yang tampil pertama kali di Piala Dunia.
“Prestasi ini adalah kebanggaan untuk negara kami. Jadi, kami bertekad untuk datang ke sini dan menghabiskan waktu selama seminggu sampai dua minggu ke depan. Jika lolos ke delapan besar, kami juga akan berangkat ke Manila untuk mendukung Davis (Bertans) dan kawan-kawan,” ujarnya.
Pendukung Latvia merupakan yang paling fanatik di antara tim peserta yang tampil di Indonesia Arena. Di laga versus Perancis, Minggu malam, misalnya, nyaris separuh dari 11.000 penonton yang hadir merupakan pendukung Latvia. Mereka datang dengan pernak-pernik eksentrik. Ada yang memakai jersei bergambar wajah pemain, ada juga rombongan perempuan menggunakan mahkota bunga di kepala.
Selepas laga pun, para penonton Latvia ini tidak langsung pulang. Mereka masih berkumpul di depan Indonesia Arena untuk menanti bus yang mengangkut para pemain kebanggaan mereka. Setelah bus pemain meninggalkan Indonesia Arena sekitar pukul 23.30, mereka membubarkan diri.
Piala Dunia FIBA 2023 di Indonesia telah menjadi lebih dari sekadar turnamen olahraga. Ini menjadi ajang untuk merayakan kecintaan pada bola basket dan kesempatan untuk berbagi momen berharga dengan keluarga, teman, dan bahkan orang-orang dari berbagai negara.
Basket yang inklusif pun tak hanya berlaku bagi mereka yang berlaga di lapangan, tetapi juga penonton yang menyuarakan dukungan dan menikmati hiburan. Melalui Piala Dunia, basket atau olahraga secara umum, akhirnya menjadi milik semua orang.