Max Verstappen mencetak sejarah baru dengan meraih kemenangan kesepuluh beruntun dengan finis terdepan dalam balapan Formula 1 seri Italia di Sirkuit Monza. Laju kemenangan Verstappen ini semakin mendekatkan gelar juara.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
MONZA, MINGGU — Max Verstappen menancapkan tonggak sejarah baru di ajang Formula 1 dengan meraih kemenangan kesepuluh beruntun dalam balapan seri Italia di Sirkuit Monza, Monza, Italia, Minggu (3/9/2023). Dia memecahkan rekor milik Sebastian Vettel yang bertahan sejak 2013. Pebalap tim Red Bull Racing itu pun semakin dekat dengan gelar juara ketiganya setelah 2021 dan 2022. Verstappen berpeluang besar mengunci gelar juara lebih awal karena performanya tak tertandingi pebalap lain, bahkan di Monza di mana Ferrari sangat kuat.
Verstappen mengawali balapan dari posisi start kedua di belakang pebalap Ferrari, Carlos Sainz Junior. Rekan setim Sainz, Charles Leclerc, start di posisi start ketiga. Namun, Verstappen mampu mengatasi tekanan kedua pebalap tim tuan rumah itu dan memimpin balapan sejak putaran ke-16 dari 51 lap.
Verstappen pun finis terdepan, disusul oleh rekan setimnya, Sergio Perez, di posisi kedua dan Sainz di podium ketiga. Di belakang mereka ada Leclerc dan dua pebalap Mercedes, George Russell dan Lewis Hamilton.
Saya tidak pernah meyakini ini (10 kemenangan beruntun) bisa diraih, tetapi kami harus bekerja keras untuk meraih itu hari ini. Jadi, itu menyenangkan.
”Saya tidak pernah meyakini ini (10 kemenangan beruntun) bisa diraih, tetapi kami harus bekerja keras untuk meraih itu hari ini. Jadi, itu menyenangkan,” ungkap Verstappen.
Dia memang berjuang keras mendahului Sainz, di mana beberapa kali dia gagal mendahului pebalap tim ”Kuda Jingkrak” itu. Sainz sangat sulit didahului karena mobil Ferrari memiliki kecepatan puncak yang sangat tinggi. Verstappen pun harus menunggu momentum yang tepat dengan membuat jarak sedekat mungkin sebelum menggunakan dorongan DRS untuk mendahului.
”Kami memiliki pace yang bagus. Menurut saya, kami bagus dalam kondisi ban, tetapi mereka memiliki kecepatan puncak yang tinggi. Sangat sulit untuk bisa mendekat dan mendahului di tikungan satu. Saya harus memaksa dia untuk melakukan kesalahan, dan untungnya itu terjadi pada suatu titik di mana rem dia terkunci, dan saya memiliki traksi yang lebih baik saat keluar dari tikungan dua. Dan, sejak saat itu kami menjalani balapan kami sendiri,” ujar pebalap asal Belanda itu.
”Saya berusaha untuk tetap sabar. Ini balapan panjang dan saya hanya perlu menentukan momen saya,” ungkap Verstappen.
Perez juga terlibat persaingan sengit dengan Sainz. Bahkan, pebalap Meksiko itu sempat komplain karena manuver Sainz dinilai kurang fair. Namun, Perez bisa mengatasi itu dan merebut posisi kedua.
”Menurut saya, ini hasil maksimal yang bisa kami raih hari ini. Kami sedikit kalah dalam kecepatan puncak hari ini. Sangat sulit untuk mendahului. Kami memiliki kecepatan yang bagus saat keluar tikungan, tetapi itu tidak cukup,” kata Perez.
”Untuk mendahului Charles dan Carlos sungguh gila karena saya harus menggunakan ban-ban saya. Saya sempat berpikir, khususnya di awal balapan, saya tidak akan bisa mendekati Charles. Saya menekan Charles kemudian Carlos. Sangat banyak pertarungan dengan dia, tetapi akhirnya kami bisa meraih P2,” lanjutnya.
”Menurut saya, kami melakukan kemajuan besar dalam setelan mobil. Saya merasa lebih nyaman di dalam mobil. Kita lihat saja kemajuan dalam balapan-balapan selanjutnya,” pungkas Perez.
Sainz yang bertekad memenangi balapan di kandang Ferrari ini harus puas dengan podium ketiga. Dia sudah mengerahkan seluruh kemampuan untuk menahan para pebalap Red Bull, tetapi performa RB19 lebih baik dari SF-23.
”Sangat sulit, sangat sulit, tidak ada yang lebih sulit dari balapan hari ini. Jujur, di sepanjang balapan saya berusaha keras tancap gas untuk menahan para pebalap Red Bull tetap di belakang. Dan itu jelas membuat saya banyak menggerus ban-ban belakang untuk tetap bersaing dengan mereka, dan berusaha menjaga mereka tetap di belakang. Tetapi, akhirnya saya membayar harga dari penggunaan ban-ban belakang, tetapi saya melakukan semua yang saya bisa untuk bertahan dan balapan melawan semua mobil untuk finis dan meraih P3. Tetapi, ini balapan yang sulit,” tutur Sainz.
Selain melawan Verstappen dan Perez, Sainz juga bersaing dengan Leclerc. Mereka pun sempat mendapat instruksi dari tim supaya tidak mengalami kecelakaan dalam balapan kandang Ferrari itu.
”Ini merupakan balapan keras yang sangat sulit, selalu menyenangkan bisa bersaing dengan Charles kapan pun kami memiliki kesempatan. Dan yang terjadi hari ini sama, pebalap hebat sama dengan Max dan Checo (Perez). Kami mendapat keseruan di trek hari ini dan saya berharap kalian menikmati ini,” ujar Sainz.
”Kami hanya perlu terus memperbaiki pace kami, memahami (degradasi) ban kami. Dan menurut saya hari ini sangat sulit karena keausan ban lebih tinggi, dan kami hanya sedikit kekurangan pace. Tetapi, ini merupakan kemajuan besar dibandingkan dengan Zandvoort dan akhir pekan ini kami terbaik dari sebelumnya dengan hasil bagus bagi tim dengan kesulitan yang ada,” pungkas Sainz.
Hasil balapan seri Italia ini semakin mengokohkan Verstappen di puncak klasemen dengan 364 poin. Dia unggul 145 poin atas Perez di posisi kedua serta 194 poin atas pebalap Aston Martin, Fernando Alonso, di posisi ketiga. Saat ini, balapan F1 menyisakan delapan seri dengan maksimal poin yang bisa diraih 236, termasuk dari tiga balapan sprint di Qatar, Amerika Serikat, dan Brasil.
Balapan selanjutnya akan berlangsung di Singapura, kemudian Jepang, Qatar, dan Amerika Serikat. Jika Verstappen terus memanen kemenangan, termasuk dalam balapan sprint, dia bisa mengunci kemenangan di Qatar atau Amerika Serikat. Namun, itu juga bergantung dengan jumlah poin yang diraih Perez.