Pecco Berjuang Melawan Rasa Sakit
Francesco Bagnaia melawan sengatan rasa sakit pada kaki kanannya yang memar untuk mencetak waktu putaran yang solid, hingga dirinya bisa lolos langsung ke Q2.
MISANO ADRIATICO, JUMAT – Francesco Bagnaia merasa terbebaskan setelah mengakhiri sesi latihan MotoGP seri San Marino di posisi ketujuh. Hasil itu terasa seperti pole position karena diraih dengan perjuangan besar melawan rasa sakit pada kaki kanan yang memar. Sengatan sakit itu membuat Bagnaia tidak bisa menggerakan kaki kanan, sehingga kesulitan mengukur tekanan pada pedal rem belakang, serta mengurangi keseimbangan tubuh saat menikung.
"Ya, jelas ini bukan hari yang mudah, tetapi kami di sepuluh besar, yang dalam kondisi kami, itu seperti pole position," ujar Bagnaia.
Pebalap andalan Ducati itu mengalami memar kaki kanan hingga ada darah beku dari bagian lutut hingga betis, akibat tertabrak motor Brad Binder setelah kecelakaan high-side yang dia alami dalam balapan di Barcelona, akhir pekan lalu. Bagnaia tidak mengalami cedera parah, tetapi kaki kanannya masih terasa sakit dan sulit digerakkan saat memacu motor. Dia kesulitan menginjak rem belakang, hingga posisi pedal rem digeser ke belakang supaya bisa dioperasikan dengan lebih baik. Pebalap berjuluk Pecco itu juga tidak bisa menikung dengan posisi terlalu rebah karena kaki kanan tidak bisa digerakan untuk membantu keseimbangan.
Meskipun mengalami kesulitan selama sesi latihan, dia masih bisa melakukan putaran yang cepat hingga berada di posisi ketujuh dan lolos langsung ke kualifikasi kedua (Q2). Ini hasil yang tidak diperkirakan oleh dirinya, sehingga saat sesi latihan berakhir dia sangat gembira. Pecco pun disambut dengan tepuk tangan oleh personel Ducati saat kembali ke garasi.
"Saya sangat emosional setelah sesi itu, tim juga sangat senang. Kami tidak mengharapkan hasil seperti ini, pace seperti ini, karena pace kami hari ini sangat kompetitif, sangat cepat," ujar Pecco kepada MotoGP.
Motivasi untuk bisa tampil bagus di tengah rasa sakit itu juga disebabkan oleh status balapan di Misano yang seperti balapan di rumah bagi Pecco.
"Terkait dengan rasa sakit, keterbatasan yang kami miliki, pada sisi kanan saya tidak memiliki feeling yang sama, tidak bisa menggerakan kaki seperti yang saya inginkan, menggerakan telapak kaki seperti yang saya inginkan, jadi saya harus mengubah sedikit gaya berkendara, tetapi ini luar biasa, saya senang," lanjut Pecco, Jumat (8/9/2023).
Baca juga: Petaka Pecco dan Sejarah Aprilia di Catalunya
Motivasi untuk bisa tampil bagus di tengah rasa sakit itu juga disebabkan oleh status balapan di Misano yang seperti balapan di rumah bagi Pecco. Trek itu sudah seperti rumah kedua bagi Pecco karena menjadi lokasi dia mengasah kemampuan sejak masih di akademi pebalap.
"Ini merupakan balapan kandang kami, ini seperti rumah bagi saya, itu sedikit membantu dan saya senang dengan itu, tetapi tidak mudah kembali balapan seperti ini, jadi saya sangat senang dengan hasil itu," lanjut Pecco.
Perjuangan Pecco mencetak waktu putaran yang solid juga sempat dua kali dihapus karena bendera kuning. Itu merupakan momen berat, karena dia harus melakukan putaran ketiga untuk bisa mencatatkan waktu yang sah.
"Saat saya melihat bendera kuning pertama, saya mengatakan 'oh, tolong, jangan'. Saya pun terus tancap gas, tetapi dalam lap ketiga itu tidak mudah karena rasa sakit. Tetapi, akhirnya kami bisa melakukan itu, dan rasanya seperti pembebasan ketika di akhir sesi saya berada di sepuluh besar. Ya, tidak mudah, tetapi kami berhasil melakukan itu," ujar juara MotoGP 2022 itu.
Baca juga: Lampu Hijau bagi Bagnaia di Misano
Terkait dengan target kualifikasi, balapan sprint, dan balapan utama, Pecco belum akan memikirkan itu karena sangat kelelahan.
"Jelas (saya berusaha meraih poin), tetapi sekarang saya tidak akan memikirkan itu. Saya perlu rileks, tidur, karena saya sangat lelah, dan menurut saya fisioterapi akan sangat penting hari ini," tegas Pecco.
Sesi latihan pada Jumat siang itu terasa lebih baik bagi Pecco, karena dalam sesi latihan bebas pertama pada pagi hari, dirinya merasa sangat sakit pada kaki kanan. Dia juga tidak bisa menginjak rem belakang, karena posisi pedal masih seperti saat kondisi kakinya normal.
"Saya berharap merasa lebih baik pagi ini. Jujur, saya tidak bisa menggerakkan kaki atau telapak kaki karena saya merasa sakit akibat hematoma. Pagi ini terasa sangat sulit, karena saya tidak memahami di mana harus menempatkan telapak kaki (untuk mengerem). Kemudian kami menggeser pedal rem. Saya menginjak pedal rem dan kehilangan (cengkeraman) ban belakang di setiap tikungan cepat di mana itu menakutkan," ujar Pecco.
"Siang ini saya memahami di mana harus menempatkan telapak kaki. (Tetapi) saya tidak bisa miring seperti biasanya. Sangat sakit, tetapi saya merasa lebih baik dibandingkan pagi ini," ujar Pecco.
Ubah gaya berkendara
Keterbatasan pada kaki kanan itu membuat Pecco harus mengubah gaya berkendara, terutama saat pengereman. Pebalap Italia itu memiliki kekuatan dalam pengereman terlambat yang membuat dia sangat sulit didahului oleh pebalap lain. Namun, dengan kondisi kaki yang sakit, dia tidak bisa melakukan itu dengan sempurna, karena kaki tidak bisa digerakkan untuk membantu keseimbangan tubuh.
"Biasanya saya menggunakan kaki untuk keseimbangan sehingga bisa mengerem lebih keras. Saya bisa melakukan itu tetapi tidak sama, saya lebih tidak stabil saat pengereman. Ketika saya miring (saat menikung), saya sedikit kehilangan keseimbangan. Tetapi saya tidak bisa memaksakan itu, dengan kaki saya. Itu keterbatasan. Untungnya, trek ini memiliki daya cengkeram bagus," tegas Bagnaia.
Sesi latihan ini dipuncaki oleh pebalap Mooney VR46 Marco Bezzecchi yang sekaligus mencetak rekor lap tercepat di Misano dengan 1 menit 30,846 detik. Dia unggul 0,126 detik atas pebalap Aprilia Maverick Vinales di posisi kedua. Di belakang mereka ada pebalap penguji KTM Dani Pedrosa yang tampil sangat solid, kemudian ada Jorge Martin, Luca Marini, Marc Marquez, dan Bagnaia.
Posisi Pedrosa menjadi perhatian para pebalap, karena dia sangat cepat dan berpotensi meraih podium dalam balapan sprint. Pedrosa yang menggunakan wild card memacu KTM RC16 dengan sasis baru dari serat karbon yang sedang diuji.
"Sangat bagus. Sesi latihan pertama dan kedua berjalan dengan sangat baik. Kami menjalani banyak putaran di trek, kedua motor bekerja dengan baik dan waktu putaran kami pun bagus," ungkap Pedrosa dikutip Crash.
"Saya bisa mengatakan, bagian terakhir dari latihan kedua sedikit kurang diketahui bagi saya. Saya tidak tahu apa yang diharapkan untuk mode kualifikasi. Saya hanya berusaha terbiasa untuk menggunakan berbagai ban belakang dan berusaha mencetak lap sebaik mungkin untuk Q2. Itu juga berjalan dengan sangat baik. Saya senang lolos langsung ke Q2. Masih ada beberapa tikungan di mana kami bisa sedikit lebih baik," ungkap Pedrosa.