Inter Milan Sudah Menang Sebelum Derbi Dimulai
Kejayaan dalam derbi ”della Madonnina” adalah wujud keberhasilan manajemen Inter di belakang layar. Milan tertinggal jauh dari tim tetangga.
MILAN, MINGGU — Kemenangan telak Inter Milan atas rival sekota, AC Milan, tidak jatuh dari langit. Hasil itu sudah bisa diperkirakan jauh hari sebelum kedua tim masuk lapangan. Dibandingkan tim tetangga, selama pramusim, rencana dan eksekusi manajemen Inter tampak lebih jelas dalam meningkatkan kualitas skuad.
Inter berjaya di Stadion Giuseppe Meazza, pada Minggu (17/9/2023) dini hari WIB. Setelah menang empat kali beruntun di derbi musim lalu, mereka membuka persaingan baru dengan kemenangan mutlak 5-1. Itu adalah kemenangan terbesar dalam derbi della Madonnina setelah Milan menaklukkan Inter 6-0 pada Mei 2001.
Baca juga : Angin Juara Berembus ke Kota Milan
Gelandang veteran Henrikh Mkhitaryan memberi kontribusi terbanyak dengan 2 gol dan 1 asis. Meskipun begitu, penentu kemenangan adalah penyerang baru Marcus Thuram, sang pencetak gol kedua. Dua gol yang membuat Inter unggul 2-0 saat turun minum, termasuk gol pembuka Mkhitaryan, berawal dari aksinya di situasi transisi.
Berkat Thuram, Inter tidak merindukan kepergian penyerang Edin Dzeko dan Romelu Lukaku. Pemain tim nasional Perancis itu langsung menyetel dalam sistem 3-5-2, berduet dengan Lautaro Martinez. Kekuatan dan kecepatan Thuram sebagai penyerang modern melengkapi kekurangan para striker terdahulu.
Pelatih Inter Simone Inzaghi berkata, sangat beruntung mendapatkan Thuram dengan status bebas transfer. Semua berkat kinerja di belakang layar, termasuk peran direktur utama Giuseppe Marotta dan direktur olahraga Piero Ausilio. ”Marotta dan Ausilio sudah ingin mendatangkannya di Januari lalu,” ujarnya pada DAZN.
Dia punya kualitas hebat dan sosok yang bisa beradaptasi dengan sangat cepat. Inter sudah mengincarnya sejak lama.
”(Ketika itu) Saya mengatakan tidak tahu banyak tentangnya. Tetapi, saya tahu Didier Deschamps (pelatih timnas Perancis) selalu berbicara tinggi saat membicarakannya. Dia punya kualitas hebat dan sosok yang bisa beradaptasi dengan sangat cepat. Inter sudah mengincarnya sejak lama,” tambah Inzaghi.
Baca juga : Transfer Gratisan Solusi Keterbatasan Anggaran Klub Italia
Klub-klub Italia mengalami kesulitan finansial dalam beberapa tahun terakhir. Lihat saja, pengeluaran net klub besar Italia bahkan tidak melebihi klub promosi di Liga Inggris. Strategi transfer pun menjadi sangat krusial. Manajemen Inter berhasil memanfaatkan keterbatasan itu dengan perekrutan sangat baik.
Dua pencetak gol Inter lainnya dalam derbi adalah gelandang Davide Frattesi dan Hakan Calhanoglu. Artinya, semua pencetak gol ke gawang Milan didatangkan tanpa biaya sepeser pun atau gratis. Calhanoglu (2021) dan Mkhitaryan (2022) dengan bebas transfer, sementara Frattesi dengan status pinjaman musim ini.
Inter justru mampu mencatat surplus 69 juta euro dalam jendela transfer teranyar, salah satunya berkat penjualan kiper Andre Onana. Menariknya, kualitas tim bukannya menurun, justru membaik. Pemain yang pergi digantikan dengan yang lebih baik. Seperti Thuram (25) dan Frattesi (23), berkualitas dan masih bisa berkembang.
”Pemain utama dan cadangan Inter sama-sama berkontribusi. Mereka unggul dalam kualitas, kuantitas, dan segi fisik. Siapa pun di lapangan, permainan mereka tidak berubah. Tidak mengandalkan satu pemain, tidak seperti Milan,” kata mantan pelatih timnas Italia, Cesare Prandelli, seperti dikutip Gazzetta dello Sport.
Baca juga : Perburuan Penyerang Baru di ”Negeri Spageti”
Skuad utama Inter tidak banyak berubah dari musim lalu. Hanya kiper Yann Sommer dan Thuram yang merupakan pendatang baru dalam skuad mula. Sisanya pemain lama. Sementara Milan menampilkan tiga pemain baru sejak awal. Dua di antaranya bahkan di posisi gelandang, Ruben Loftus-Cheek dan Tijani Reijnders.
Kematangan berbeda
Kematangan kedua tim terlihat berbeda jauh. Selain menggantikan pemain di posisi vital, Milan juga belum menemukan pengganti sepadan dari pemain yang pergi, seperti gelandang petarung Sandro Tonali yang pindah ke Newcastle United. Adapun Loftus-Cheek pindah karena kalah bersaing di Chelsea.
Sebagai konteks, Inter meraih trofi Piala Italia, lolos ke final Liga Champions, dan berada di peringkat ketiga liga pada musim lalu. Mayoritas pemain kembali musim ini. Selain Thuram dan Frattesi, banyak pemain baru yang bisa berkontribusi, antara lain Benjamin Pavard dan Davy Klaassen. Skuad semakin segar dan tetap stabil.
Baca juga : Start Meyakinkan Dua Kandidat Juara Serie A
Inter saat ini memuncaki klasemen liga dengan rekor sempurna, 4 menang dan 0 kalah. Mereka adalah satu-satunya tim yang belum kehilangan poin. Adapun Milan harus menelan kekalahan pertama musim ini setelah menang tiga kali beruntun di awal musim.
Pelatih Milan Stefano Pioli menolak untuk meminta maaf kepada para pendukung setelah lima kali kalah beruntun di derbi. ”Inter tim yang kuat. Hasil ini tidak mengejutkan. Tetapi, hasil ini terlalu berat (untuk diterima) jika melihat performa kami. Anda pikir kami sengaja kalah 1-5 di derbi? Kami juga kecewa, sama seperti para pendukung,” katanya. (AP)