Pengujung Kisah Pilu Abraham bersama Timnas Basket
Kembalinya Abraham ke timnas basket sudah semakin dekat. Harapannya, pemain andalan timnas itu bisa tampil di Asian Games mendatang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebasket Abraham Damar Grahita bisa kembali membela tim nasional Indonesia di Asian Games Hangzhou 2022. Setelah terdepak selama setahun lebih akibat gugatan perdata dari klub Prawira Bandung, Bram, sapaannya, berpotensi besar dipanggil timnas seiring kasus hukum yang segera selesai.
Terakhir kali Bram membela timnas adalah saat Piala Asia FIBA, Juli 2022. Setelah itu, dia tidak pernah dipanggil lagi, termasuk di SEA Games Kamboja 2023, Mei lalu, dan prakualifikasi Olimpiade Paris 2024, Agustus lalu. Manajemen timnas memintanya untuk menyelesaikan kasus hukum terlebih dulu.
Secercah asa untuk Bram mulai terlihat di pemusatan latihan timnas jelang Asian Games. Dia dipanggil masuk ke dalam tim Select. Tim itu dibentuk untuk menjadi lawan sparing timnas selama masa persiapan. Meskipun belum masuk skuad utama, setidaknya Bram sudah kembali ke ekosistem timnas.
Manajer timnas Jeremy Imanuel Santoso mengatakan, Bram masuk ke skuad cadangan dan daftar panjang 24 pemain timnas untuk Asian Games. Pemanggilan itu tidak terlepas dari kasus hukumnya yang akan segera selesai. Sidang putusan akan digelar pada Kamis (21/9/2023) di Pengadilan Negeri Bandung, Jabar.
Kans Bram masuk skuad final masih terbuka jika persidangan selesai tepat waktu dan pelatih Milos Pejic menghendaki. ”Kalau Bram bisa main dan kasus hukumnya sudah selesai, kami, sih, pengin banget. Kami berangkat tanggal 23. Bram ada di daftar panjang, jadi kalau sewaktu-waktu butuh bisa dikondisikan,” kata Jeremy.
Dia adalah pebasket asli Indonesia pertama yang bermain di Liga Jepang. Karena itu, sangat janggal ketika melihat tidak ada nama sang peraih dua kali Most Valuable Player IBL itu di skuad timnas.
Adapun Bram sedang menghadapi gugatan perdata dari Prawira dengan dugaan wanprestasi. Sang pemain membela tim divisi 3 Liga Jepang, Veltex Shizuoka, pada awal tahun di tengah kontrak dengan Prawira. Keputusan Bram didasari oleh klausul untuk bermain di klub luar negeri dalam kontrak dan surat izin FIBA.
Seperti diketahui, guard 27 tahun itu masih merupakan salah satu pemain terbaik di Indonesia. Dia adalah pebasket asli Indonesia pertama yang bermain di Liga Jepang. Karena itu, sangat janggal ketika melihat tidak ada nama sang peraih dua kali Most Valuable Player IBL itu di skuad timnas.
Bram kembali menunjukkan masih pantas berseragam ”Merah Putih” dalam laga uji coba tim Select versus timnas di GBK Arena, Jakarta, Senin lalu. Dia mencetak 26 poin dan 7 asis untuk mengantar Select menang 105-92. Pria asal Babel itu sudah berbulan-bulan tidak berkompetisi, tetapi masih menjadi yang paling dominan.
”Sebenarnya gua latihan terus (meskipun tidak berkompetisi). Kemarin di Jepang itu yang bikin berkembang dari mentalitas. Jadi enggak datang latihan cuma dua jam beres, tetapi harus kerja keras terus. Nah, itu yang gua bawa. Kemarin Sabtu (sparing) mati capekbanget, tetapi hari ini gua pikir sudah balik lagi,” ujar Bram.
Timnas sangat membutuhkan sosok Bram di Asian Games. Skuad saat ini sangat tipis karena tujuh pemain utama tidak bisa ikut, di antaranya center naturalisasi Marques Bolden yang sedang bergabung dengan kamp latihan klub NBA, Milwaukee Bucks, dan guard Andakara Prastawa yang masih cedera.
Belum lagi, timnas berpeluang tidak diperkuat pemain naturalisasi. Ada kabar tentang peraturan yang mengharuskan pemain sudah dinaturalisasi minimal tiga tahun. Satu-satunya pemain naturalisasi di skuad saat ini, Anthony Beane Jr, baru mendapatkan paspor Indonesia pada awal 2023.
”Kami masih tanya tentang peraturan itu ke panitia Asian Games karena di buku panduan teknis itu tidak ada. Jadi, nanti kalau memang Beane tidak bisa main, kami baru akan menggantikan dia. Kebetulan skuad final baru ditentukan saat rapat teknis. Mungkin saja penggantinya Bram atau yang lain,” jelas Jeremy.
Bram menyambut peluang itu dengan tangan terbuka. ”Main di timnas sebuah kebanggaan, terutama di ajang besar seperti Asian Games. Cuma bagaimana nanti itu kembali ke keputusan PP Perbasi. Buktinya, gua bela-belain dari Bandung untuk main (di tim Select) demi timnas,” pungkasnya.
Skuad timnas saat ini diisi banyak pemain muda, seperti guard Hendrick Xavi Yonga (21) dan Karl Patrick (19). Akan sangat sulit mengharapkan mereka bersaing di level Asia. Apalagi, Indonesia tergabung di grup yang sangat berat bersama Jepang, Korea Selatan, dan Qatar.
Jepang sedang berada dalam performa level tertinggi. Mereka, dipimpin pemain NBA, Yuta Watanabe, menjadi tim Asia pertama yang dipastikan lolos ke Olimpiade. Korsel juga berstatus satu dari tim raksasa Asia. Dengan lawan seperti itu dan skuad seadanya, sulit bagi timnas mengulangi prestasi 8 besar di edisi Asian Games sebelumnya.