Amellya Nur Sifa menjadi pebalap putri BMX pertama Indonesia yang meraih medali emas di Asian Games, dengan finis terdepan di Hangzhou, China. Indonesia juga meraih medali perunggu melalui Jasmine Azzahra Setyobudi.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·2 menit baca
HANGZHOU, MINGGU — Amellya Nur Sifa membuka jalan emas balap sepeda disiplin BMX Indonesia dalam ajang Asian Games dengan menjadi pebalap tercepat dalam final BMX putri Asian Games Hangzhou 2022 di Sirkuit Chunan Jieshou, Minggu (1/10/2023). Sifa mengalahkan pebalap andalan China, Gu Quanquan, yang meraih perak. Adapun medali perunggu diraih oleh pebalap "Merah Putih” lainnya, Jasmine Azzahra Setyobudi.
Sifa menjadi pebalap putri BMX Indonesia yang pertama meraih medali emas di ajang Asian Games. Sejak disiplin itu masuk dalam pekan olahraga negara-negara Asia itu pada 2010, pencapaian tim Indonesia sebelumnya adalah perunggu pada 2018 di Jakarta melalui Wiji Lestari.
Sifa yang start dari gate 3 mencetak waktu tercepat 43,918 detik, unggul 1,046 detik atas Quanquan di posisi kedua. Pencapaian di Hangzhou ini semakin membanggakan karena Indonesia meraih dua medali, emas dan perunggu.
Ini menjadi sinyal positif bahwa pebalap putri Indonesia mulai mendekat dengan China yang dominan di BMX Asian Games sejak 2010. Hasil ini juga tidak lepas dari pemusatan latihan berkelanjutan, serta mengirim para pebalap ke sejumlah ajang internasional
"Untuk putri, tadi memang cukup sengit antara Indonesia dan China, sedangkan jarak dengan (para pebalap) dari negara-negara lain cukup jauh. Jadi, posisi satu, dua, tiga, empat adalah China dua pebalap dan Indonesia dua pebalap,” ujar kepala pelatih tim nasional balap sepeda Indonesia, Dadang Haries Purnomo.
Tadi saat final kita harus adu strategi betul, bagaimana menempatkan atlet-atlet kita di posisi yang pas untuk di final, di moto 3. Alhamdulillah, strategi kita bisa berjalan, dan ternyata China pun tidak bisa berkutik dengan strategi yang kita terapkan bersama dengan coach Ari.
"Tadi saat final kita harus adu strategi betul, bagaimana menempatkan atlet-atlet kita di posisi yang pas untuk di final, di moto 3. Alhamdulillah, strategi kita bisa berjalan, dan ternyata China pun tidak bisa berkutik dengan strategi yang kita terapkan bersama dengan coach Ari (Kristanto),” tutur Dadang.
Dadang mengatakan, tim pelatih cukup lama membahas strategi untuk tampil di final, dan mereka bersyukur bisa mendapatkan hasil yang bagus. "Anak-anak bisa menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan tadi hampir tidak ada kendala di nomor putri,” kata Dadang.
"Ini adalah prestasi terbaik untuk putri, di Jakarta 2018 perunggu atas nama Wiji kita ulang kembali dengan medali emas dan perunggu di Hangzhou,” kata Dadang.