Jannik Sinner mendapat kemenangan besar dalam kariernya sebagai petenis profesional. Untuk pertama kalinya, dia mengalahkan pemilik 24 gelar juara Grand Slam, Novak Djokovic.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
TURIN, SELASA — Tak ada yang salah dengan penampilan Novak Djokovic saat melawan Jannik Sinner pada penyisihan Grup Hijau turnamen Final ATP di Turin, Italia. Djokovic tampil solid seperti biasanya. Akan tetapi, Sinner, yang selalu kalah pada tiga pertemuan sebelumnya, tampil lebih baik.
Laga di Stadion Pala Alpitour pada Selasa (14/11/2023) malam waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia itu menjadi penampilan terbaik Sinner saat melawan Djokovic. Petenis berusia 22 tahun itu meraihnya di hadapan sekitar 15.000 penonton yang hampir semua mendukungnya karena Sinner adalah petenis Italia.
Nyanyian ”Ole, ole, ole, Sinner, Sinner!” berulang kali terdengar seperti halnya di stadion sepak bola saat timnas Italia bertanding. Wasit bahkan harus berulang kali mengingatkan mereka untuk diam saat pertandingan akan berjalan.
Nyanyian itu semakin nyaring saat Sinner mendapat poin terakhir dari pukulan voli dan menang dengan skor 7-5, 6-7 (5), 6-3. Laga ini menjadi kemenangan pertama Sinner atas petenis nomor satu dunia itu setelah selalu kalah, yaitu di babak kedua Monte Carlo Masters 2021, perempat final Wimbledon 2022, dan semifinal Wimbledon 2023.
Seperti pada tiga pertemuan sebelumnya, Djokovic sebenarnya tampil baik. Meski berusia 36 tahun, 14 tahun lebih tua dari Sinner, enam kali juara Final ATP itu masih bisa memperlihatkan permainan level tinggi. Sebelum tiba di Turin, Djokovic tak terkalahkan dalam 18 pertandingan yang menghasilkan gelar juara Cincinnati Masters, Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, dan Paris Masters.
Sejak Perancis Terbuka, Djokovic bahkan selalu lolos ke final dalam lima turnamen. Satu-satunya kekalahannya dialami dari Carlos Alcaraz pada final Wimbledon.
Menang atas petenis nomor satu dunia dengan 24 gelar Grand Slam, itu artinya saya bermain pada level tinggi. Pada beberapa momen, saya memang percaya diri.
Di Turin, tes pertama dari barisan petenis muda dilalui ketika mengalahkan Holger Rune pada Minggu. Kemenangan tersebut memastikannya bertahan di puncak peringkat dunia hingga akhir 2023. Djokovic menjadi petenis nomor satu dunia akhir tahun sebanyak delapan kali. Jumlah itu menjadi yang terbanyak, menyamai prestasi legenda tenis Jerman, Steffi Graf, di bagian putri.
Cemoohan penonton
Melawan Sinner di Pala Alpitour, Djokovic bagaikan melawan satu panglima dengan 15.000 prajurit di belakangnya. Dia sering mendapat cemoohan dari penonton. Namun, dengan 20 tahun pengalaman bersaing di arena tenis profesional, Djokovic hanya tersenyum ketika mendengar cemoohan itu. Pada satu momen, petenis yang memiliki julukan ”Djoker” itu berakting sebagai dirigen ketika cemoohan ”boooooo…” ditujukan pada dirinya.
Pemegang 24 gelar juara Grand Slam tersebut bisa tetap fokus pada permainan agresif dari baseline yang sering divariasikan dengan permainan net. Statistik pun menunjukkan keunggulan Djokovic, meski tipis. Dia membuat 42 winner dan 26 unfocederror, sedangkan Sinner membuat 39 winner dan 33 unforced error.
Pembeda dari pertandingan tersebut dengan tiga pertandingan Djokovic-Sinner sebelumnya adalah kemampuan Sinner untuk tetap tenang pada momen kritis. Dia pun bisa bermain dengan baik dalam posisi bertahan. Djokovic bahkan beberapa kali memberi apresiasi dengan menepukkan tangan pada raket ketika Sinner mendapat poin saat bertahan di belakang baseline dengan passing shot.
Faktor lain yang menjadi kunci kemenangan Sinner adalah kejelian dalam memanfaatkan servis kedua Djokovic. Berkali-kali dia mendapat winner ketika mengembalikan servis kedua dengan pukulan kencang ke arah berbeda dengan posisi berdiri Djokovic.
”Tentu saja, kemenangan ini sangat berarti bagi saya. Menang atas petenis nomor satu dunia dengan 24 gelar Grand Slam, itu artinya saya bermain pada level tinggi. Level pertandingan tadi memang sangat tinggi. Pada beberapa momen, saya memang percaya diri,” tutur Sinner.
Tsitsipas mengundurkan diri
Pada sesi sore di grup yang sama, Stefanos Tsitsipas tak bisa menyelesaikan pertandingan saat berhadapan dengan Rune karena cedera pinggang. Tsitsipas mundur saat tertinggal 1-2 pada set pertama.
Saat jeda perpindahan lapangan, Tsitsipas berdiskusi dengan staf medis. Dia kemudian berdiri pelan dengan bantuan staf tersebut dan berjalan pelan untuk bersalaman dengan Rune sebagai tanda mengundurkan diri. Berdasarkan peraturan, Rune berhak mendapat kemenangan straight sets.
Untuk menghibur penonton yang hanya bisa menyaksikan laga Tsitsipas melawan Rune selama 17 menit, panitia mempertandingkan Huber Hurkacz dan Taylor Fritz, yang berstatus pemain cadangan, dalam pertandingan ekshibisi. Hurkacz, sebagai cadangan pertama, akan menggantikan Tsitsipas pada persaingan Grup Hijau.
”Saya meminta maaf pada penonton dan fans yang sudah datang untuk mendukung. Saya sangat kecewa tak bisa menyelesaikan pertandingan,” kata Tsitsipas.
Dokter yang beberapa kali ditemui sebelum turnamen sebenarnya mengizinkan Tsitsipas untuk bertanding di Turin. Akan tetapi, dia tak dapat menahan sakit ketika berhadapan dengan Rune. Laga tersebut menjadi pertemuan dua petenis yang kalah pada hari pertama turnamen, Minggu.
”Saya tak suka mundur pada pertandingan. Saya bukan orang yang suka meninggalkan lapangan di tengah pertandingan, apalagi saya sudah menjalani persiapan baik untuk tampil di sini. Namun, hari ini, rasa sakitnya tak tertahankan,” tutur petenis Yunani, yang juga mundur dari Final ATP 2021 setelah menjalani pertandingan pertama, tersebut.
Tanda cedera Tsitsipas sebenarnya telah terlihat di luar pertandingan. Pada beberapa sesi, dia hanya berlatih sebentar. Meski demikian, juara Final ATP 2019 itu mengatakan berada dalam kondisi yang baik.
Dengan dua hasil pertandingan pada Selasa, Sinner memimpin klasemen Grup Hijau dengan dua kali menang, diikuti Djokovic dan Rune. Lanjutan persaingan grup ini, dengan format round robin untuk menentukan dua peringkat teratas yang berhak lolos ke semifinal, akan berlangsung Kamis. Djokovic akan bertemu Hurkacz, sedangkan Sinner melawan Rune.
Sementara itu, persaingan Grup Merah berlanjut Rabu dengan pertemuan antara Carlos Alcaraz dan Andrey Rublev serta Daniil Medvedev melawan Alexander Zverev. Alcaraz melawan Rublev akan menjadi laga menarik karena keduanya membutuhkan kemenangan untuk membuka peluang ke semifinal setelah kalah di laga pertama, Senin. Pertandingan yang dimulai pukul 20.30 WIB itu juga akan menjadi pertemuan pertama Alcaraz dan Rublev. (AP/AFP)