Jannik Sinner lolos ke semifinal turnamen Final ATP di Turin, Italia, tanpa terkalahkan pada penyisihan grup. Dia lolos dari persaingan Grup Merah bersama Novak Djokovic.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TURIN, KAMIS — Jannik Sinner akan tampil pada semifinal turnamen tenis Final ATP tanpa terkalahkan pada fase penyisihan grup. Kemenangan yang memastikan Sinner menjadi juara Grup Merah juga membawa Novak Djokovic lolos ke semifinal hingga jalannya untuk membuat berbagai rekor tetap terjaga.
Setelah sekali menang (atas Holger Rune) dan sekali kalah (dari Sinner), Djokovic memerlukan kemenangan ketika tampil pada pertandingan terakhirnya di Grup Merah melawan Hubert Hurkacz pada Kamis (16/11/2023).
Djokovic seharusnya berhadapan dengan Stefanos Tsitsipas, tetapi petenis Yunani ini mundur saat melawan Rune dua hari sebelumnya karena cedera pinggang. Sebagai salah satu dari dua petenis alternatif, Hurkacz pun menggantikan Tsitsipas.
Djokovic akhirnya menang meski Hurkacz memaksanya bermain tiga set di Pala Alpitour, Turin, Italia, dengan skor 7-6 (1), 4-6, 6-1. Meski demikian, kemenangan tersebut tak otomatis meloloskannya ke fase berikutnya. Nasibnya tergantung pada hasil laga Sinner melawan Rune yang berselang empat jam setelah Djokovic menang. Pada posisi tersebut, Djokovic masih bisa tersingkir dari posisi dua besar klasemen sebagai syarat ke semifinal jika Sinner kalah.
Djokovic akhirnya bisa berterima kasih pada Sinner karena ia mengalahkan Rune dalam laga ketat yang juga berlangsung tiga set, 6-2, 5-7, 6-4. Rune, yang bisa lolos jika menang, memberikan perlawanan terbaik dengan pergerakannya yang cepat dan agresif.
Di seberang lapangan, Sinner tidak ingin mengambil risiko mengubah ritme permainan yang menghasilkan kemenangan pada dua laga sebelumnya. Perubahan gerakan saat servis, yang merupakan polesan dari pelatih Darren Cahill, membuatnya bisa meraih 41 poin dari 49 servis pertama yang masuk (84 persen). Persentase ini lebih tinggi dari Rune (71 persen).
Sinner juga mendapat dukungan penuh penonton di stadion karena dia tampil di hadapan publiknya sendiri. ”Pertandingan tadi cukup sulit, apalagi saya tak pernah menang atas Rune. Jadi, saya cukup senang dengan penampilan saya dan dukungan dari penonton sangat membantu,” komentar Sinner, yang selalu kalah dari dua pertemuan lain dengan Rune.
Faktor lain yang turut berpengaruh pada kemenangannya adalah melupakan kemenangan atas Djokovic dua hari sebelumnya. Itu menjadi kemenangan terbesar dalam karier profesionalnya karena Sinner tak pernah mengalahkan Djokovic dalam tiga pertemuan sebelumnya.
Tentu kemenangan ini bermakna besar bagi saya, apalagi terjadi di negara sendiri.
Ketika tugasnya untuk lolos dari penyisihan grup belum selesai, Sinner mengeset ulang pola pikirnya untuk melawan Rune. Dia tak ingin terjebak dalam kegembiraan berlebihan karena menang atas Djokovic, apalagi performa Rune berkembang pada tahun ini.
Rune adalah salah satu petenis debutan di Final ATP 2023 selain Carlos Alcaraz. Petenis yang sama-sama berusia 20 tahun itu menjadi bagian dari delapan petenis berpenampilan terbaik pada tahun ini dari rangkaian turnamen ATP Tour.
Dengan lolos dari penyisihan grup, Sinner menjadi semifinalis tunggal putra asal Italia pertama di Final ATP. Dia tinggal membutuhkan dua kemenangan untuk menjadi juara. Itu bisa menjadi gelar kelima petenis berusia 22 tahun tersebut pada tahun ini setelah menjadi juara di Montpellier, Beijing, Toronto, dan Vienna.
”Tentu kemenangan ini bermakna besar bagi saya, apalagi terjadi di negara sendiri. Saya senang karena masih memiliki peluang untuk bermain. Semoga saya bisa mengakhiri tahun ini dengan baik,” katanya.
Semifinal akan mempertemukan Sinner dengan peringkat kedua dan Djokovic dengan juara Grup Hijau. Posisi akhir klasemen grup tersebut, yang dihuni Alcaraz, Daniil Medvedev, Alexander Zverev, dan Andrey Rublev, akan ditentukan pada pertandingan Jumat.
Makna yang besar dengan raihan prestasi berbeda juga masih dipertahankan Djokovic. Jika juara, dia akan memperpanjang rekor atas namanya sendiri pada beberapa indikator, salah satunya tujuh kali menjadi juara Final ATP. Pada kategori ini, Djokovic berada sejajar dengan Roger Federer yang enam kali juara.
Pada pekan diselenggarakannya Final ATP di Turin, Djokovic telah memastikan bertahan di puncak peringkat dunia, yaitu ketika mengalahkan Rune. Dia akan berada di posisi tersebut selama 400 pekan dan menjadi petenis nomor satu dunia akhir tahun sebanyak delapan kali.
Nasib Alcaraz
Perjalanan Alcaraz akan ditentukan pada pertandingan melawan Medvedev di Grup Hijau. Alcaraz harus menang jika ingin mendampingi Medvedev ke semifinal. Seandainya kalah, posisinya kemungkinan akan diisi Zverev yang berhadapan dengan Rublev.
Ini akan menjadi tugas berat bagi Alcaraz jika merujuk pada persaingan sebelumnya dengan Medvedev. Dari empat pertemuan, mereka berbagi dua kemenangan. Pertemuan terakhir pada semifinal Grand Slam Amerika Serikat Terbuka dua bulan lalu dimenangi Medvedev.
Medvedev juga bermain cukup konsisten di lapangan keras dalam ruangan, jenis lapangan yang digunakan dalam turnamen Final ATP. Sejak menjadi bagian dari turnamen ini pada 2019, dia dua kali lolos ke final dan menjadi juara pada 2020.
”Daniil adalah salah satu petenis terbaik di dunia. Saya harus bermain dengan taktik yang tepat, sabar sekaligus agresif dalam waktu yang sama. Saya harus fokus menunggu lima hingga enam pukulan untuk mendapat kesempatan mendapat poin,” komentar Alcaraz dalam laman resmi ATP.
Sementara Medvedev mewaspadai kebangkitan Alcaraz saat melawan Rublev dan menang 7-5, 6-2. Kemenangan itu didapat setelah Alcaraz kalah dari Zverev pada pertandingan pertama. Ketika berhadapan dengan Rublev, Alcaraz bermain sesuai karakternya, agresif dengan pergerakan yang cepat. Dia juga membebaskan pikirannya tentang hasil pertandingan seperti yang disarankan pelaithnya, Juan Carlos Ferrero.(AP/AFP)