Argentina menang 1-0 atas Brasil dan hadirkan kembali ”Maracanazo” di Stadion Maracana, Rabu (22/11/2023), dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Amerika Selatan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
RIO DE JANEIRO, RABU — Gol teramung Nicolas Otamendi pada menit ke-63 mengantar Argentina menyakiti rival utama dan tuan rumah Brasil, Rabu (22/11/2023), dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Amerika Selatan di Stadion Jornalista Mario Filho, Rio De Janeiro.
Gol dari tendangan penjuru itu seolah kembali menghadirkan ”Maracanazo” atau ”Tragedi Maracana”. Maracana adalah nama distrik sekaligus identitas awal Stadion Jornalista Mario Filho yang berkapasitas 80.000 kursi. Di sini, 16 juli 1950, final Piala Dunia, Brasil kalah 1-2 dari Uruguay yang menghadirkan kesedihan dan trauma mendalam. Pada 10 Juli 2021, final Copa America, Brasil juga kalah 0-1 dari Argentina.
Kekalahan dari ”Albicelestev, julukan Argentina, menjadi yang ketiga beruntun bagi ”Selecao”, julukan Brasil. Di klasemen sementara yang terdiri dari 10 tim anggota Conmebol, Argentina memimpin dengan 15 poin dari lima kemenangan dan sekali kekalahan. Sebelum mempermalukan Brasil, Argentina mendapat kekalahan perdana 0-2 dari Uruguay, seteru abadi dan tetangga.
Kekalahan itu terasa kian sesak karena laga diwarnai kericuhan antarsuporter. Laga tertunda 30 menit dari jadwal.
Sebelumnya, Brasil imbang 1-1 dengan Venezuela, kalah 0-2 dari Uruguay, dan kalah 1-2 dari Kolombia. Brasil tertahan di urutan ketujuh klasemen sementara dengan 7 poin dari dua kemenangan, sekali imbang, dan tiga kekalahan. Tumbang 0-1 dari Argentina menguatkan keraguan kepada pelatih interim Fernando Diniz sampai kedatangan Carlo Ancelotti (Italia) tahun depan dari Real Madrid. Diniz dipercaya menjadi caretaker setelah sukses mengantarkan Fluminense (Brasil) juara perdana Copa Libertadores mengalahkan Boca Juniors (Argentina).
Kekalahan itu terasa kian sesak karena laga diwarnai kericuhan antarsuporter. Laga tertunda 30 menit dari jadwal karena keributan suporter Argentina dan Brasil. Lionel Messi dan kawan-kawan meninggalkan lapangan menjelang sepak mula sebagai bentuk protes karena intimidasi terhadap suporter Argentina. Selain itu, penyerang Brasil, Joelinton, diganjar kartu merah pada menit ke-81. Joelinton terusir cuma dalam sembilan menit sejak menggantikan Gabriel Magalhaes pada menit ke-72.
Mengutip dari FIFA, laga kedua tim relatif berimbang. Perbandingan penguasaan bola Brasil dan Argentina ialah 49 persen:51 persen, tembakan ke gawang 4:2, operan 401:425, akurasi operan 88 persen : 86 persen, dan tendangan penjuru 4:3. Tuan rumah melanggar lebih banyak, yakni 26 pelanggaran berbanding 16 pelanggaran Argentina. Selain satu kartu merah, Brasil juga dikenai tiga kartu kuning. Argentina, tim asuhan Lionel Scaloni, bersih dari kartu peringatan.