Boy Arnez Arabi dan Nurlaili Kusumah menjadi contoh pevoli muda yang konsisten tampil gemilang dalam Livoli Divisi Utama 2023.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
KEDIRI, MINGGU — Para pemain muda, seperti Boy Arnez Arabi (20) dan Nurlaili Kusumah (20), benar-benar memanfaatkan kesempatan bermain di Livoli Divisi Utama 2023 untuk menunjukkan penampilan gemilang. Dari babak reguler hingga memasuki babak final four, sinar para pevoli muda ini semakin terang.
Setelah mengantarkan Lavani menjadi tim terbaik babak reguler di Tangerang, Banten, November lalu, Boy Arnez Arabi melanjutkan penampilan impresifnya pada babak final four. Pada laga ketiga melawan Indomaret di GOR Jayabaya, Kediri, Jawa Timur, Minggu (3/12/2023), misalnya, Boy ”menggendong” tim dengan menyumbang poin terbanyak, 24. Tidak ada pemain Lavani lain yang mencetak dua digit poin dalam laga tersebut.
Boy mencetak 6 poin dan 7 poin pada dua set pertama. Outside hitter kelahiran 22 Oktober 2003 ini lantas melesat pada set ketiga dengan membukukan 11 poin sekaligus memastikan kemenangan 3-0 (25-23, 25-22, 25-22) atas Indomaret. Berkat kemenangan itu, Lavani kini menempati peringkat kedua klasemen putra dengan enam poin setelah dua kali menang dan sekali kalah.
”Saya punya banyak target, tetapi yang jelas saya ingin meningkatkan kemampuan saya di sini. Apalagi, di timnas saya merasa masih kurang. Saya masih harus banyak belajar,” kata Boy yang dipanggil timnas tahun ini untuk SEA Games Kamboja 2023.
Dalam dua laga final four sebelumnya, Boy juga menjadi motor serangan Lavani bersama pevoli muda lain, Yohanes Dedi Prasasti (19). Kedua pemain ini secara bergantian menjadi pencetak poin terbanyak tim. Saat menang 3-0 (25-20, 25-20, 25-15) atas PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi pada laga pertama final four, Jumat (1/12/2023), Dedi mencetak 17 poin dan Boy 16 poin.
Dengan postur 1,9 meter, Dedi mampu melompat hingga 3,5 meter. Adapun Boy yang memiliki postur 1,88 meter, paling pendek di antara pemain Lavani selain libero, bisa melompat sampai 3,55 meter.
Seperti Boy, Dedi juga telah menunjukkan aksi impresif sejak babak reguler. Pada pertandingan kedua babak reguler melawan TNI AU, misalnya, Dedi menyumbang poin terbanyak, 14, untuk kemenangan 3-0 (25-20, 25-21, 25-19).
Kedua pemain juga memiliki kekuatan permainan serupa, yakni lompatan tinggi dan spike mematikan. Dengan postur 1,9 meter, Dedi mampu melompat hingga 3,5 meter. Adapun Boy yang memiliki postur 1,88 meter, paling pendek di antara pemain Lavani selain libero, bisa melompat sampai 3,55 meter.
Kemampuan dua pemain muda ini membuka peluang Lavani melaju ke babak grand final. Mereka harus bisa memanfaatkan tiga pertandingan tersisa untuk terus menjaga kans tersebut. Di sisi lain, BIN Pasundan, yang telah meraih tiga kemenangan, hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk memastikan tempat di babak puncak.
Pada sektor putri, opposite hitter muda TNI AL, Nurlaili Kusumah (20), juga unjuk gigi pada kesempatan pertamanya comeback di dunia voli. Livoli Divisi Utama 2023 menandai kembalinya Nurlaili yang sempat mencuri perhatian di Proliga 2022 setelah vakum setahun lantaran harus mengikuti pendidikan militer. Seolah tak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Nurlaili langsung menunjukkan aksi impresifnya sejak babak reguler.
Nurlaili pun meneruskan penampilan ”garang” pada babak final four dengan selalu menjadi andalan tim dalam mencetak poin. Pada laga ketiga melawan Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia, Minggu (3/12/2023), Nurlaili mencetak 27 poin. Namun, sumbangan pemain kelahiran 23 November 2003 ini belum mampu mengantarkan timnya meraih kemenangan kedua.
TNI AL baru mencatatkan satu kemenangan saat menghadapi Popsivo Polwan pada laga pertama, Jumat (1/12/2023). Nurlaili mencetak poin terbanyak, 20, untuk kemenangan 3-0 (25-19, 25-16, 25-21) pada laga tersebut.
Persaingan putri
Kendati baru mengumpulkan empat poin dan berada pada posisi ketiga klasemen, peluang Nurlaili dan kawan-kawan melaju ke babak grand final masih terbuka lebar setelah laga ketiga diwarnai kejutan. Pemuncak klasemen, TNI AU, misalnya, tumbang saat melawan Popsivo Polwan. Itu menjadi kekalahan perdana TNI dan kemenangan pertama Popsivo.
Dengan demikian, keempat tim putri sama-sama pernah menang dan kalah. TNI AU dan Petrokimia menang dua kali dan kalah sekali. Sementara Popsivo dan TNI AL menang sekali dan kalah dua kali. Kondisi ini membuat persaingan ke grand final kian ketat.
Pelatih TNI AL, M Anshori, pun berharap anak-anak asuhannya dapat memaksimalkan tiga pertandingan tersisa yang akan dimulai Selasa (5/12/2023) untuk bisa melaju ke babak pamungkas. ”Harapan saya ada pada tiga pertandingan terakhir. Semoga kami bisa berhasil,” ujarnya.