Dimulainya Musim Revolusioner IBL
Musim 2024 menjadi momentum IBL untuk naik kelas. Semua akan bergantung pada keberhasilan penerapan format baru.
JAKARTA, KOMPAS — Dengan harapan melecut industri dan kompetisi, Liga Bola Basket Indonesia atau IBL menerapkan format laga kandang dan tandang di musim 2024. Format itu membawa efek domino terhadap banyak hal, mulai dari penambahan jumlah dan kualitas pemain asing hingga eksodus para mantan pemain NBA.
Sebanyak 14 tim peserta menyongsong musim baru IBL yang akan dimulai pada Sabtu (13/1/2024). Musim ini berpotensi jauh lebih menarik dengan berbagai gebrakan baru dari pihak liga. Untuk pertama kali dalam sejarah, tim-tim akan menjalani pertandingan laga kandang dan tandang sejak musim reguler.
Baca juga : Di 2023, IBL ibarat Pohon yang Semakin Tinggi
Juara bertahan Prawira Harum Bandung akan menjamu Pelita Jaya Jakarta di GOR C-Tra Arena, Bandung, dalam laga bertajuk ulangan final musim lalu di hari pembuka. Sementara itu, tuan rumah Satria Muda Pertamina Jakarta akan ditantang Borneo Hornbills Basketball di Hall Basket Senayan, Jakarta.
Selain Bandung dan Jakarta, laga lain di hari pembuka juga akan berlangsung di Bali dan Surabaya. Tidak ada lagi sistem seri pada musim-musim sebelumnya yang memainkan seluruh pertandingan selama satu pekan di satu kota. Kini, seluruh laga diselenggarakan oleh tim kandang, bukan lagi dari pihak liga.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, konsep itu sebenarnya sudah direncanakan sejak 2019, tetapi tertunda akibat pandemi Covid-19. ”Tujuannya mendorong agar fanatisme lebih tinggi pada klub. Agar juga bisnis lebih berkelanjutan karena seluruh hasil dari tiket dan sponsor akan ke klub,” ujarnya.
Dari lecutan untuk industri itu, banyak perubahan yang bertujuan mengakselerasi standar kompetisi. Salah satunya adalah penambahan jumlah pemain asing. Ada tiga pemain asing di setiap tim musim ini dengan syarat satunya berada di cadangan. Musim lalu hanya dua pemain, satu di lapangan dan satu di cadangan.
Ada jarak yang lumayan di antara tim pertama sampai ke-14. Di liga, paling penting adalah bagaimana pertandingan semenarik mungkin. Karena itu, kami ingin meningkatkan daya saing dengan pemain asing berkualitas. Jadi, pendukung tuan rumah lebih semangat karena timnya bisa bersaing.
”Ada jarak yang lumayan di antara tim pertama sampai ke-14. Di liga, paling penting adalah bagaimana pertandingan semenarik mungkin. Karena itu, kami ingin meningkatkan daya saing dengan pemain asing berkualitas. Jadi, pendukung tuan rumah lebih semangat karena timnya bisa bersaing,” kata Junas.
Baca juga : Prawira Harumkan Kota Bandung
Demi peningkatan kualitas, peraturan limit gaji pemain asing dicabut. Tim hanya perlu mengikuti aturan batas gaji total seluruh skuad selama setahun dengan batas bawah Rp 10 miliar dan batas atas Rp 12 miliar. Adapun limit gaji gabungan dua pemain asing di IBL musim lalu adalah 5.000 dollar AS (Rp 78 juta) per bulan.
Alhasil, kolam pemain asing yang tersedia semakin luas. Tim-tim bisa merekrut pemain lebih berkualitas. Ada delapan mantan pemain NBA dalam IBL 2024, antara lain, Myke Henry di Satria Muda, serta Thomas Robinson, Malachi Richardson, dan Kevin McDaniels yang bersatu di Pelita Jaya.
Selain itu, IBL juga membuat kategori baru untuk pemain lokal naturalisasi dan pemain keturunan. Mereka mendapatkan satu spot di lapangan dan tidak masuk kategori pemain asing, tidak seperti musim sebelumnya. Salah satunya adalah peraih dua kali peraih Most Valuable Player IBL, Jamarr Johnson (Borneo Hornbills).
Baca juga : Prawira Harum Bandung Mematahkan Stigma
Lebih kompleks
Dengan banyak perubahan, persaingan akan semakin kompleks. Banyak tim berbenah total meningkatkan kualitas skuad. Satria Muda, misalnya. Juara IBL 2021 dan 2022 itu memperkenalkan delapan pemain baru musim ini. Salah satunya guard nasional Abraham Damar Grahita yang bermain di Liga Jepang tahun lalu.
Satria Muda juga mendatangkan pelatih asal Spanyol, Manuel Pena Garces, yang berpengalaman di liga-liga Eropa. Menurut Garces, tidak mudah untuk menangani tim dengan lebih dari separuh pemain baru. Terbukti mereka beberapa kali menelan kekalahan dalam laga uji coba.
”Kami sedang membangun tim ini. Kombinasi skuad ini sangat baik, ada pemain muda yang berenergi dan pemain veteran yang berpengalaman. Faktor tersebut akan membuat tim berkembang dan bisa bersaing untuk meraih juara. Kami optimistis, tetapi juga realistis, kata Garces dalam acara peluncuran tim, Senin lalu.
Di sisi lain, perubahan peraturan pemain asing, lokal naturalisasi, dan keturunan akan menghadirkan tantangan lebih untuk para pemain lokal. Setiap tim berpotensi hanya memakai dua pemain lokal di lapangan. Musim lalu setiap tim wajib menggunakan setidaknya empat pemain lokal.
Baca juga : Muara Penantian Prawira dan Penebusan Pelita Jaya
Guard muda Pacific Caesar Surabaya, Daffa Dhoifullah (20), melihat tantangan itu dari dua sisi. Menit tampil memang mungkin berkurang, tetapi mereka bisa belajar banyak dari para pemain asing. ”Seperti di tim, Jaylyn (Richardson), kan, posisinya sama. Dia banyak bantu saya di latihan. Tentu ini jadi tantangan baru,” ucapnya.
Setiap tim akan bertanding sebanyak 13 kali di kandang dan tandang selama musim reguler. Seluruh laga akan berlangsung di akhir pekan, antara Jumat dan Minggu. Tidak seperti saat format seri, terdapat laga di hari biasa. Harapannya, jadwal tersebut bisa menarik penonton lebih banyak.