Kejutan Kemenangan Lionel Messi atas Erling Haaland
Messi menyabet Penghargaan Pemain Putra Terbaik FIFA 2023 walau Haaland sukses mengantar City meraih tiga gelar.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Lionel Messi secara mengejutkan kembali meraih Penghargaan Pemain Putra Terbaik FIFA 2023 kendati tidak lebih bersinar dibandingkan penyerang Manchester City, Erling Haaland, yang sukses meraih tiga gelar musim lalu. Haaland awalnya lebih difavoritkan menerima penghargaan itu atas pencapaian fenomenalnya dan jumlah gol yang dihasilkan. Namun, kapten timnas anggota FIFA ternyata lebih mengarahkan pilihannya kepada Messi.
Messi meraih pengakuan itu dalam upacara Penghargaan Pemain Terbaik FIFA di London, Inggris, Selasa (16/1/2024) dini hari WIB. Akan tetapi, ia tidak hadir dalam upacara penganugerahan tersebut. Penghargaan dari FIFA ini menjadi yang ketiga kalinya bagi kapten timnas Argentina itu. Sebelumnya, Messi sukses menyabet penghargaan pemain terbaik FIFA pada 2019 dan 2022.
Penganugerahan Pemain Putra Terbaik FIFA untuk Lionel Messi sedikit kontroversial. Sebab, dia dinilai tidak tampil terlalu gemilang musim lalu.
Penganugerahan Pemain Putra Terbaik FIFA untuk Lionel Messi sedikit kontroversial. Sebab, dia dinilai tidak tampil terlalu gemilang musim lalu. Cahaya Messi jauh di bawah gemerlap Erling Haaland yang mampu membawa Manchester City meraih tiga gelar, yaitu Liga Inggris, Liga Champions Eropa, dan Piala FA.
Publik bisa mengerti Messi meraih penghargaan yang sama untuk edisi 2022. Dengan Messi sebagai kapten, Argentina secara heroik menjuarai Piala Dunia untuk ketiga kalinya di Qatar. Tanda tanya tidak menyeruak dan publik menganggap Messi memang pantas mendapatkan penghargaan.
Ceritanya menjadi berbeda kali ini. Jangka waktu penilaian Pemain Terbaik Putra FIFA 2023 terentang antara Desember 2022 hingga Agustus 2023 atau terjadi setelah Messi menjuarai Piala Dunia. Rentang waktu penilaian itu adalah saat Haaland bersinar dengan mencetak 52 gol pada tahun pertamanya bergabung bersama City.
Pada periode yang sama, Messi hanya memenangi gelar Liga Perancis bersama Paris Saint Germain. Setelah itu, Messi kemudian memutuskan pindah ke klub Liga Sepak Bola Utama Amerika Serikat (MLS), Inter Miami, sekaligus mengakhiri kariernya di benua Eropa.
Akan tetapi, Messi diuntungkan oleh sistem penilaian pemenang penghargaan meski performanya jauh di bawah Haaland. Sebagaimana sistem penilaian penghargaan Ballon d’Or, Penghargaan Pemain Putra Terbaik FIFA juga melibatkan pelatih, kapten timnas, media, dan penggemar di seluruh dunia. Setiap pelatih dan kapten timnas memilih tiga pemain. Mereka memberikan lima poin untuk pilihan pertama, tiga poin untuk pilihan kedua, dan satu poin untuk pilihan ketiga.
Pemungutan suara oleh penggemar terbuka untuk umum. Mereka menentukan pilihannya melalui laman FIFA.com. Messi memenangi pemungutan suara yang diberikan penggemar dengan telak. Namun, setelah semua pemungutan suara dilakukan, Messi dan Haaland sama-sama mengumpulkan 48 poin, di bawah mereka ada Kylian Mbappe di urutan ketiga dengan 35 poin.
Berdasarkan peraturan, Messi dinyatakan sebagai pemenang karena ia mendapatkan lima poin tertinggi dari suara yang diberikan kapten timnas putra (total 677 poin). Kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam Bahar, menjadi salah satu dari sekian banyak pemilik suara yang menempatkan Messi di urutan pertama (mendapat lima poin). Asnawi memilih Haaland di peringkat kedua (tiga poin), dan Mbappe di posisi ketiga (satu poin).
Penghargaan Pemain Terbaik FIFA biasanya didasarkan pada penampilan sepanjang satu tahun kalender, tidak seperti Ballon d'Or, yang menilai pemain berdasarkan pencapaian mereka selama satu musim.
Karena itu, kemungkinan besar banyak pemilih masih sangat dipengaruhi oleh eksploitasi Messi di Piala Dunia 2022, saat Messi menghasilkan tujuh gol dan tiga asis dalam tujuh pertandingan yang dijalani Argentina di Qatar.
Keberhasilan ini turut menjadikan Messi sebagai pesepak bola yang paling banyak memenangi penghargaan pemain terbaik FIFA. Di bawah Messi ada kapten timnas Portugal, Cristiano Ronaldo, yang mengoleksi dua penghargaan itu pada 2016 dan 2017.
Untuk kategori pelatih, Pep Guardiola dinobatkan sebagai pelatih terbaik setelah menjadi arsitek kesuksesan pertama City di Liga Champions Eropa, sekaligus membawa City meraih tiga gelar musim lalu. Adapun pelatih timnas wanita Inggris, Sarina Wiegman, meraih penghargaan serupa setelah memimpin timnya ke final Piala Dunia tahun lalu.
Kiper City, Ederson, memenangi penghargaan kiper terbaik putra tahun ini, sementara kiper Inggris dan Manchester United Mary Earps meraih penghargaan kiper putri terbaik.
Penghargaan juga diberikan untuk tim putra Brasil yang memenangi penghargaan fair play setelah mereka mengenakan seragam serba hitam untuk pertama kalinya sebagai bentuk dukungan terhadap penyerang Vinicius, yang mengalami beberapa insiden pelecehan rasis saat bermain untuk Real Madrid tahun lalu.
Malam Penghargaan Pemain Terbaik FIFA juga digunakan untuk mengumumkan gol terbaik 2023 (Penghargaan Puskas). Pemain Botafogo, Guilherme Madruga, diganjar Penghargaan Puskas berkat tendangan salto spektakulernya saat menghadapi Novorizontino di Liga Brasil Serie B.
Di kategori pesepak bola putri, Aitana Bonmati meraih penghargaan setelah membantu Spanyol memenangi Piala Dunia Wanita 2023. Di level klub, ia membawa Barcelona meraih kejayaan di Liga Champions 2023.
Penghargaan pemain terbaik FIFA sudah berlangsung sejak 1991, tetapi berganti nama sebanyak dua kali. Semula penghargaan ini bernama Pemain Terbaik FIFA Tahun Ini (1991-2009).
Nama penghargaan kemudian berubah menjadi FIFA Ballon d’Or pada 2010 hingga 2015 setelah bermitra dengan majalah France Football yang tiap tahun rutin menggelar penghargaan Ballon d’Or. FIFA membayar 13 juta pound sterling untuk menggabungkan dua acara penghargaan pesepak bola terbaik dunia tersebut. Setelah kemitraan selama enam tahun, FIFA mengubah nama penghargaan menjadi Penghargaan Pemain Terbaik FIFA.