Berkat Sepuluh Kali Menonton Li Na
Li Na menjadi inspirasi bagi petenis Asia, termasuk Zheng Qin Wen. Zheng lolos ke babak keempat Australia Terbuka.
MELBOURNE, SABTU — Bicara tenis Asia tak akan lepas dari topik tentang Li Na, apalagi ketika dia dua kali menjuarai Grand Slam. Li Na menjadi idola petenis-petenis Asia, termasuk Zheng Qin Wen.
Zheng, yang akan tampil pada babak keempat tunggal putri Australia Terbuka, bahkan berulang kali menonton momen kemenangan Li Na pada final Australia Terbuka 2014. Zheng, yang saat ini berusia 21 tahun, ketika itu masih berusia 11 tahun.
”Saya menonton dari TV dan duduk paling depan. Setidaknya sepuluh kali saya menonton pertandingan itu. Saat itu adalah momen besar bagi tenis Asia. Tentu saja saya tak melewatkan momen itu,” tutur Zheng setelah mengalahkan sesama petenis China, Wang Ya Fan, di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Sabtu (20/1/2024).
Baca juga: Bersaing Membuat ”Bagel” di Australia Terbuka
Setelah Zheng mengalahkan Wang, dengan skor 6-4, 2-6, 7-6 (8), di Rod Laver Arena, tampil pemain China lainnya, yaitu Shang Jun Cheng. Namun, Shang tak dapat menyelesaikan pertandingan saat melawan unggulan kedua, Carlos Alcaraz, karena cedera dan kalah 1-6, 1-6, 0-1.
Li Na adalah bintang besar di arena tenis bukan hanya bagi China, melainkan juga bagi tenis Asia. Saat menjuarai Perancis Terbuka 2011, dia menjadi petenis pertama dari Asia yang menjuarai Grand Slam. Pada tahun yang sama, dia mencapai final Grand Slam untuk pertama kalinya, yaitu di Australia Terbuka, tetapi kalah dari Kim Clijsters.
Kesempatan kedua untuk juara di Melbourne Park datang pada 2013 ketika Li Na kembali ke final, tetapi kali ini kalah dari juara bertahan, Victoria Azarenka. Azarenka menjadi bagian dari petenis yang akan tampil pada babak keempat tahun ini setelah mengalahkan juara Grand Slam lainnya, Jelena Ostapenko, 6-1, 7-5, pada babak ketiga.
Bagai istilah third time lucky, baru pada final ketiga di Melbourne Park, Li Na menang. Dia mengalahkan Dominika Cibulkova 7-6 (3), 6-0.
Kejutan terbesar hingga babak keempat terjadi dengan tersingkirnya petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek.
Sepuluh tahun setelah momen itu, Li Na kembali ke Melbourne Park. Dia akan tampil pada persaingan untuk kategori legenda. Dalam kedatangannya ke tempat itu, Li Na menyempatkan diri menemui Zheng. Pertemuan itu menjadi kejutan bagi Zheng yang belum pernah bertemu Li Na secara langsung.
”Saya sangat senang bisa bertemu dan punya kesempatan berbincang dengannya. Momen itu sangat spesial bagi saya,” kata Zheng yang pada usia delapan tahun pindah dari Shiyan ke Wuhan, kota tempat kelahiran Li Na, untuk berlatih tenis. Zheng juga pernah dilatih Carlos Rodriguez yang pernah melatih Li Na.
”Li Na bilang, saya harus berpikir sederhana saat menjalani persaingan di sini, fokus pada setiap pertandingan, jangan berpikir terlalu rumit. Itu adalah masukan yang saya butuhkan saat ini. Oh ya, dia lebih cantik dibandingkan yang terlihat di TV,” tutur Zheng.
Petenis berusia 21 tahun itu membutuhkan masukan dari sang legenda karena akan bermain pada pekan kedua Australia Terbuka untuk pertama kalinya. Pada 2022 dan 2023, dia kalah pada babak kedua.
Baca juga: Hari Berat Para Petenis Unggulan
Sejak dua tahun terakhir, performa Zheng kian berkembang. Dia mencapai babak keempat pada debut di Perancis Terbuka 2022, lalu menembus perempat final AS Terbuka 2023 dengan mengalahkan Ons Jabeur pada babak keempat. Dalam daftar ranking dunia, posisinya naik dari ke-126 pada awal 2022 menjadi ke-15 pada saat ini.
Kesempatan Zheng untuk melangkah lebih jauh di Melbourne Park sangat terbuka jika dia bisa bermain lebih konsisten dengan mengurangi unforced error. Pada babak keempat, Zheng akan melawan petenis Perancis, Oceane Dodin, yang dua kali dikalahkannya dari tiga pertemuan.
Persaingan tunggal putri, setelah melalui pekan pertama, pun mulai terlihat lebih terbuka. Pada paruh bawah undian, dari delapan petenis yang akan bermain di babak keempat, Minggu, hanya tersisa tiga unggulan, yaitu Cori ”Coco” Gauff (4), Barbora Krejcikova (9), dan juara bertahan, Aryna Sabalenka (2).
Swiatek tersingkir
Di paruh atas, kejutan terbesar hingga babak keempat terjadi dengan tersingkirnya petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek. Pemegang empat juara Grand Slam ini kalah dari petenis Ceko berusia 19 tahun, Linda Noskova, 6-3, 3-6, 4-6. Unggulan ketiga yang merupakan finalis 2023, Elena Rybakina, tersisih pada babak ketiga.
Baca juga: Petenis 16 Tahun Taklukkan Ons Jabeur
”Sulit bercerita tentang perasaan saya saat ini. Melawan petenis nomor satu dunia adalah momen luar biasa dan saya tak menduga bisa mendapat hasil seperti ini. Saya senang bisa memenangi pertandingan tadi,” ujar Noskova yang untuk pertama kalinya tampil pada babak utama Australia Terbuka.
Hasil tersebut lagi-lagi membuat Swiatek gagal menjuarai Australia Terbuka. Hasil terbaiknya sejak debut pada 2019 adalah menjadi semifinalis 2022.
Undian yang didapat Swiatek pada Australia Terbuka 2024 memang sulit sejak langkah pertama. Namun, dia bertahan dari permainan tangguh yang diperlihatkan juara Australia Terbuka 2020, Sofia Kenin, pada babak pertama; lalu finalis Australia Terbuka 2022, Danielle Collins, di babak kedua.
Swiatek akhirnya kalah dari petenis big hitter lainnya di babak ketiga. Noskova memanfaatkan kelebihannya, berupa pukulan keras, dengan membuat sepuluh as. Dia pun bisa mendapat lebih banyak poin pada reli pendek dengan maksimal empat pukulan, yaitu 65 poin, sementara Swiatek dengan 58 poin.
Baca juga: Target Aldila Tak Terwujud di Australia
Kekurangan yang paling mencolok dari permainan Swiatek dalam pertandingan dua jam 20 menit itu adalah 33 unforced error. Hal itu setara dengan 34 winner yang dibuatnya. Pukulan yang diarahkan ke dekat garis belakang tak diiringi dengan akurasi sehingga bola sering jatuh di luar lapangan.
Bagi Noskova, meski telah menciptakan kemenangan terbesar dalam kariernya sebagai petenis profesional, perjalanan berikutnya bukan berarti akan lebih mudah. Dia pernah membuat kejutan pada turnamen WTA 1000 Indian Wells 2023 dengan mengalahkan unggulan ke-31, Amanda Anisimova, pada babak kedua, tetapi kalah pada babak berikutnya dari Coco.
Momen yang sama terjadi di WTA 1000 Cincinnati yang merupakan turnamen pemanasan sebelum Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Coco, lagi-lagi, mengalahkannya pada babak ketiga setelah Noskova menyingkirkan unggulan kesembilan, Petra Kvitova, di babak kedua. (AFP/REUTERS)