Juara Grand Slam dan pembuat kejutan. Status itu dimiliki empat semifinalis tunggal putri Australia Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, RABU — Dayana Yastremska dan Zheng Qin Wen membawa kebanggaan Ukraina dan China ketika lolos ke semifinal tunggal putri Australia Terbuka. Salah satunya bahkan akan tampil pada pertandingan terbesar sebagai petenis profesional untuk melawan juara Grand Slam, Aryna Sabalenka atau Cori ”Coco” Gauff, di laga final.
Yastremska menjadi petenis Ukraina pertama yang akan tampil pada semifinal Australia Terbuka ketika memenangi persaingan perempat final antara petenis non-unggulan. Pada pertandingan di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Rabu (24/1/2024), Yastremska mengalahkan petenis 19 tahun asal Ceko, Linda Noskova, dengan skor 6-3, 6-4.
Lawannya pada semifinal adalah Zheng, petenis China yang menjadi unggulan ke-12. Petenis berusia 21 tahun itu mengalahkan Anna Kalinskaya 6-7 (4), 6-3, 6-1.
Bagi Yastremska dan Zheng, semifinal yang akan berlangsung Kamis menjadi semifinal pertama mereka di arena Grand Slam. Ini berbeda dengan Sabalenka dan Coco yang akan bersaing pada semifinal lain. Sabalenka adalah juara bertahan Australia Terbuka, sedangkan Coco juara Amerika Serikat Terbuka.
Yastremska bahkan berstatus petenis kualifikasi pada Grand Slam di awal musim ini. Petenis ranking ke-93 dunia itu telah memenangi delapan pertandingan selama hampir tiga pekan.
Dia menjadi tunggal putri pertama yang lolos ke semifinal Australia Terbuka dari babak kualifiikasi selama 45 tahun. Petenis lain yang melakukannya adalah Christine Dorey pada 1978.
”Sangat menyenangkan bisa membuat sejarah. Ini adalah hal yang baru bagi saya. Saya senang akan tampil pada semifinal pertama di Grand Slam,” tutur Yastremska yang berusia 23 tahun.
Petenis yang tersingkir pada babak kualifikasi dalam dua Grand Slam sebelumnya, AS Terbuka dan Wimbledon 2023, ini mengikuti jejak seniornya asal Ukraina yang pernah menembus semifinal Grand Slam. Salah satunya adalah petenis yang masih aktif, Elina Svitolina, yang tampil pada semifinal Wimbledon 2019 dan 2023, serta AS Terbuka 2019. Selain itu, ada petenis putra, Andrei Medvedev yang mencapai semifinal Perancis Terbuka 1999.
Sangat menyenangkan bisa membuat sejarah. Ini adalah hal yang baru bagi saya.
Dalam perjalanan menuju semifinal Australia Terbuka 2024, Yastremska mengalahkan juara Wimbledon, Marketa Vondrousova, pada babak pertama. Dia juga menyingkirkan juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, Victoria Azarenka, di babak keempat.
Atas apa yang dilakukannya di Melbourne Park tahun ini, dia menyatakan kebanggaannya telah berjuang seperti rakyat Ukraina yang berperang melawan Rusia. Kebanggaan itu dia tuliskan dalam kamera setelah memenangi perempat final.
Pemenang pertandingan biasanya diminta membubuhkan tanda tangan pada kamera oleh panitia penyelenggara turnamen. Alih-alih hanya tanda tangan, banyak petenis melakukan hal lain, seperti menggambar atau menyampaikan pesan pada orang lain.
”Saya bangga atas perjuangan rakyat Ukraina,” tulisnya.
Dalam konferensi pers, Yastremska kemudian menuturkan bahwa dia memiliki misi. ”Jika saya meraih hasil baik di sini, saya ingin menunjukkan bahwa saya bangga pada rakyat Ukraina,” kata Yastremska yang rumah neneknya terkena roket sekitar dua pekan sebelum dimulainya Australia Terbuka.
Zheng, yang akan menjadi lawan di semifinal, memiliki peran berbeda bagi China. Terinspirasi Li Na, sebagai petenis pertama Asia yang menjuarai Grand Slam, Zheng ingin menjadi seperti seniornya itu. Li Na menjuarai Perancis Terbuka 2011 dan Australia Terbuka 2014. Dia pun memberi kejutan dengan menemui Zheng di Melbourne Park.
Zheng, yang menjalani debut di arena Grand Slam pada Australia Terbuka 2022, menjadi sorotan ketika lolos ke perempat final AS Terbuka 2023. Sebelum kalah dari Sabalenka, dia menang atas Ons Jabeur di babak keempat.
Maka, jika menang atas Yastremska pada pertemuan pertama mereka, Zheng akan menjadi petenis kedua Asia yang bersaing di final Grand Slam, seperti Li Na, idolanya. Selain Li Na, Zheng mendapat tambahan motivasi karena akan menjadi petenis ranking sepuluh besar dunia seusai Australia Terbuka.
Sementara, menjelang pertemuannya dengan Coco, Sabalenka mengutarakan antusiasmenya. ”Setelah AS Terbuka, saya sangat menanti kesempatan untuk membalasnya,” katanya.
AS Terbuka yang dimaksud petenis ranking kedua dunia itu adalah momen ketika dia dikalahkan Coco pada final AS Terbuka 2023. Saat itu Sabalenka kalah 6-2, 3-6, 2-6 dan Coco mendapat gelar pertama dari panggung Grand Slam. Selain di AS Terbuka, Coco menang dalam tiga pertemuan lain hingga dia unggul 4-2 dalam statistik pertemuan.
Akan tetapi, Sabalenka menjadi petenis yang paling konsisten di Grand Slam sejak akhir 2022. Sejak AS Terbuka 2022, dia selalu lolos ke semifinal. Coco pun harus melakukan kerja yang lebih keras dibandingkan ketika mengalahkan Sabalenka di Flushing Meadows, New York. Apalagi, dia tampil buruk saat mengalahkan Marta Kostyuk pada perempat final.
Pada tunggal putra, Daniil Medvedev kembali ke semifinal setelah mencapai final dua kali beruntun di Melbourne Park, yaitu pada 2021 dan 2022. Petenis Rusia itu lolos dari hadangan Hubert Hurkacz dalam pertandingan lima set, 7-6 (4), 2-6, 6-3, 5-7, 6-4. (AFP/Reuters)