Carlos Alcaraz jadi salah satu favorit juara tunggal putra Australia Terbuka. Namun, dia tersingkir di perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MELBOURNE, RABU — Carlos Alcaraz mencapai semifinal pada tiga Grand Slam dalam usia 20 tahun. Hanya semifinal Australia Terbuka yang belum ada dalam daftar prestasinya setelah dia tersingkir pada perempat final 2024.
Petenis Spanyol itu memang memperlihatkan daya juangnya yang tinggi ketika memenangi set ketiga setelah tertinggal 2-5 saat melawan Alexander Zverev pada perempat final, Rabu (24/1/2024) malam, di Melbourne Park. Namun, dia tak bisa mengatasi Zverev yang berada pada level permainan terbaik. Alcaraz, yang menjadi unggulan kedua di bawah juara bertahan Novak Djokovic, kalah dengan skor 1-6, 3-6, 7-6 (2), 4-6.
Dengan hasil tersebut, perempat final menjadi hasil terbaik Alcaraz di Melbourne Park sejak dia tampil pertama kali pada 2021. Dia belum bisa mencapai level yang lebih tinggi seperti pada tiga Grand Slam lain, yaitu menjadi semifinalis Perancis Terbuka pada 2023, juara Amerika Serikat Terbuka (2022), dan juara Wimbledon (2023).
Kecuali pada babak kedua, saat mendapat perlawanan empat set dari Lorenzo Sonego, Alcaraz bermain sangat solid pada babak lainnya. Alcaraz, bahkan, menjadi salah satu favorit juara selain Novak Djokovic.
Akan tetapi, performa di Rod Laver Arena pada Rabu tengah malam waktu setempat bagaikan antiklimaks. Alcaraz, bahkan, berada di ambang kekalahan straight sets setelah kehilangan dua set dengan skor telak dan tertinggal 2-5 pada set ketiga.
Karakter ”Spanish warrior”, seperti yang pernah dikatakannya kepada Djokovic, diperlihatkan Alcaraz pada set itu. Dia menggagalkan serving for the match Zverev saat petenis Jerman itu mendapat giliran servis pada keunggulan 5-3, memaksakan terjadinya tiebreak, lalu memenanginya.
Situasi itu terjadi, salah satunya, berkat dukungan keluarga dan penggemarnya yang berada di Rod Laver Arena. Jika tanpa mereka, kata Alcaraz, kemungkinan dia kalah dalam tiga set.
Persaingan berjalan ketat lagi pada set keempat hingga Alcaraz unggul 4-3. Saat Zverev memegang servis pada gim kedelapan, Alcaraz hampir mencurinya dengan memaksakan terjadinya deuce dua kali, tetapi servis itu tetap dipertahankan Zverev.
Dengan hasil tersebut, perempat final menjadi hasil terbaik Alcaraz di Melbourne Park sejak dia tampil pertama kali pada 2021.
”Saya senang bisa memenangi set ketiga dengan cara seperti itu. Namun, saya tidak bisa mempertahankan levelnya pada awal set keempat. Setelah itu, saya memiliki kesempatan saat 4-3, tetapi tak bisa memanfaatkannya. Sangat disayangkan,” tutur Alcaraz.
Selama melawan Zverev, Alcaraz menilai level permainannya naik-turun, salah satunya pada servis. Itu menjadi tekanan yang lebih besar karena Zverev bermain dengan pengembalian servis yang baik pada malam itu.
”Saya harus berkembang dan masih berusaha melakukannya. Kita lihat bagaimana pada masa mendatang. Yang jelas, level pada hari ini cukup memalukan,” katanya.
Meski demikian, masih ada sisi positif yang bisa dilihatnya selama bersaing di Melbourne Park tahun ini. Dia bisa mencapai perempat final setelah absen pada Australia Terbuka 2023 karena cedera. ”Ini bukan hasil yang bagus, tetapi tidak terlalu jelek, apalagi di level Grand Slam,” ujar petenis yang dilatih mantan petenis nomor satu dunia, Juan Carlos Ferrero, itu.
Dengan kekalahan Alcaraz, dua semifinal tunggal putra akan mempertemukan juara Grand Slam dengan petenis yang belum pernah menjuarai panggung persaingan tertinggi di tenis profesional itu. Zverev akan berhadapan dengan juara AS Terbuka 2021, Daniil Medvedev, sementara Djokovic berhadapan dengan Jannik Sinner. (AFP/REUTERS)