Djokovic gagal menambah gelar Australia Terbuka dan menciptakan Golden Slam. Ambisinya itu digagalkan Jannik Sinner.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, JUMAT — Sepuluh gelar juara Novak Djokovic di Australia Terbuka didapat dari perjalanan tak terkalahkan dalam 10 semifinal. Rekor sempurna tersebut dihentikan Jannik Sinner, rival baru petenis nomor satu dunia itu.
Sinner mendapat kemenangan terbesar dalam kariernya sebagai petenis profesional (sejak 2018) hingga saat ini ketika mengalahkan Djokovic di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Jumat (26/1/2024). Petenis Italia kelahiran 16 Agustus 2001 itu menang dengan skor 6-1, 6-2, 6-7 (6), 6-3 setelah bertanding selama 3 jam 22 menit.
Sinner pernah mengalahkan Djokovic dari enam pertemuan sebelumnya, yaitu pada penyisihan grup turnamen Final ATP World Tour dan semifinal kejuaraan beregu putra Piala Davis pada November dan Desember 2023. Namun, apa yang dilakukannya dalam semifinal Australia Terbuka adalah momen yang lebih besar dibandingkan dengan dua kemenangan tersebut.
Djokovic adalah tunggal putra dengan gelar juara terbanyak di Australia Terbuka, yaitu 10 kali. Dia tak pernah kalah di Melbourne Park sejak 2019. Hanya pada 2022, gelar juara turnamen berjulukan ”Happy Slam” ini dimiliki petenis lain, yaitu Rafael Nadal. Ini terjadi ketika Djokovic absen di Australia Terbuka karena tak bisa memasuki Australia terkait masalah vaksin Covid-19.
Rekor kemenangannya di Rod Laver Arena, stadion utama di Melbourne Park, juga luar biasa, yaitu 79 kali menang dan 7 kali kalah sebelum melawan Sinner. Maka, mengalahkan petenis Serbia itu di lapangan keras plexicushion Rod Laver Arena bukan hal yang mudah. Petenis terakhir yang mengalahkan Djokovic di sana adalah Hyeon Chung (Korea Selatan) pada babak keempat 2018.
Sinner juga menyamai Carlos Alcaraz (kelahiran 2003) sebagai petenis kelahiran era 2000-an yang bisa mengalahkan Djokovic di Grand Slam. Alcaraz, yang tersingkir pada perempat final di Melbourne Park, menang atas Djokovic pada final Wimbledon 2023.
Selain merusak rekor Djokovic di Australia Terbuka, Sinner menggagalkan target Djokovic untuk menciptakan Golden Slam, yaitu menjuarai semua Grand Slam dan mendapat medali emas Olimpiade dalam satu tahun. Apalagi, pada 2024 akan digelar Olimpiade Paris pada 26 Juli-11 Agustus.
Djokovic pernah mendapat kesempatan itu pada 2021 setelah menjuarai Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon. Namun, dia gagal mendapat medali Olimpiade Tokyo 2020 (yang mundur setahun karena Covid-19), lalu gagal menjuarai AS Terbuka karena kalah dari Daniil Medvedev di final.
Sinner tiba di Rod Laver Arena yang dipenuhi 15.000 penonton, termasuk legenda tenis Rod Laver, dengan performanya yang berkembang pesat, terutama sejak 2023. Untuk pertama kalinya, dia menjuarai turnamen ATP Masters 1000, yaitu di Kanada, mencapai semifinal Grand Slam (di Wimbledon), dan mengantarkan Italia menjadi tim terbaik dalam kejuaraan Piala Davis.
Tak hanya momentum baik, Sinner membawa pelajaran dari semifinal Wimbledon 2022 ketika dikalahkan Djokovic meski memenangi dua set awal. ”Saya belajar dari momen itu dan, karena itulah, saya sangat menantikan pertandingan ini,” kata Sinner kepada mantan petenis nomor satu dunia, Jim Courier, yang mewawancarainya di lapangan.
Sehari sebelum menjalani final, Sinner menyatakan antusiasmenya bisa melawan Djokovic. Dia menyadari itu menjadi tantangan berat, hingga dia hanya harus fokus pada penampilannya.
Antusiasme untuk mengalahkan Djokovic ditunjukkan pada performa hampir sempurna jika saja tak kehilangan satu set. Sinner bermain solid dari baseline hingga Djokovic berusaha mengubah pola permainan dengan permainan net. Namun, taktik tersebut telah diantisipasi Sinner. Dia mengembalikannya dengan pukulan silang untuk menjauhkan bola dari posisi berdiri Djokovic.
Saat dropshot Djokovic dibalas dengan dropshot yang menghasilkan winner, Djokovic pun hanya bisa tertunduk lesu. Dia seolah kehilangan ide untuk menghadapi petenis peringkat keempat dunia itu.
Pemilik 24 gelar Grand Slam tersebut kesulitan untuk menekan Sinner. Satu hal yang bisa dia lakukan adalah bertahan mengembalikan setiap pukulan dari Sinner dan menanti momen tepat untuk menekan atau menunggu lawan membuat kesalahan. Cara inilah yang bisa ”memperpanjang nafas” Djokovic hingga bisa memenangi set ketiga dalam tiebreak.
Saya memang berusaha konsisten menekan Novak. Seharusnya ini tidak saya katakan karena kemungkinan saya akan bertemu dia lagi di masa mendatang, tetapi cara itu lebih baik dibandingkan membuatnya banyak bergerak untuk mengejar bola.
Namun, karena tak ingin kehilangan momentum untuk mengontrol permainan, Sinner tak mengendurkan tekanannya pada set keempat. ”Saya memang berusaha konsisten menekan Novak. Seharusnya ini tidak saya katakan karena kemungkinan saya akan bertemu dia lagi di masa mendatang, tetapi cara itu lebih baik dibandingkan membuatnya banyak bergerak untuk mengejar bola. Novak akan mengantisipasinya dengan baik jika saya bermain seperti itu,” tuturnya.
Hal lain yang dia asah untuk semakin lebih baik adalah saat servis dan pengembalian servis. Sinner juga belajar menerapkan masukan dari Djokovic saat pertama kali menjadi lawannya pada babak pertama Monte Carlo Masters 2021. Saat itu Sinner kalah 4-6, 2-6.
”Pelatih saya bertanya kepada Novak, apa yang bisa saya lakukan lebih baik. Dia bilang, saya harus bisa menciptakan pukulan yang sulit ditebak lawan. Saya berusaha melakukannya juga memperbaiki servis. Dan, saya rasa, saya masih bisa terus berkembang,” katanya.
Dalam final yang akan berlangsung pada hari terakhir Australia Terbuka, Minggu (29/1/2024), Sinner akan berhadapan dengan Daniil Medvedev atau Alexander Zverev. Mereka bertanding pada semifinal yang dimulai pukul 15.30 WIB.