Di Balik Senyap Jendela Transfer Januari
Pengeluaran klub-klub Liga Inggris di jendela transfer januari merosot tujuh kali lipat dibandingkan dengan musim lalu.
LONDON, JUMAT — Musim lalu, jendela transfer Januari Liga Inggris terasa seperti festival kepindahan pemain. Begitu banyak perpindahan, termasuk pemecahan rekor transfer gelandang Enzo Fernandez oleh Chelsea. Semua itu berbanding terbalik musim ini karena finansial klub-klub sedang diawasi ketat oleh pihak liga.
Kesenyapan itu tecermin dalam aktivitas pada hari tenggat transfer, Jumat (2/2/2024) dini hari WIB. Total uang yang dikeluarkan klub Liga Inggris pada hari terakhir hanya 30 juta poundsterling. Jumlah itu bahkan masih jauh di bawah pembelian seorang Fernandez (107 juta poundsterling) pada tenggat setahun lalu.
Baca juga: Mengapa Klub-klub Liga Inggris Kini Pelit Belanja Pemain?
Menurut Sky Sports, jumlah seluruh pengeluaran transfer musim dingin Liga Inggris hanya 96,2 juta poundsterling. Terdapat hanya 17 transfer permanen dan 13 transaksi peminjaman. Angka itu merupakan yang terendah kedua sejak 2011-2012 setelah di ”musim Covid-19” pada 2021 (84,2 juta poundsterling).
Dibandingkan dengan tahun lalu, sekitar 700 juta poundsterling, pengeluaran klub menurun drastis hingga sekitar tujuh kali lipat. Chelsea, tim yang selalu boros di bursa transfer, bahkan tidak belanja sama sekali. Mereka justru meminjamkan penyerang Armando Broja ke Fulham jelang penutupan jendela transfer.
Dua tim kandidat kuat juara musim ini, yaitu Arsenal, dan Liverpool tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Sama juga dengan Manchester United dan Newcastle United yang sebenarnya butuh tambahan tenaga untuk memperbaiki performa di paruh pertama musim.
Manajer dari tim-tim besar itu senada, hanya akan mencari solusi ke dalam skuad untuk paruh kedua musim. Manajer Arsenal Mikel Arteta sudah menyatakan sejak awal Januari, tidak realistis mendatangkan pemain baru. Manajer Newcastle Eddie Howe juga senada. ”Kami tidak punya kemampuan melakukan apa pun,” ujar Howe.
Baca juga: Di Molineux, Rahsford Menebus Dosanya
Klub-klub sangat berhati-hati dengan kondisi finansial. Mereka tidak ingin bernasib sama seperti Everton dan Nottingham Forest yang diduga melanggar peraturan Keuntungan dan Keberlanjutan Liga Inggris (PSR). Dalam peraturan itu, klub hanya boleh merugi 105 juta poundsterling selama periode tiga tahun.
Everton dikenakan hukuman pengurangan 10 poin pada November lalu akibat melanggar peraturan tersebut di musim 2021-2022. Bulan lalu, Everton dan Forest juga didakwa masalah serupa atas dugaan di musim 2022-2023. Ancaman nyata tersebut mengintai tim-tim besar yang sudah belanja besar di musim panas.
Itu adalah dampak dari sirkus di jendela transfer musim panas. Dengan kasus Everton dan Forrest, semua jadi takut melangkah. Manajer dan direktur olahraga dipaksa lebih mencermati PSR saat mengeluarkan uang.
”Itu adalah dampak dari sirkus di jendela transfer musim panas. Dengan kasus Everton dan Forrest, semua jadi takut melangkah. Manajer dan direktur olahraga dipaksa lebih mencermati PSR saat mengeluarkan uang,” kata Profesor Bob Wilson, pakar keuangan sepak bola di Universitas Sheffield Hallam, kepada BBC Sport.
Adapun klub-klub Liga Inggris mengeluarkan dana sebesar 2,44 miliar poundsterling di musim panas 2023 yang sukses memecahkan rekor transfer. Chelsea menjadi klub paling boros dengan pengeluaran total 397,2 juta poundsterling, salah satunya untuk memboyong gelandang Moises Caicedo.
Baca juga: Cedera Haaland, Berkat bagi Julian Alvarez
Tim medioker Crystal Palace justru memimpin dalam pengeluaran dana terbanyak di bursa musim dingin. Mereka mengejutkan di tenggat transfer dengan mendatangkan gelandang Blackburn Rovers, Adam Wharton, seharga 18 juta poundsterling. Total, Palace mengeluarkan 30 juta pounsterling, di atas Tottenham Hotspur (26 juta).
Strategi Palace sangat masuk akal. Mereka masih bisa berbelanja cukup banyak karena cenderung hemat di musim panas. Tim asuhan Manajer Roy Hodgson itu hanya mengeluarkan 32 juta poundsterling sebelumnya yang merupakan kedua terendah di liga setelah tim promosi Luton Town.
Gary Neville, pengamat sekaligus mantan pemain Liga Inggris, mengatakan, bulan Januari memang selalu sulit untuk menemukan transfer yang tepat, selain juga tim berhati-hati untuk menghindari hukuman. Namun, hal itu bukan merupakan sebuah anomali. Klub-klub hanya ingin lebih cermat dengan berbelanja di musim panas nanti.
”Saya pikir itu bukan sesuatu pertanda buruk. Mungkin ini akan menjadi titik awal klub-klub untuk lebih memikirkan keberlanjutan dan lebih pindah dalam jendela transfer ke depan. Aktivitas transfer akan meledak lagi pada musim panas mendatang. Uang dari televisi akan masuk lagi ke klub,” ujar Neville, dikutip Sky Sports.
Di situasi serba hemat, klub-klub menyiasati hal tersebut dengan strategi peminjaman pemain. Seperti Spurs yang mendatangkan Timo Werner dari RB Leipzig dan West Ham United yang meminjam Kalvin Phillips dari City. Adapun Chelsea memanggil Cesare Casadei dari peminjaman di Leicester City. (AP/REUTERS)