”Scudetto” Sepenuhnya di Tangan Inter Milan
Inter mengendalikan nasib mereka untuk meraih ”scudetto”. Gelar liga ke-20 dalam jangkauan Inter.
MILAN, SABTU — Meskipun Liga Italia musim ini masih tersisa 13 pekan, perburuan scudetto sudah berada di tangan Inter. Performa tim asuhan Simone Inzaghi itu bakal menentukan kendali penuh mereka di puncak klasemen atau membuka peluang Juventus dan AC Milan untuk mengusik kenyamanan mereka.
Baca juga: Lonceng Kematian Asa ”Scudetto” Juventus
”I Nerazzurri”, julukan Inter, memastikan unggul 10 poin dari Juventus setelah merampungkan laga ke-24 melawan Salernitana, Sabtu (17/2/2024) dini hari WIB, di Stadion Giuseppe Meazza. Koleksi tiga poin Inter dipastikan berkat keunggulan, 4-0, yang disumbangkan oleh Marcus Thuram (menit ke-17), Lautaro Martinez (19), Denzel Dumfries (40), dan Marko Arnautovic (90).
Selama bersama Pelatih Inzaghi, kami bekerja keras untuk mendapatkan kedewasaan yang itu membantu kami datang ke lapangan dengan memahami kekuatan kami.
Kemenangan itu menegaskan kedigdayaan Inter yang sulit dibendung di Italia. Mereka telah mengemas enam kemenangan beruntun sejak pergantian tahun. Lawan yang ditaklukkan Inter di awal tahun ini juga tim-tim tangguh, seperti Juve, Fiorentina, dan AS Roma.
Hasil periode Januari-Februari itu membantu Inter menampilkan konsistensi yang sulit diimbangi tim-tim lain. Di musim ini, Martinez dan kawan-kawan baru sekali menelan kekalahan yang tercipta pada pekan keenam melawan Sassuolo.
Selain itu, Inter juga tidak bisa ditaklukkan oleh tim berpredikat tujuh besar Liga Italia, misalnya Juve, AC Milan, Napoli, Lazio, Atalanta, dan AS Roma. I Nerazzurri mengemas empat poin dari dua laga kontra Juve, lalu mengumpulkan enam poin berkat dua kali menumbangkan Roma.
Baca juga: Erick Thohir dan Nuansa Inter Milan di Piala Asia
Superioritas itu membuat Inter amat sulit diredam untuk memastikan gelar scudetto ke-20 di musim ini. Jika jalan mereka lancar, Inter akan memiliki dua bintang di atas logo mereka mulai musim 2024-2025.
Martinez, penyerang dan kapten Inter, mengatakan, timnya ingin menentukan sendiri jalan menuju scudetto. Kata Martinez, raihan gelar juara Piala Super Italia, Desember lalu, meningkatkan motivasi skuad Inter untuk mengangkat trofi lain di musim ini. Harapan Inter meraih juara tersisa di Liga Italia dan Liga Champions.
”Kami selalu memiliki takdir di tangan kami. Selama bersama Pelatih Inzaghi, kami bekerja keras untuk mendapatkan kedewasaan yang itu membantu kami datang ke lapangan dengan memahami kekuatan kami. Kami selalu berusaha menunjukkan itu di setiap gim,” ujar Martinez seperti dikutip laman klub.
Sebuah gol ke gawang Salernitana, tim juru kunci, memastikan Martinez sebagai pemain ketiga Inter yang mencetak minimal 20 gol di tiga musim Liga Italia beruntun. Capaian itu sebelumnya dituliskan legenda abadi I Nerazzurri, Giuseppe Meazza dan Stefano Nyers.
Baca juga: AC Milan Melewati Ujian Ketabahan
Inzaghi meminta anak asuhannya tidak terlena dengan keunggulan poin besar di papan klasemen sementara. Menurut dia, perjalanan musim masih panjang jadi segalanya masih bisa terjadi.
”Sebagai pemain, saya meraih scudetto yang awalnya terlihat mustahil, lalu saya juga kehilangan gelar liga yang diprediksi sudah dalam genggaman. Saya sudah lama di sepak bola dan tahu kami masih memiliki jalan yang panjang,” tutur Inzaghi seusai laga dilansir Sky Sport Italia.
Membayangkan Inter terjungkal dalam 15 pertandingan terakhir amat mustahil. Sebab, mereka hanya tersisa tiga laga menghadapi tim papan atas, yaitu Atalanta, Bologna, dan AC Milan. Lawan yang punya peluang menghambat Inter lainnya adalah Napoli dan Lazio, tetapi di antara itu Inter memiliki delapan pertandingan menghadapi tim-tim di luar zona 10 besar.
Jika tergelincir dan kehilangan konsistensi dalam beberapa pekan depan, Inter akan membantu dua pesaing terdekat, Juve dan Milan, untuk mengganggu posisi mereka. Inzaghi tidak ingin hal itu terjadi.
Baca juga: Sejarah Berulang, Mourinho Dipecat AS Roma di Musim Ketiga
”Kami harus tetap menjaga fokus karena Juventus dan Milan akan membayangi kami hingga akhir,” ucap Inzaghi.
Permainan transisi
Dalam laga melawan Salernitana, Inter tampil amat dominan dengan koleksi 26 tembakan dan 73 persen penguasaan bola. Angka itu amat timpang dibandingkan dengan satu tembakan dan 27 persen penguasaan bola yang dicatatkan Salernitana.
Meski begitu, empat gol Inter tercipta melalui permainan transisi serangan balik mereka yang bertumpu dari sisi sayap. Ketika bisa merebut bola dari kendali pemain Salernitana, pemain Inter memanfaatkan ruang di pertahanan Salernitana yang terbuka untuk mengkreasikan peluang.
Martinez mengakui gaya bermain Inter kontra Salernitana adalah pola baku yang telah mereka tampilkan selama musim ini. ”Kami selalu berusaha menekan dengan garis tinggi, mendapatkan bola kembali secepat mungkin, dan mencetak banyak gol,” ujarnya.
Ketika Inter semakin berkuasa, Salernitana kian sulit keluar dari zona degradasi. Mereka baru mengemas 13 poin dari 25 gim. Keputusan untuk mengganti pelatih dengan memecat Filippo Inzaghi, awal pekan ini, dan menunjuk Fabio Liverani terbukti belum memberikan dampak signifikan.
Baca juga: Kebangkitan Melegakan AC Milan
Pola permainan Salernitana tidak terlihat. Serangan mereka hanya mengandalkan aksi individu pemain depan, seperti Antonio Candreva dan Boulaye Dia, untuk membawa bola ke sepertiga akhir pertahanan Inter. Di sisi lain, pemain bertahan Salernitana juga kerap melakukan kesalahan, utamanya dalam penempatan posisi, yang membantu pemain Inter mengancam gawang mereka.
”Terlihat kurangnya kepercayaan diri di dalam tim ini. Ini adalah situasi yang sudah saya duga sebelumnya. Saya ingin memperbaiki itu agar pemain memiliki determinasi lebih besar dan hasrat untuk memenangi setiap duel,” kata Liverani kepada Sky Sport Italia.