Iga Swiatek tampil pada final turnamen WTA Doha untuk tiga tahun beruntun. Dia akan melawan Elena Rybakina di final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
DOHA, JUMAT — Untuk ketiga kali secara beruntun, Iga Swiatek tampil dalam final turnamen WTA 1000 Doha. Satu petenis yang bisa menjadi penghalangnya untuk mencetak hattrick juara adalah petenis yang paling sulit dikalahkannya, Elena Rybakina.
Swiatek mendapat keuntungan sebelum berhadapan dengan Rybakina di Khalifa International Tennis and Squash Complex, Doha, Qatar, Sabtu (17/2/2024) malam, yaitu menang walkover (WO) atas Karolina Pliskova di semifinal. Pliskova mengundurkan diri beberapa jam sebelum semifinal karena cedera punggung bawah. Sementara Rybakina mengalahkan Anastasia Pavlyuchenkova 6-2, 6-4.
Tentu saja melawan Elena adalah tantangan besar. Dia bermain sangat solid.
Tubuh Pliskova memberi tanda telah melebihi batas kemampuannya setelah selalu bermain tiga set dalam tiga babak. Dia pun bermain pada babak pertama di Doha dengan selang kurang dari sehari setelah menjuarai turnamen WTA di Romania.
Dengan mundurnya Pliskova, Swiatek tak perlu bertanding dalam dua dari lima babak menuju final. Sebagai salah satu dari 16 unggulan, petenis nomor satu dunia itu mendapat bye pada babak pertama.
Namun, kemenangan WO tersebut belum tentu menjadi keuntungan karena Swiatek akan berhadapan dengan Rybakina, petenis yang paling sulit dikalahkannya. Dari empat pertemuan, Swiatek tiga kali kalah dan ketiganya terjadi pada 2023.
Rybakina memiliki kelebihan dalam servis yang keras, forehand yang meluncur datar dan tipis di atas net, serta selalu memperlihatkan ketenangan. Pada 2024, kelebihan itu membuahkan dua gelar juara, yaitu di WTA 500 Brisbane pada Januari dan WTA 500 Abu Dhabi, sepekan sebelum tampil di Doha. Sementara Swiatek belum mendapatkan gelar juara setelah tersingkir pada babak ketiga Australia Terbuka.
”Tentu saja melawan Elena adalah tantangan besar. Dia bermain sangat solid,” komentar Swiatek.
Rybakina berpendapat, dia memang unggul dari Swiatek pada persaingan 2023, tetapi, setiap pertandingan pasti menjadi momen keduanya untuk saling menganalisis. ”Iga adalah petenis yang sangat bagus. Untuk saat ini, dia lebih bugar dari saya, jadi, saya harus memulihkan diri dengan baik karena dia akan membuat saya bekerja keras untuk mengembalikan setiap pukulan,” tutur Rybakina dalam laman resmi WTA.
Jika juara di Doha, ini menjadi gelar pertama Rybakina pada turnamen yang berlevel WTA 500 pada 2020 dan 2022 tersebut. Adapun Swiatek bisa menyamai Serena Williams sebagai tunggal putri terakhir yang menjuarai sebuah turnamen tiga kali beruntun. Serena melakukannya di WTA 1000 Miami pada 2013-2015.
Swiatek dan Rybakina menjadi bagian dari tiga petenis terbaik sejak 2022 bersama Aryna Sabalenka yang absen di Doha. Mereka pun disebut ”Big Three” tunggal putri, julukan yang selama ini ditujukan pada Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.
Menjelang akhir 2023, persaingan di level atas tersebut bertambah dengan kehadiran Cori ”Coco” Gauff. Dia mengikuti para seniornya dengan menjuarai Grand Slam, yaitu di Amerika Serikat Terbuka 2023. Namun, di Doha, Coco tersingkir pada babak kedua karena kalah dari Katerina Siniakova.
Kemenangan ke-200 Sinner
Pada turnamen putra ATP 500 Rotterdam, kemenangan atas Milos Raonic pada perempat final menjadi kemenangan ke-200 bagi Jannik Sinner dalam kariernya sebagai petenis profesional. Sinner menang dengan skor 7-6 (4), 1-1 setelah Raonic mengundurkan diri karena cedera pinggul kanan.
Sinner, yang saat ini berusia 22 tahun, memulai karier sebagai petenis profesional pada 2018. Petenis Italia tersebut memperoleh gelar pertama Grand Slam dari Australia Terbuka sebulan lalu. Turnamen di Rotterdam, Belanda, pun menjadi turnamen pertama dengan status sebagai juara Grand Slam.
”Milos adalah petenis bagus dengan servis yang sulit dikembalikan. Saya harus berjuang pada pertandingan tadi, juga, dalam dua babak sebelumnya. Saya berusaha bertahan untuk secara mental meski tikda bermain dalam level terbaik,” komentar Sinner.
Pada semifinal, petenis ranking keempat dunia tersebut akan berhadapan dengan wakil tuan rumah, Tallon Griekspoor, yang menang atas Emil Ruusuvuori 7-5, 7-6 (4). Pada semifinal lainnya, Grigor Dimitrov akan melawan Alex de Minaur yang menyingkirkan unggulan kedua, Andrey Rublev, 7-6 (5), 4-6, 6-3.
Jika Sinner lolos ke final, dia akan naik satu tingkat dalam peringkat dunia, menggeser Daniil Medvedev di ranking ketiga. Dia pun bisa mewujudkan targetnya yang lain pada tahun ini selain menjadi juara Grand Slam. (AFP)