Hampir 400 Pesepak Bola Diaspora Telah Terdata
Kemenpora terus menggali potensi pesepak bola diaspora Indonesia. Penggunaan diaspora berada di tangan pelatih.
JAKARTA, KOMPAS — Potensi besar diaspora bisa menjadi alternatif untuk melengkapi komposisi pemain dan meningkatkan level kompetitif tim nasional sepak bola Indonesia, baik level yunior maupun senior. Kementerian Pemuda dan Olahraga telah mendata hampir 400 pesepak bola diaspora Indonesia di luar negeri.
Baca juga: Piala Asia 2023, Ujian Kemanjuran Program Naturalisasi
Meski begitu, keputusan untuk memanfaatkan data diaspora itu sepenuhnya berada di tangan pelatih timnas Indonesia. Selama ini pun Kemenpora hanya berupaya untuk mengumpulkan talenta-talenta diaspora terbaik di seluruh cabang olahraga. Rencana pemanggilan diaspora itu untuk mengikuti pemusatan latihan tim ”Garuda” merupakan tupoksi pelatih dan federasi, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
”Kami berusaha untuk memanfaatkan potensi besar diaspora Indonesia yang berjumlah lebih dari 9 juta orang di lebih dari 90 negara. Ini adalah salah satu ikhtiar untuk membantu timnas lebih kompetitif. Tidak ada salahnya memanfaatkan potensi diaspora itu, seperti yang sudah kita lihat hasilnya di Piala Asia 2023,” ujar Hamdan Hamedan, tenaga ahli Menpora bidang Diaspora dan Kepemudaan, Rabu (28/2/2024), di Jakarta.
Baca juga: Kuartet Pemain ”Versatile” Kunci Indonesia
Hamdan menambahkan, ”Dari jumlah itu, kami sudah mendata hampir 400 diaspora di bidang sepak bola baik yang memiliki keturunan Indonesia serta ada juga yang berpaspor Indonesia. Sekitar 300 untuk tim putra, lalu ada pula lebih dari 30 pemain putri. Data ini masih akan terus bertambah.”
Ratusan nama itu terdiri dari usia di bawah 17 tahun, yang masih memegang paspor Indonesia, hingga usia 30 tahun yang memerlukan proses alih kewarganegaraan atau naturalisasi. Aturan pembatasan usia itu menyesuaikan Peraturan Menpora Nomor 10 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pemberian Rekomendasi atas Usulan Pemberian Kewarganegaraan RI bagi Olahragawan WNA dan Tenaga Keolahragaan WNA.
Terbaru, Hamdan pun telah menyerahkan data 37 nama pemain diaspora Indonesia kepada Pelatih Tim U-16 Indonesia Nova Arianto. Para pemain itu berasal dari berbagai negara, di antaranya Belanda, Spanyol, Jerman, dan Australia. Mereka rata-rata kelahiran 2008.
Baca juga: Dilibas Libya, Keraguan Memayungi Pemain Naturalisasi
Dari 37 nama itu, sembilan pemain tidak perlu melalui tahap naturalisasi karena masih memiliki paspor Indonesia atau dapat mendapat paspor Indonesia dengan cepat. Jikalau paspor telah kedaluwarsa atau tidak berlaku, mereka bisa segera mengurus pembaruan paspor pada perwakilan Kedutaan Besar RI di negara bermukim mereka.
Dari jumlah itu, kami sudah mendata hampir 400 diaspora di bidang sepak bola baik yang memiliki keturunan Indonesia serta ada juga yang berpaspor Indonesia. Sekitar 300 untuk tim putra, lalu ada pula lebih dari 30 pemain putri.
Dalam daftar itu, Kemenpora memberikan profil lengkap setiap pemain. Dalam profil pemain itu tercantum nama, tempat dan tanggal kelahiran, posisi, tinggi dan berat badan, klub saat ini, serta status paspor mereka. Tak hanya itu, Kemenpora berupaya memberikan cuplikan video para pemain itu untuk menjadi bahan pertimbangan Nova dan tim pelatih ”Garuda Muda”.
Nova mengungkapkan, pengumpulan data pemain diaspora itu bagian dari seleksi awal pembentukan tim U-16 untuk berbagai ajang, seperti Piala AFF U-16 2024 dan kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Sebelum memutuskan untuk memanggil pemain diaspora itu, tambah Nova, pihaknya akan menempuh beberapa tahapan.
”Kami dari staf pelatih mengamati video-video mereka. Kami juga akan berkomunikasi dengan PSSI untuk membahas situasi dan mekanisme untuk menyertakan pemain diaspora ini,” ucap Nova.
Baca juga: Supremasi Tak Instan Qatar
Jika ada pemain diaspora yang mencuri perhatiannya dan memenuhi persyaratan administrasi untuk membela Garuda Muda, Nova berencana untuk memanggil pemain diaspora itu pada pemusatan latihan lanjutan, April mendatang.
Lebih lanjut, Hamdan juga telah mengumpulkan nama-nama pemain yang bisa membela tim dari usia U-16 hingga senior serta pemain-pemain untuk timnas putri.
Sesuai permintaan
Hamdan menegaskan, pemberian usulan nama-nama pemain diaspora itu menyesuaikan permintaan pelatih timnas. Ia menyebut Nova sempat menanyakan data para pemain diaspora kepadanya. Setelah itu, Kemenpora melakukan kategorisasi nama-nama pemain yang sesuai untuk tim U-16 Indonesia. Penyerahan dokumen pemain diaspora itu dilakukan di Kantor Kemenpora.
”Jika pelatih meminta dan membutuhkan informasi atau data, kami akan dengan senang hati memberikan informasi tersebut. Kami pun berupaya melakukan filterisasi berdasarkan prestasi dan performa mereka sehingga kami tidak sekadar menghadirkan data diaspora yang berkarier di luar negeri. Tetapi, kami juga berupaya menampilkan para atlet diaspora yang potensial,” kata Hamdan.
Baca juga: Membaca Visi Sepak Bola Prabowo-Gibran
Untuk mencari data pemain-pemain itu, Kemenpora menggunakan sejumlah perlengkapan yang tersedia di dunia maya untuk mengindentifikasi awal potensi pemain diaspora. Selanjutnya, Kemenpora berusaha mengumpulkan video-video penampilan mereka melalui koneksi di luar negeri, seperti pemain, keluarga, dan jejaring warga negara Indonesia di luar negeri.
Tak hanya mencari data, Kemenpora juga sudah memiliki surel yang bisa menjadi media bagi pemain diaspora mengirimkan langsung curriculum vitae dan video penampilan mereka. Hamdan mengungkapkan, hampir setiap hari ada pesan masuk dari diaspora yang mengirimkan profil mereka.
Selain sepak bola, Kemenpora juga mengumpulkan diaspora setidaknya untuk 10 cabang olahraga lain, di antaranya bola basket dan renang. Basket misalnya sudah terdata lebih dari 60 pemain untuk putra dan putri. Jika memasukkan data olahraga lain, terdapat lebih dari 500 diaspora Indonesia yang aktif di bidang olahraga di belahan dunia lain.