Marcus Fernaldi Gideon menyatakan pensiun sebagai atlet sejak 9 Maret 2024. Dia ingin lebih sering bersama keluarga.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Salah satu atlet terbaik ganda putra dunia, Marcus Fernaldi Gideon, mengundurkan diri dari persaingan bulu tangkis dunia. Namun, Marcus tak akan benar-benar meninggalkan dunia bulu tangkis karena dia akan membantu ayahnya melahirkan generasi baru.
Marcus menyatakan pensiun sebagai atlet dalam tulisan dan video yang dia unggah di Instagram, tepat pada hari ulang tahun ke-33, pada 9 Maret 2024. Dia berpamitan dengan prestasi yang membuatnya menjadi salah satu pebulu tangkis ganda putra terbaik dunia.
Atlet yang memiliki nama panggilan Sinyo itu memiliki 30-an gelar juara bersama beberapa partner, seperti Agripina Prima Rahmanto Putra, Markis Kido, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Gelar juara terbanyak diraih bersama Kevin.
Pada periode terbaik, Kevin/Marcus meraih sembilan gelar juara pada 2018 dan delapan gelar pada 2019. Selama 226 pekan, sejak 16 Maret 2017, mereka menempati puncak peringkat dunia.
Salah satunya adalah saya ingin lebih banyak waktu untuk keluarga karena selama ini sering meninggalkan mereka.
Permainan cepat, energik, dan cerdik selalu disajikan ketika mereka bertanding. Dengan banyak kelebihan itu, mereka mendominasi persaingan ganda putra setidaknya selama dua tahun meski kalah postur dibandingkan sebagian besar pesaing di level elite. Kevin/Marcus pun mendapat julukan ”Minions”, karakter animasi kecil yang lincah.
Sehari setelah mengumumkan pengunduran dirinya, Marcus berbicara tentang alasannya pensiun dan apa yang akan dikerjakan berikutnya. Dia menyisihkan waktu setelah menemani bapak-bapak bermain bulu tangkis di Gideon Badminton Hall, Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2024) pagi.
Gedung bulu tangkis itu adalah salah satu bentuk dedikasi Marcus untuk olahraga yang ditekuninya sejak berusia 8-9 tahun. Tempat ini dilengkapi tempat latihan fisik, tempat makan, kafe yang juga kepunyaan sendiri, serta asrama yang saat ini menampung 50-an anak didikan Gideon Badminton Academy. Dia memercayakan pengelolaan pelatihan para calon atlet itu kepada ayahnya yang mantan pebulu tangkis nasional, Kurniahu Gideon.
Video wawancara Marcus Gideon
Kurniahu, yang Minggu pagi itu juga berada di GOR, pernah memberi masukan agar anak bungsunya dari dua bersaudara itu mengurungkan niat untuk pensiun. Menurut dia, Marcus masih bisa bersaing di arena internasional meski pernah menjalani operasi di kedua kakinya, pada 2022 dan 2023. Namun, dia menyerahkan keputusan tersebut kepada putranya.
Marcus bercerita bahwa dirinya memang masih bisa bertanding. Rasa ngilu di kaki biasanya terasa 7-8 bulan setelah operasi. Akan tetapi, tekadnya untuk beristirahat sudah bulat meski namanya dan Kevin tertera dalam daftar atlet yang dipanggil PP PBSI untuk pelatnas 2024.
”Surat pengunduran diri sudah saya serahkan ke PBSI pada malam hari setelah saya mengumumkan retired. Saya rasa, waktu saya bermain sudah cukup, saya sudah berusia 33 tahun. Saya pikir, tempat saya di pelatnas bisa menjadi kesempatan bagi pemain lain. Banyak yang ingin dan pantas menjadi pemain pelatnas,” tuturnya.
”Saya mungkin masih sanggup untuk bermain lagi, tetapi ada pertimbangan lain saat mengambil keputusan. Salah satunya adalah saya ingin lebih banyak waktu untuk keluarga karena selama ini sering meninggalkan mereka,” lanjut ayah dari tiga anak ini.
Istrinya, Agnes, adalah orang pertama yang diberi tahu Marcus tentang rencana pensiun. Setelah itu, dia memberi tahu ayahnya.
”Kalau Kevin, saya sempat berbicara tentang kemungkinan berhenti saat akan operasi. Makanya, saya minta dia untuk tidak menunggu saya. Setelah itu, dia pun sempat bermain bersama Rahmat (Hidayat),” ujar Marcus yang terakhir kali bermain bersama Kevin pada Singapura Terbuka, Juni 2023.
Kevin berpasangan dengan Rahmat pada turnamen Korea dan Kumamoto Masters, November 2023. Adapun Marcus bermain bersama Muhammad Rayhan Nur Fadillah pada Desember 2023.
Setelah itu, meski Kevin/Marcus masuk daftar atlet pelatnas 2024, belum ada turnamen yang mereka ikuti. Keduanya juga jarang terlihat berlatih di pelatnas. Beberapa kali, pelatih dan pengurus PBSI mengatakan akan berdiskusi lebih dulu dengan kedua atlet untuk membuat rencana terkait mereka, tetapi diskusi itu belum pernah dilakukan.
Ketika ditanya pendapatnya jika PBSI meminta untuk kembali, Marcus menyatakan, masa-masa bertanding sebagai atlet dirasa sudah cukup. ”Tidak ada yang saya sesali. Saya bersyukur dengan perjalanan saya sebagai atlet. Apalagi, tidak semua orang bisa melalui seperti yang saya alami, banyak naik-turunnya,” kata Marcus yang pertama kali menjadi atlet pelatnas pada 2010, lalu keluar, dan masuk kembali pada 2015.
Selain ingin lebih sering bersama keluarga, Marcus juga akan membantu ayahnya melahirkan generasi baru di akademinya. ”Melihat anak-anak berlatih, saya jadi teringat apa yang saya lakukan ketika seusia mereka,” katanya.