Kualitas pemain Liga Kompas diakui layak tim U-16 Indonesia. Sebanyak 24 pemain terpilih akan tampil di Piala Gothia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia berencana menyusun cetak biru untuk menyinergikan kompetisi usia dini. Langkah itu demi hadirkan kesinambungan antara liga pembinaan yang diselenggarakan pihak swasta hingga Elite Pro Academy yang digelar PSSI.
Kepala Pengembangan Usia Muda PSSI Mundari Karya mengapresiasi penyelenggaraan Liga Kompas Kacang Garuda U-14 yang konsisten berjalan selama 11 musim. Tidak hanya menyajikan liga yang kompetitif, menurut Mundari, Liga Kompas telah menyumbang pemain-pemain yang menjadi andalan tim nasional, utamanya level U-16/U-17.
Eks pemain Tim U-20 Indonesia di Piala Dunia U-20 1979 itu menyebut anak-anak belia memerlukan kompetisi yang penting bagi proses perkembangan mereka demi menapaki mimpi menjadi pesepak bola profesional. Untuk itu, Mundari menyatakan, dirinya telah berbicara dengan Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha untuk menyinergikan kompetisi usia dini.
“Harapannya agar kompetisi usia dini tidak tumpang tindih karena banyak pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kompetisi. Saya mau semua kompetisi itu berada dalam koordinasi PSSI. Pasalnya, semua itu akan berkaitan dengan registrasi pemain dan kebutuhan pembentukan timnas,” ujar Mundari seusai menghadiri acara penyerahan gelar juara Liga Kompas edisi 2023-2024 di Stadion Madya, Jakarta, Minggu (10/3/2024).
Mundari menambahkan, “Ke depan, saya ingin agar semua kompetisi usia dini itu nyambung dengan program PSSI. Kami akan berbicara dengan semua penyelenggara, termasuk Kompas. Jadi, nantinya kompetisi usia dini ini akan menyatu untuk menjadi jenjang pemain menuju EPA (Elite Pro Academy)”.
Dalam agenda itu, Tisha pun hadir mewakili Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Lalu, sejumlah perwakilan sponsor kompetisi juga hadir, yaitu Direktur Marketing PT Garudafood Putra Putri Ari Purwito, Kepala Komunikasi Pemasaran dan Penjualan Regional SKF Indonesia Arie Marsetyo, serta Manajer Jenama Senior SPECS Iwan Saktiawan.
Dalam sambutannya, Tisha berterima kasih atas konsistensi yang ditunjukkan Liga Kompas untuk berkontribusi bagi pembinaan pemain muda di Indonesia.
Tisha berharap Liga Kompas terus meningkatkan kompetensi dengan pengunaan data untuk memantau pemain-pemain. Selain itu, ia mengingatkan perlunya inovasi untuk terus meningkatkan intensitas pertandingan di dalam kompetisi.
“Untuk para pemain, kalian telah merasakan bermain di lapangan Stadion Madya yang digunakan sebagai lapangan latihan Piala Dunia U-17 lalu. Semoga kesempatan ini bisa menjadi motivasi kalian untuk terus berkembang,” kata Tisha.
Pada acara penutup musim 2023-2024, Liga Kompas menyelenggarakan trofeo yang diikuti 33 pemain terbaik yang dibagi ke dalam tiga tim. Selain itu, Liga Kompas juga menobatkan Intan Soccer Cipta Cendikia sebagai penerima anugerah “Tim Fair Play”.
Adapun penyerang Asiana Soccer School, Sean Rahman Kastor, meraih sepatu emas berkat sumbangan 23 gol di 15 gim. Gelar individu dilengkapi oleh Mustopa Dayu dari Putra Agung yang menyabet predikat “Kiper Terbaik”.
Sebagai penutup, semua pemain dan staf pelatih Asiana dikalungkan medali emas dan trofi juara. Mereka menutup musim 2022-2023 sebagai peringkat pertama. Kemudian, Intan Soccer dan Villa 2000 juga mendapatkan masing-masing medali perak dan perunggu setelah menyempurnakan susunan tiga besar.
Pemain Intan Soccer dan Villa 2000 pun sempat membentuk guard of honor untuk menyambut pemain Asiana sebelum naik ke podium penyerahan medali dan trofi.
Menuju Piala Gothia
Rangkaian pamungkas dari agenda penutupan musim ini ialah pengumuman 24 pemain terbaik dari Liga Kompas 2023-2024 untuk tampil di Piala Gothia 2024. Turnamen usia dini bergengsi itu akan berlangsung di Gothenburg, Swedia, 14 hingga 20 Juli mendatang. Pelatih Intan Soccer Yani Muhammad Yamin terpilih sebagai pelatih kepala yang akan mengasuh tim terbaik itu.
Yani mengungkapkan, sebanyak 24 pemain itu memiliki talenta yang sangat bagus. Ia pun yakin mereka bisa menjadi tim yang tangguh ketika dikumpulkan ke dalam satu tim.
“Saya yakin meski disatukan dalam waktu singkat mereka bisa meraih prestasi. Secara individu mereka sangat baik, tinggal menyamakan persepsi permainan,” ucap Yani.
Untuk persiapan Gothia, Yani pun telah mempelajari perjalanan turnamen Piala Gothia dalam beberapa tahun terakhir melalui tayangan video. Hal itu demi memprediksi kekuatan lawan sebelum timnya melakukan pemusatan latihan sekitar Juni mendatang.
“Dari video yang saya lihat, lawan-lawan kuat akan berasal dari tim-tim akademi Amerika Latin dan Afrika. Mereka memiliki pemain-pemain bagus,” kata Yani.
Mundari yang menyaksikan laga ekshibisi trofeo juga mengakui kualitas pemain-pemain Liga Kompas 2023-2024. Ia menganggap mayoritas dari 24 pemain yang terpilih ke Piala Gothia layak untuk mengikuti seleksi di tim U-16 Indonesia.
“Saya juga bicara ke Bu Tisha untuk memungkinkan agar kita undang Nova Arianto (Pelatih Tim U-16 Indonesia) dan Indra Sjafri (Direktur Teknik PSSI/Pelatih Tim U-20 Indonesia) memantau langsung 24 pemain ini. Saya pun sudah memiliki data mereka untuk diajukan ke BTN (Badan Tim Nasional),” tutur Mundari.