Yamal-Endrick, Masa Depan Persaingan ”El Clasico” Barcelona Vs Real Madrid
Dua pemain remaja, Lamine Yamal dan Endrick, menjadi masa depan persaingan Barcelona vs Real Madrid di Liga Spanyol.
Oleh
PRASETYO EKO PRIHANANTO
·4 menit baca
Pertandingan antara Spanyol dan Brasil di Santiago Bernabeu, Rabu (27/3/2024) dini hari WIB, adalah laga dua tim elite sebagai persiapan menyambut turnamen besar. Namun, laga uji coba yang berakhir dengan hasil imbang 3-3 itu ternyata menjadi sebuah pertarungan pembuka di antara dua remaja yang akan menjadi masa depan persaingan dua klub raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona.
Laga bertajuk ”One Skin” digelar untuk menyoroti perjuangan melawan rasisme setelah serangkaian hinaan kepada penyerang Madrid, Vinícius Júnior. Akan tetapi, justru aksi dua remaja Lamine Yamal dari Spanyol dan Endrick dari Brasil yang mencuri perhatian melalui penampilan memesona pada pertandingan tersebut. Aksi Vinícius relatif tak terlihat pada laga itu.
Yamal tampil memukau sepanjang pertandingan, mempermalukan bek-bek Brasil. Ia pun mendapatkan aplaus yang jarang terjadi diterima oleh pemain Barcelona di Santiago Bernabeu, kandang rival abadi Real Madrid, saat diganti menjelang laga berakhir.
Meski tidak mencetak gol, remaja berusia 16 tahun itu berandil besar atas terciptanya tiga gol Spanyol. Pertama, aksinya di kotak penalti memaksa bek Brasil, João Gomes, melanggarnya sehingga berbuah tendangan penalti. Penalti tersebut berhasil dieksekusi dengan sempurna oleh Rodri.
Yamal dan Endrick adalah pemain yang memiliki peluang untuk menjadi bintang pada Piala Dunia 2026.
Kemudian, ia juga memberikan umpan kepada Dani Olmo untuk mencetak gol kedua dan memberi umpan matang kepada Dani Carvajal yang memaksa Lucas Beraldo melakukan pelanggaran di kotak penalti. Hadiah penalti kembali bisa dikonversi Rodri untuk mencetak gol keduanya.
Tak mau kalah dengan aksi memesona Yamal, penyerang Brasil, Endrick, pun membuat barisan pertahanan Spanyol kocar-kacir. Pemain berusia 17 tahun yang pada musim depan dipastikan memperkuat Real Madrid itu mencetak gol penyama kedudukan saat Brasil tertinggal 1-2. Dua gol Brasil lainnya dicetak oleh Rodrygo dan penalti Lucas Paqueta.
Para pendukung yang hadir di Santiago Bernabeu sebenarnya menghendaki Endrick yang mengambil penalti, tetapi ia justru memberikan bola kepada Paqueta. Akibatnya, saat Paqueta melakukan eksekusi, ia mendapat cemoohan.
Gol ke gawang Spanyol adalah gol kedua Endrick bagi tim ”Samba” setelah mencetak gol pada laga debutnya saat melawan Inggris, tiga hari sebelumnya. Gol ke gawang Inggris menjadi penentu kemenangan tim Samba pada laga di Stadion Wembley, London.
”Yamal dan Endrick adalah pemain yang memiliki peluang untuk menjadi bintang pada Piala Dunia 2026,” kata Pelatih Brasil Dorival Júnior. ”Keduanya bermain pada level yang sangat tinggi.”
Bakat Yamal membuatnya disebut-sebut sebagai penerus Lionel Messi, legenda Barca yang telah meninggalkan klub. Barca pun percaya mereka telah menemukan penerus takhta yang pantas. Untuk itulah, mereka buru-buru mengikat Yamal dengan kontrak fantastis, memperpanjang durasinya hingga 2026.
Kesepakatan baru yang ditandatangani oleh Yamal juga mencakup klausul pelepasan (release clause) sebesar 1 miliar euro, sebuah angka yang fantastis. Yamal pantas disebut sebagai penerus Messi karena permainannya mirip dengan legenda asal Argentina itu, terutama kepiawaiannya menciptakan peluang di sepertiga akhir lapangan.
Pelatih Barcelona Xavi, yang juga produk akademi La Masia, pun tak ragu-ragu untuk membandingkannya dengan Messi. ”Dia pemain yang serupa karena dia memiliki bakat (bermain) di sepertiga akhir lapangan yang sulit ditemukan,” ujar Xavi ketika ditanya apakah kedua pemain itu bisa dibandingkan.
Musim ini, pemain yang lahir di Esplugues de Llobregat, bagian dari kawasan metro Barcelona, itu menjadi starter termuda di La Liga di abad ke-21. Dia juga pemberi asis termuda dalam rentang waktu yang sama. Yamal juga baru saja menjadi pencetak gol termuda La Liga pada usia 16 tahun 87 hari, mengalahkan rekor yang dibuat oleh pemain Malaga, Fabrice Olinga, ketika membobol gawang Granada, 8 Oktober 2023. Ia juga menjadi pemain dan pencetak gol termuda Spanyol saat ”La Roja” mengalahkan Georgia, 7-1, di kualifikasi Piala Eropa 2024.
Pemain kelahiran 13 Juli 2007 itu menjadi debutan termuda Barcelona pada usia 15 tahun 290 hari, yaitu saat tampil melawan Real Betis di La Liga pada 29 April 2023. Ia masuk menggantikan Gavi pada menit ke-83 pada laga yang berakhir 4-0 untuk Barca.
Sebaliknya, bakat besar Endrick yang bermain untuk klub Brasil, Palmeiras, langsung membuat Real Madrid kepincut. Pada Desember 2022, Real Madrid mengumumkan bahwa mereka mencapai kesepakatan dengan Palmeiras bahwa Endrick akan bergabung saat sang pemain berusia 18 tahun, yaitu pada Juli 2024 atau menjelang kompetisi musim depan. Nilai pembelian Endrick mencapai sekitar 60 juta euro ditambah pajak 12 juta euro.
Melihat penampilannya dua kali memperkuat Brasil, nilai itu sudah terlihat murah. ”Tem estrela!” kata seorang eksekutif Federasi Sepak Bola Brasil, kepada The Athletic. Itu adalah ungkapan di Brasil yang berarti, ”Ia punya bintang”.
Euforia kemunculan dua pemain remaja itu telah melanda Spanyol. Pertemuan keduanya di lapangan akan semakin sering melalui laga el clasico. Jika el clasico sebelumnya pernah diwarnai persaingan Messi vs Ronaldo, sorotan akan berganti menjadi Yamal vs Endrick mulai musim depan. (AFP)