Zohri dan Odekta Masih Berjuang untuk Lolos Olimpiade via Kualifikasi
Di tengah kabar Zohri dan Odekta lolos Olimpiade Paris 2024 via "wildcard". PASI menegaskan keduanya fokus kualifikasi.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua atlet atletik Indonesia, Lalu Muhammad Zohri dan Odekta Elvina Naibaho, tengah mematangkan persiapan untuk lolos Olimpiade Paris 2024 lewat kualifikasi. Andai perjuangan mereka belum berbuah tiket ke Paris, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia akan mengupayakan opsi terakhir berupa jalur wildcard.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung mengatakan, kabar Lalu Muhammad Zohri dan Odekta Elvina Naibaho telah lolos ke Olimpiade Paris 2024 dengan wildcard tidak sepenuhnya benar. Kabar yang menyatakan Zohri dan Odekta menjadi atlet kedelapan dan sembilan Indonesia yang lolos Paris tersebut mengemuka sehari terakhir.
Tigor Tanjung mengatakan, Zohri dan Odekta kini masih berjuang untuk lolos melalui kualifikasi. Sprinter dan pelari maraton Indonesia ini tengah mematangkan persiapan agar bisa tampil maksimal demi meraih tiket ke Paris. Adapun tiket melalui mekanisme wildcard akan diupayakan jika kedua atlet ini tidak berhasil via kualifikasi.
”Zohri dan Odekta saat ini sedang fokus berjuang lewat kualifikasi. Semoga bisa lolos dari situ. Sementara itu, wildcard, kan, sebenarnya untuk negara yang atletnya tidak lolos kualifikasi,” ucap Tigor saat dihubungi, Jumat (29/3/2024).
Kedua atlet kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk lolos lewat kualifikasi. Sekarang, fokus kami di situ dulu.
Wildcard merupakan tiket kelolosan yang diberikan berdasarkan kebijakan penyelenggara acara menggunakan kuota Universality Places. Berdasarkan informasi di laman resmi Olimpiade, jalur ini dikembangkan oleh Komite Olimpiade Internasional untuk membantu memastikan partisipasi para atlet Olimpiade dari negara-negara yang, melalui jalur kualifikasi normal, tidak lolos.
Jalur ini diperuntukkan negara yang tidak memiliki atlet atau tim estafet putra atau putri dan memenuhi syarat untuk memasukkan atlet putra atau putri dengan peringkat terbaik di nomor 100 meter, 800 meter, atau maraton. Untuk mendapatkan wildcard, setiap negara melalui Komite Olimpiade Nasional (NOC) masing-masing harus mengajukan nama atletnya sebelum batas waktu yang ditentukan.
”Kedua atlet kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk lolos lewat kualifikasi. Sekarang, fokus kami di situ dulu,” tutur Tigor.
Saat ini, Zohri menjalani sejumlah pelatihan selama 45 hari sejak berangkat 24 Maret lalu ke Amerika Serikat. Zohri berlatih di fasilitas latihan spesialis cabang atletik yang pernah menangani para juara dunia dan peraih medali emas Olimpiade, Altis World Training Center. Zohri kemudian akan mengikuti serangkaian ajang kualifikasi untuk lari nomor 100 meter.
Zohri bakal menuju Jepang untuk mengikuti Kinami Memorial dan Seiko Golden Grand Prix pada Mei 2024. Pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini kemudian akan bertanding di Taiwan Athletics Open pada Juni 2024.
Untuk bisa lolos Olimpiade, Zohri harus memenuhi syarat limit menembus Olimpiade Paris 2024, yakni 10,00 detik. Adapun catatan waktu terbaik sprinter 23 tahun ini ialah 10,03 detik di Osaka Grand Prix 2019, Jepang, ketika memastikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Adapun Odekta bersiap untuk mengikuti satu ajang kualifikasi, yaitu Daegu Marathon di Daegu, Korea Selatan, 7 April 2024. Untuk bisa menembus Olimpiade, Odekta harus menembus limit untuk maraton putri, yakni 2 jam 26 menit 50 detik. Rekor personal terbaik Odekta ialah 2 jam 37 menit 51 detik di Asian Games Hangzhou 2022.
Pelatih lari jarak jauh Indonesia, Wita Witarsa, mengatakan, perjalanan Odekta untuk bisa lolos Olimpiade memang tidak akan mudah. Di atas kertas, berat bagi Odekta untuk mengejar catatan waktu limit.
”Namun, tentu kami akan berusaha memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mempersembahkan hasil terbaik,” ujar Wita.