Indonesia Vs Australia, Kemenangan Langka ”Garuda Muda”
Untuk pertama kali dalam sejarah, Indonesia mampu mengalahkan Australia yang selalu menjadi momok.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim Indonesia U-23 membuka harapan untuk melaju ke perempat final Piala Asia U-23 setelah membekap Australia, 1-0, di Stadion Abdullah bin Nasser bin Khalifa, Qatar, Kamis (18/4/2024) malam WIB. Kemenangan ini tergolong langka bagi Indonesia yang dalam tiga pertemuan sebelumnya selalu kalah dari Australia.
Setelah takluk 0-2 secara kontroversial dari tuan rumah Qatar pada laga pertama, tim Indonesia menunjukkan wajah aslinya meski tidak diperkuat sejumlah pemain kunci, yaitu Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, yang terkena kartu merah. Pelatih Indonesia Shin Tae-yong mampu mengoptimalkan pemain yang ada sehingga kedalaman tim tetap terjaga.
Tanpa keberadaan Ivar sebagai gelandang, Shin menunjuk Nathan Tjoe-A-On untuk menggantikan posisinya. Meski berposisi natural sebagai bek kiri, Nathan ternyata cukup fasih bermain di lini tengah.
Dia beberapa kali mampu membaca arah serangan lawan dan juga menjadi poros permainan tim Indonesia. Gol Indonesia yang dicetak Komang Teguh pun tercipta berkat asis dari Nathan.
”Garuda Muda” bermain sesuai skema yang diinginkan Pelatih Shin Tae-yong. Para pemain Indonesia tidak membiarkan Australia leluasa mengembangkan permainan. Dengan menerapkan pressing tinggi, para pemain Indonesia mencoba mengunci agar bola senantiasa beredar di area permainan Australia saja.
Australia sesekali bisa keluar dari tekanan dengan memanfaatkan momentum di saat Indonesia terlambat bertransisi. Penyerang Australia, Mohamed Toure, menjadi pemain yang paling merepotkan pertahanan Indonesia melalui naluri menyerangnya.
Toure nyaris membawa Australia unggul dari titik penalti. Hadiah penalti diberikan wasit setelah tangan bek Indonesia, Komang Teguh Trisnanda, mengenai bola hasil sepakan pemain Australia. Kesempatan untuk unggul lebih dulu disia-siakan Toure. Kiper Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi, tampil heroik dengan mampu membaca arah eksekusi penalti Toure.
Australia meningkatkan tempo permainan di babak kedua. Pendekatan ini membuat permainan Australia jauh lebih hidup. Bila di babak pertama mereka tertekan dengan penampilan agresif Indonesia, situasinya berbalik di babak kedua. Australia lebih banyak mengalirkan bola di area permainan Indonesia.
Beberapa peluang mampu diciptakan pemain Australia, tetapi masih mampu dimentahkan barisan belakang Indonesia. Sisi kanan pertahanan Indonesia yang dikawal Muhammad Ferarri menjadi sasaran empuk Australia.
Para pemain Australia bisa dengan cepat mengubah arah serangan dari yang awalnya bermula dari sisi kiri pertahanan Indonesia menjadi ke kanan. Kecepatan perubahan arah serangan ini cukup efektif dalam membongkar pertahanan Indonesia yang tampil dengan formasi 3-4-3.
Setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan usai, para pemain Indonesia bersujud meluapkan rasa syukur. Kemenangan, meski tipis, atas Australia amat langka bagi Indonesia. Dalam tiga kesempatan sebelumnya, ”Garuda Muda” selalu menelan kekalahan dari Australia.
Kesulitan menaklukkan Australia juga dirasakan timnas senior Indonesia. Dalam 19 pertemuan kontra Australia sejak 1967, Indonesia menelan 15 kekalahan, 3 hasil imbang, dan hanya 1 kali pernah meraih kemenangan atas ”Socceroos”. Kemenangan terakhir timnas Indonesia atas Australia terjadi pada 1981 di ajang Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Walau tampil dominan, Australia ternyata masih belum mampu menyelesaikan pekerjaan rumah di laga sebelumnya, yaitu efektivitas serangan. Permasalahan tumpulnya lini serang ini sempat diutarakan Pelatih Australia Antony Vidmar setelah timnya bermain imbang 0-0 dengan Jordania di laga pertama.
”Kami ingin bermain sepak bola dengan kecepatan tinggi, tetapi ketika Anda memiliki tim yang bertahan dengan baik dan terstruktur dengan baik, maka terkadang Anda harus bekerja keras untuk menciptakan peluang,” kata Vidmar, dikutip dari laman AFC.
Dengan kekalahan dari Indonesia, kans Australia melaju ke perempat final tidak sepenuhnya tertutup. Namun, mereka butuh kerja keras dan keberuntungan untuk lolos. Di laga pamungkas, Australia akan menghadapi tuan rumah Qatar. Jika pun mampu mengalahkan Qatar, kepastian tiket perempat final untuk Australia harus menunggu hasil laga antara Indonesia dan Jordania.
Indonesia akan menghadapi Jordania pada Minggu (21/4). Ini merupakan laga pamungkas yang akan menentukan kelanjutan kiprah Indonesia di Piala Asia U-23. Bila kembali mampu meraih poin penuh, Indonesia dipastikan akan lolos ke perempat final.