Tujuan Lebih Besar dari Ekshibisi Timnas Voli Vs Red Sparks
Laga ekshibisi menjadi pemanasan bagi timnas bola voli putri sebelum mengikuti AVC Challenge Cup dan SEA V League.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertandingan ekshibisi melawan klub Korea Selatan, Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks, 20 April 2024, mengawali upaya pengembangan timnas bola voli putri Indonesia. Dengan kerangka tim saat ini, timnas putri akan mengarungi laga-laga internasional demi mewujudkan target lebih besar, yakni menembus Liga Voli Nasional atau VNL.
Sehari sebelum laga kontra Red Sparks, Jumat (19/4/2024), timnas voli putri, atau dalam laga ekshibisi disebut sebagai tim All Star Indonesia, menjalani latihan perdana. Sebanyak 11 dari 14 anggota tim hadir dalam latihan berdurasi dua jam di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, itu.
Kapten timnas Agustin Wulandhari mengatakan, anggota tim belum sepenuhnya bergabung karena terbentur persiapan untuk Proliga 2024. Klub-klub peserta Proliga saat ini sedang sibuk mematangkan persiapan sebelum kompetisi dimulai 25 April mendatang. Adapun tiga pevoli yang absen merupakan pemain Jakarta BIN, yaitu Ratri Wulandari, Ajeng Viona Adelea, dan Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi.
Kendati demikian, Agustin menuturkan, hal tersebut tidak akan menjadi kendala berarti bagi timnas saat pertandingan. Para pemain sudah matang secara teknik dan fisik karena menjalani training camp dengan klub masing-masing. Latihan pun lebih bertujuan untuk membangun chemistry antarpemain sehingga intensitasnya ringan.
”Tim ini, kan, campuran antara (pemain) senior dan yunior. Kami bersama-sama membangun chemistry untuk pemain-pemain muda, terutama menjelang laga internasional lainnya. Jadi, pada pertandingan nanti, pemain-pemain muda bisa menambah pengalaman dengan bermain melawan beberapa pemain timnas Korea Selatan. Ini juga menambah jam terbang mereka untuk pertandingan di masa depan,” ujar Agustin.
Agustin, pevoli yang akan memasuki usia 33 tahun pada Agustus mendatang, merupakan salah satu pemain senior dalam tim. Bersama Wilda Siti Nurfadhilah (29), Yolla Yuliana (29), dan Hany Budiarti (27), Agustin akan ”membimbing” yunior-yuniornya.
Dari 14 pemain yang dipanggil untuk masuk skuad timnas putri, sebagian besar merupakan pevoli muda. Tiga di antaranya merupakan debutan di SEA Games Kamboja 2023, yaitu Mediol Stiovanny Yoku (24), Dita Azizah (19), dan Aulia Suci (19).
Tujuh pemain lainnya juga berusia 25 tahun atau di bawahnya, yaitu Ratri Wulandari (21), Shella Bhernadeta Onnan (24), Ajeng Viona Adelea (21), Khalisa Azilia Rahma (25), Latifa Nisa Az-Zahra (19), dan Sania Clarissa Putri (19). Ada pula Maradanti Namira (18), pevoli kelahiran 5 Januari 2006, yang menjadi pemain termuda dalam skuad.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Imam Sudjarwo mengatakan, kerangka tim yang terbentuk saat ini akan disiapkan untuk beberapa ajang mendatang. Dua di antaranya ialah AVC Challenge Cup di Filipina pada Mei 2024 dan SEA V League yang akan digelar di Thailand dan Vietnam pada Agustus 2024.
”Ya, memang ada tujuan yang lebih besar (dari pertandingan ekshibisi). Kami berharap bisa menembus VNL,” tutur Imam.
VNL merupakan kompetisi bola voli tahunan yang awalnya hanya diikuti 16 negara terbaik dunia. Mulai edisi 2025, peserta VNL akan bertambah menjadi 18 tim. Untuk bisa menembus VNL, timnas harus mengikuti AVC Challenge yang merupakan kompetisi di tingkat kontinental, di bawah AVC (Konfederasi Bola Voli Asia).
Juara AVC Challenge berhak mewakili Asia untuk tampil pada FIVB Challenger Cup, turnamen di bawah Federasi Bola Voli Internasional (FIVB). Tim putra dan putri yang menjadi juara FIVB Challenger Cup 2023 berkesempatan tampil pada VNL 2024 untuk menggantikan tim juru kunci VNL yang terdegradasi.
Namun, dengan adanya format baru pada edisi 2025, FIVB mengubah ketentuan tersebut. Tidak akan ada degradasi bagi tim peserta VNL 2024, sedangkan pemenang FIVB Challenger Cup 2024, ditambah tim urutan teratas peringkat dunia bola voli senior yang belum lolos, akan bergabung dengan tim peserta.
Pada akhir VNL 2025, juru kunci klasemen akan terdegradasi. Tim ini bakal digantikan oleh negara dengan peringkat dunia terbaik di luar kontestan yang bertahan. Tidak lagi disebutkan pemenang AVC Challenge Cup bakal promosi ke kompetisi tersebut.
Mimpi Indonesia untuk meniti jalan ke VNL pada tahun lalu pupus di tangan Vietnam. Pada laga final, Indonesia kalah 2-3 (18-25, 27-25, 25-21, 20-25, 13-15). Vietnam juga gagal menyusul Thailand yang menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara di VNL setelah kalah dari Perancis pada babak awal FIVB Challenger Cup.