Sejarah 35 tahun lalu terulang. Inter Milan memastikan gelar juara Liga Italia di markas AC Milan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
MILAN, SELASA — Inter Milan memastikan meraih gelar ke-20 Liga Italia seusai membekap tuan rumah AC Milan, 2-1, di Stadion San Siro, Milan, Italia, Selasa (23/4/2024) dini hari WIB. Kemenangan itu pun memastikan simbol bintang kedua jatuh ke pelukan Inter. Gelar juara ini terasa begitu spesial bagi Simone Inzaghi. Ia akhirnya bisa merasakan gelar juara liga pertama sepanjang karier kepelatihannya.
Di saat Liga Italia masih menyisakan lima pertandingan, Inter sudah mengklaim trofi. Menurut catatan Opta, tidak ada tim lain di Italia yang pernah memastikan gelar juara lebih dini daripada Inter. Lebih hebat lagi, Inter mencapainya dua kali sepanjang sejarah Liga Italia. Pencapaian serupa juga diukir ”Nerrazzuri” pada musim 2006-2007.
”Saya merasa ingin menangis karena ini seperti mimpi. Kami sangat menderita, dan kami harus bekerja keras (untuk mendapatkan gelar ini). Stadion ini milik kami malam ini,” kata penyerang Inter, Lautaro Martinez, saat merayakan bertambahnya simbol bintang di atas logo Inter menjadi dua. Dalam tradisi di Liga Italia, suatu tim bisa menyematkan satu simbol bintang setelah memenangi liga sebanyak 10 kali.
Gelar juara Inter terasa semakin manis lantaran diraih di hadapan para pendukung Milan, rival satu kota mereka. Rivalitas sengit di antara kedua klub telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Maka, tidak heran, para pemain Milan amat terobsesi menggagalkan Inter meraih juara di rumah mereka. Di benak para pemain Milan, Inter bisa memastikan gelar liga di mana pun, tetapi tidak di San Siro.
Tekad tersebut diwujudkan para pemain Milan dengan mengepung Inter di area pertahanan. Milan mendominasi penguasaan bola, tetapi gagal menciptakan peluang berbahaya. Sebaliknya, Milan justru lengah dan kebobolan lebih dulu di menit ke-18 melalui tandukan Francesco Acerbi.
Di babak kedua, Inter menggandakan keunggulan lewat sepakan keras mendatar penyerang Marcus Thuram. Gol tersebut tercipta berkat kecepatan serta kepiawaian Thuram dalam melewati lawan. Berhasil merangsek hingga area sepertiga akhir Milan, Thuram menemukan ruang tembak sempit dan memaksimalkannya menjadi gol.
Setelah unggul dua gol, Inter cenderung bermain aman dan memilih menerapkan garis pertahanan medium. Inzaghi menginstruksikan para pemainnya membentuk pola bertahan 5-3-2 dari sebelumnya bermain atraktif dalam pakem 3-5-2. Pemain Inter merapatkan jarak antarlini serta tidak mau dipancing bermain melebar oleh pemain sayap Milan, seperti Samuel Chukwueze dan Christian Pulisic.
Saya merasa ingin menangis karena ini seperti mimpi.
Terus bertahan, Inter akhirnya kebobolan lewat gol Fikayo Tomori yang memaksimalkan bola muntah tepisan kiper Yann Sommer. Gol Tomori menghidupkan kembali asa Milan untuk mencegah pesta Inter di San Siro. Serangan lebih sporadis dan bertubi-tubi pun dilancarkan Milan demi menyamakan kedudukan.
Sayangnya, pertahanan Inter telah belajar banyak dari gol Tomori. Inzaghi juga menyuntikkan tenaga baru dengan memasukkan pemain tipe bertahan, seperti Kristjan Asllani dan Stefan de Vrij. Upaya ini berhasil meredam gelombang serangan Milan. Di babak kedua, Milan lebih dominan dengan melepaskan empat tembakan tepat sasaran serta tiga kesempatan emas. Namun, hanya satu yang berhasil dikonversi menjadi gol.
Berlangsung panas
Pada pengujung laga, tensi pertandingan berlangsung panas, yang dipicu gesekan antarpemain. Ketegangan sempat terjadi antara Dumfries dengan Theo Hernandez. Mereka terlibat saling dorong bergelut saat memperebutkan bola. Wasit sampai harus melerai keduanya agar terpisah. Melihat keributan tersebut, para pemain lain turut terpancing.
Wasit akhirnya memberikan kartu merah kepada Dumfries dan Hernandez. Insiden keributan ini merugikan Milan yang membuang waktu sekitar 1,5 menit saat pertandingan sudah memasuki masa tambahan waktu selama lima menit.
Tidak berhenti sampai di sana, keributan kembali terjadi saat Milan mendapatkan sepak pojok. Davide Calabria yang mendapat pengawalan ketat dari bek Inter, Davide Frattesi, merasa tidak terima. Dia mengibaskan lengannya dan mengenai dagu Frattesi sehingga wasit mengganjarnya dengan kartu merah.
”Saya mencoba untuk meningkatkan moral para pemain, karena jelas ini adalah kekalahan yang menyakitkan bagi semua yang ada di baliknya. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan para pemain saya, karena kami harus mengakhiri musim dengan baik. Kami memiliki pertandingan penting lainnya pada hari Sabtu,” kata Pelatih Milan Stefano Pioli.
Kekalahan ini merupakan yang keenam kalinya secara beruntun dialami Milan dalam derbi. ”Rossoneri” pun dipastikan tanpa gelar juara musim ini. Pada laga sebelumnya, Milan kehilangan kans untuk memenangi Liga Europa seusai dikalahkan AS Roma di perempat final.
Pioli enggan membicarakan masa depannya di Milan. Selama beberapa bulan belakangan, sosoknya tidak diinginkan suporter untuk menangani Milan. ”Saya tidak tahu (akan hengkang atau tidak). (Simone) Inzaghi tampak kesulitan 14 bulan lalu menurut media dan lihat apa yang diraihnya setelah itu. Saya senang di sini, saya bekerja dengan baik, dan saya pikir tim memiliki ruang untuk berkembang,” katanya. (REUTERS)