Momota Akan Merindukan Viktor Axelsen dan Anthony Sinisuka Ginting
Kento Momota akan mengakhiri karier internasional dalam Piala Thomas dan Uber 2024. Dia akan merindukan beberapa pesaing
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, menjadi sorotan menjelang dimulainya kejuaraan Piala Thomas dan Uber di Chengdu, China, pada 27 April hingga 5 Mei. Momota, salah satu tunggal putra terbaik dunia, akan mengakhiri kariernya di arena bulu tangkis internasional pada kejuaraan beregu putra dan putri tersebut.
Momota mengumumkan akan pensiun dari arena internasional pada pekan lalu melalui konferensi pers di Jepang. Pemain berusia 29 tahun itu mengemukakan bahwa hidup dan perasaannya berbeda setelah mengalami kecelakaan mobil di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Januari 2020 setelah menjuarai turnamen Malaysia Masters. Kecelakaan dialami dalam perjalanan menuju bandara Kuala Lumpur.
Ini momen terakhir saya untuk melawan pemain top dunia. Saya akan menikmatinya dan berusaha memberikan kemampuan terbaik.
Kecelakaan itu membuat Momota harus menjalani operasi pada matanya. Sementara sopir yang mengendarai mobil tersebut meninggal.
Setelah momen tersebut, Momota bercerita bahwa dia menjalani masa sulit untuk kembali ke masa-masa sebelum kecelakaan. Dia akhirnya menyadari tidak akan bisa kembali ke performa terbaik.
Pada momen terbaiknya, Momota menjadi juara dunia pada 2018 dan 2019. Dia memiliki empat gelar juara BWF Super Series dan 16 gelar dari ajang BWF World Tour. Dia juga menjadi bagian dari tim Jepang ketika menjuarai Piala Thomas 2014 di New Delhi, India.
Gelar juara Piala Thomas pertama (dan yang terakhir hingga saat ini) bagi Jepang tersebut didapat setelah mengalahkan Malaysia, 3-2, di final. Momota berstatus sebagai tunggal kedua, di bawah Kenichi Tago, dan menyumbangkan kemenangan saat final. Momota juga menjadi bagian dari tim Jepang pada Piala Thomas 2018 saat mencapai final, lalu 2020 dan 2022.
Momota tak tampil pada Piala Thomas dan Uber 2016 karena menjalani masa hukuman dari Asosiasi Bulu Tangkis Jepang terkait dengan judi ilegal di kasino di Jepang. Akibat sanksi itu pula dia tak dapat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Itu menjadi bagian dari momen buruk Momota. Namun, dia menggunakan masa hukumannya itu dengan hal positif. Di sela keikutsertaannya dalam turnamen Indonesia Terbuka, beberapa tahun lalu, Momota bercerita bahwa dia berlatih lebih keras saat menjalani sanksi. Dia ingin membuktikan bahwa hukuman skors itu bukan akhir dari kariernya.
Setelah itu, Momota memperlihatkan kebangkitannya. Dia menjuarai 13 turnamen BWF World Tour ditambah Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019. Momota mendominasi persaingan tunggal putra pada masa itu.
Namun, setelah kesulitan untuk kembali pada masa-masa itu, Momota pun memutuskan akan pensiun. Kepada media massa di Jepang, termasuk Japan Times, dia mengatakan hanya akan mengikuti kejuaraan level nasional setelah Piala Thomas dan Uber 2024 yang merupakan panggung terakhirnya di arena internasional.
”Ini momen terakhir saya untuk melawan pemain top dunia. Saya akan menikmatinya dan berusaha memberikan kemampuan terbaik,” kata Momota di Chengdu pada Jumat (26/4/2024), seperti terdapat dalam laman resmi BWF.
”Saya merasa sedikit sedih karena tak dapat melawan pemain-pemain top lagi. Oleh karena ini menjadi turnamen terakhir saya, saya akan menemui mereka dan meminta untuk berfoto bersama,” lanjutnya.
Salah satu yang telah berfoto bersama di Chengdu adalah tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen. Pemain Denmark itu mengunggah foto tersebut dalam akun media sosialnya.
”Selamat menjalani masa pensiun dari arena internasional dan selamat untuk kariermu yang fantastis. Bisakah kita bermain beberapa pertandingan di lapangan pemanasan supaya saya bisa mendekatkan statistik pertemuan kita?” kata Axelsen.
Axelsen menjadi salah satu pemain yang disebut Momota akan sangat dirindukannya. Mereka 17 kali bertemu dan Momota menang 14 kali.
Selain itu, Momota juga menyebut tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting. Persaingan ketat setiap kali mereka bertemu mendapat julukan ”Momogi” dari penggemar bulu tangkis Indonesia.
”Axelsen dan saya berasal dari generasi yang sama, sementara Ginting dan saya selalu bermain dalam laga sulit setiap kali bertemu,” ujar Momota mengemukakan alasan karena menyebut dua rivalnya itu.
Meski demikian, Momota tak akan bisa berhadapan dengan Axelsen atau Anthony jika Jepang berhadapan dengan Denmark atau Indonesia. Ini karena Momota berstatus sebagai tunggal ketiga Jepang jika bermain, sedangkan Axelsen dan Anthony sebagai tunggal pertama. Ranking dunia Momota berada di bawah ketiga rekannya, yaitu Kodai Naraoka, Kenta Nishimoto, dan Koki Watanabe.
”Tunggal ketiga menjadi posisi paling penting karena menjadi penentu. Jadi, mental tunggal ketiga harus sangat kuat. Tentu saja, saya ingin membawa Jepang juara pada turnamen internasional terakhir bagi saya ini,” katanya.
Meski tak akan bersaing lagi di arena internasional, Momota tak akan meninggalkan arena bulu tangkis. Dia ingin menjadi inspirasi bagi para pemain muda di Jepang. Dia berencana bermain bersama pemain yunior dan anak-anak.
Lalu, bagaimana Momota ingin diingat setelah pensiun nanti?
”Saya ingin diingat orang lain sebagai saya apa adanya, untuk bulu tangkis dan gaya bermain saya. Jadi, semua orang bisa mengingat saya sebagai Kento Momota,” jawabnya.