Rafael Nadal memperlihatkan permainan kompetitif pada babak kedua Madrid Masters. Dia mendapat sambutan meriah penonton.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, SABTU —Rafael Nadal baru melewati babak kedua turnamen tenis ATP Masters 1000 Madrid pada Sabtu (27/4/2024). Namun, dia disambut meriah sekitar 12.500 penonton di stadion karena memperlihatkan performa terbaik pada 2024 dalam kondisi tubuh saat tahun terakhirnya bersaing di arena tenis profesional.
Sambutan berupa tepuk tangan dan teriakan ”Rafa! Rafa!” terdengar sejak dia memasuki Stadion Manolo Santana, La Caja Magica, Madrid, Spanyol, untuk melawan Alex de Minaur pada babak kedua. Atmosfer di stadion ”meledak” bagaikan di stadion sepak bola ketika Nadal mengalahkan unggulan kedelapan tersebut dengan skor 7-6 (6), 6-3.
Seandainya kemenangan tersebut didapat ketika Nadal berada pada masa terbaik dalam lebih dari satu dekade sejak 2008, sambutan penonton di stadion bisa saja tidak sedahsyat pada momen Sabtu sore waktu setempat itu.
Penonton di stadion, termasuk Raja Spanyol Felipe VI dan mantan pesepak bola Perancis yang pernah membela Real Madrid, Zinedine Zidane, memberi apresiasi karena untuk pertama kalinya Nadal bermain baik pada 2024. Apalagi, ini menjadi penampilan terakhir Nadal di Madrid Masters karena dia berencana pensiun sebagai petenis profesional pada 2024.
Kemenangan itu tak hanya membalas kekalahan dari De Minaur pada babak kedua ATP 500 Barcelona pekan lalu. Performa Nadal dinilai memberi harapan bahwa dia masih bisa bertahan lama dalam turnamen dibandingkan dua turnamen lain sebelum Madrid Masters. Nadal bertahan hingga perempat final pada ATP 500 Brisbane pada Januari dan babak kedua di Barcelona.
Cedera pinggul yang menderanya sejak 2023 ditambah cedera pada otot perut membuatnya batal tampil dalam beberapa turnamen yang telah masuk agendanya pada tahun ini. Turnamen itu adalah Grand Slam Australia Terbuka, Indian Wells Masters, dan Monte Carlo Masters.
Dia bahkan belum memastikan akan tampil di arena Perancis Terbuka pada 26 Mei-9 Juni, puncak persaingan di lapangan tanah liat. Padahal, turnamen itu sangat berarti karena 14 kali dijuarainya.
Masih butuh banyak waktu untuk bisa bermain dalam level tinggi. Pada saat ini, saya hanya berusaha melaluinya selangkah demi selangkah, berusaha tampil sekompetitif mungkin.
Level performa yang diperlihatkan ketika melawan De Minaur di Madrid juga belum mengubah pendapat Nadal tentang Perancis Terbuka. Saat melawan petenis Australia itu, Nadal memperlihatkan pukulan-pukulan terbaik yang selama ini dikenal sebagai kelebihannya, salah satunya adalah backhand silang.
Salah satu backhand silangnya meluncur deras ke arah sudut lapangan De Minaur hingga memberinya match point. Pukulan itu, selain forehand top spin, juga menjadi kelebihan Nadal karena dia bermain tenis dengan lengan kiri meski Nadal bukan seorang kidal. Dengan kekuatan lengan kiri dan kanan yang sama baiknya, Nadal pun bisa melakukan backhand silang keras dengan sudut yang sulit dijangkau lawan.
Faktor lain yang sudah lama tak terlihat ketika melawan De Minaur adalah determinasinya yang tinggi. Meski tak punya ekspektasi tinggi saat melawan petenis Australia tersebut, bahasa tubuh dan raut wajah Nadal memperlihatkan rasa kompetitifnya yang tinggi. Beberapa kali dia berteriak sambil mengepalkan tangan ketika memperoleh poin dari pukulan yang sulit.
Meski demikian, petenis berusia 37 tahun tersebut menilai, performanya jauh dari level kemampuan terbaiknya. Nadal hanya merasa senang karena dia bisa bertahan dalam pertandingan yang berlangsung dua jam.
”Masih butuh banyak waktu untuk bisa bermain dalam level tinggi. Pada saat ini, saya hanya berusaha melaluinya selangkah demi selangkah, berusaha tampil sekompetitif mungkin. Bisa bermain di Madrid dengan sambutan penonton seperti tadi membuat saya sangat senang,” tuturnya dalam wawancara dengan Tennis Channel.
Pada tahun terakhirnya di arena tenis profesional ini, Nadal tidak menetapkan target juara. Dia hanya ingin memanfaatkan kesempatan tampil terakhir kalinya pada setiap turnamen.
Hal lain yang diinginkannya adalah bisa bermain di depan anaknya, Rafael Nadal Jr. Bocah berusia 1,5 tahun itu dan keluarga Nadal selalu mengikuti perjalanan Nadal di setiap turnamen pada tahun ini.
”Meski dia belum mengerti apa-apa, saya punya cita-cita dia bisa melihat saya bertanding selama mungkin. Keinginan itu sulit terwujud, tetapi, saya senang karena keluarga dan tim selalu berada di sekitar saya,” tutur Nadal yang akan berhadapan dengan petenis Argentina, Pedro Cachin, pada babak ketiga.
Dari jajaran petenis unggulan, Stefanos Tsitsipas yang menjadi unggulan keenam disingkirkan petenis kualifikasi, Thiego Monteiro. Tsitsipas kalah dengan skor 4-6, 4-6.
Petenis Yunani itu tak dapat mempertahankan performanya setelah menjuarai Monte Carlo Masters. Setelah juara untuk ketiga kalinya di Monte Carlo, Tsitsipas kalah pada turnamen ATP 500 Barcelona, lalu tersingkir pada babak kedua di Madrid.
Unggulan lainnya, seperti Jannik Sinner (1), Carlos Alcaraz (2), Daniil Medvedev (3), Alexander Zverev (4), dan Casper Ruud (5), akan tampil pada babak ketiga. Pada pertandingan yang berlangsung Minggu, Alcaraz akan berhadapan dengan Thiago Seyboth Wild, sedangkan Zverev melawan Denis Shapovalov.
Swiatek menang telak
Pada persaingan tunggal putri dalam level WTA 1000, petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, hanya kehilangan dua gim untuk melaju ke babak ketiga. Swiatek mengalahkan Sorana Cirstea 6-1, 6-1 untuk berhadapan dengan petenis tuan rumah, Sara Sorribes Tormo, pada babak ketiga.
Swiatek adalah salah satu petenis putri terbaik di lapangan tanah liat. Pada era 2000-an, hanya ada lima petenis yang memiliki persentase kemenangan di atas 80 persen di turnamen tanah liat, termasuk Swiatek (87 persen). Empat petenis lainnya adalah Justine Henin, Serena Williams, Maria Sharapova, dan Lindsay Davenport. Dengan catatan tersebut, Swiatek selalu menjadi favorit juara dalam setiap turnamen di lapangan berkarakter lambat tersebut.
Swiatek tiba di Madrid setelah menjuarai WTA 500 Stuttgart. Turnamen-turnamen tersebut menjadi bagian dari pemanasan menjelang Perancis Terbuka, Grand Slam yang dijuarai petenis Polandia itu pada 2020, 2022, dan 2023.
Pesaing terkuatnya di turnamen tanah liat adalah Elena Rybakina yang juga akan tampil pada babak ketiga. Pada pertandingan Minggu, petenis Kazakhstan yang memiliki tiga gelar pada 2024 itu akan berhadapan dengan petenis Mesir, Mayar Sherif. (AFP/AP)