Gembira dan Nestapa Nadal di Madrid
Rafael Nadal mengucapkan perpisahan di Madrid. Meski tersingkir pada babak keempat, dia puas dengan performanya.
MADRID, SELASA — Langkah Rafael Nadal pada turnamen ATP Masters 1000 Madrid akhirnya dihentikan Jiri Lehecka pada babak keempat. Rasa gembira dan nestapa dirasakan Nadal karena empat babak yang dijalaninya pada tahun ini menjadi penampilan terakhirnya di Madrid Masters.
Sejak awal, panitia turnamen telah menyiapkan acara perpisahan bagi petenis Spanyol itu. Acara singkat itu akhirnya terlaksana pada Selasa malam waktu setempat atauRabu (1/5/2024) dini hari waktu Indonesia, setelah Nadal kalah dengan skor 5-7, 4-6 dari Lehecka.
Nadal pun beberapa kali tercekat ketika mengungkapkan perasaannya di hadapan sekitar 13.000 penonton di Stadion Manolo Santana, La Caja Magica, Madrid, Spanyol. Dia berusaha meredam emosi, juga, menanti berhentinya nyanyian ”Rafa, Rafa, Rafa” dari penonton.
Baca juga: Menangi Babak Kedua, Nadal Disambut bagai Juara
Panitia turnamen, kemudian, menurunkan lima spanduk berfotokan Nadal ketika dia memegang piala yang didapatnya dari Madrid Masters 2005, 2010 2013, 2014, dan 2017. Cuplikan video penampilannya selama di Madrid juga ditayangkan hingga istrinya, Maria Francisca, dan adik Nadal, Maria Isabel, menangis di tribune tim.
”Saat hari ini akhirnya tiba, terasa sangat sulit, tetapi, inilah realitas yang harus dihadapi. Tubuh dan kehidupan saya telah memberi tanda berkali-kali. Saya senang bisa mengucapkan selamat tinggal dengan bertanding. Madrid adalah turnamen yang lebih penting bagi saya dibandingkan Grand Slam. Memori dari turnamen ini akan diingat selamanya. Saya hanya bisa berterima kasih,” tuturnya.
Madrid Masters menjadi salah satu turnamen perpisahan bagi Nadal. Dia berencana pensiun pada 2024 meski belum mengumumkan titik akhir perjalanannya selama 23 tahun menjadi petenis profesional. Cedera yang sering dialami petenis berusia 37 tahun itu, termasuk cedera pinggul pada sepanjang 2023, memberinya sinyal untuk segera menepi dari kompetisi.
Turnamen Madrid Masters, yang digelar di lapangan tanah liat, menjadi salah satu ajang pemanasan menjelang Grand Slam Perancis Terbuka selain Monte Carlo Masters, ATP 500 Barcelona, dan Roma Masters. Dia absen di Monte Carlo, kalah pada babak kedua di Barcelona, dan berencana tampil di Roma.
Baca juga: Selangkah demi Selangkah, Nadal Menuju Finis
Meski harus mengakhiri perjalanan di Madrid sejak debut pada 2003, dia tetap melihat sisi baik pada penampilannya sejak akhir pekan lalu. ”Saya bisa bermain empat pertandingan, beberapa di antaranya dalam level yang tinggi dan menang tiga kali. Saya meninggalkan Madrid dengan energi yang positif,” ujarnya.
Salah satu petenis yang dikalahkannya adalah unggulan kedelapan asal Australia, Alex de Minaur, pada babak kedua. Kemenangan itu merupakan pembalasan kekalahan dari De Minaur di Barcelona. Pada babak berikutnya, Nadal bertahan dalam pertandingan selama tiga jam.
Semua momen itu menjadi hal yang positif baginya mengingat awalnya dia pesimistis bisa menang meski hanya pada satu pertandingan. Sebelum tampil pada babak pertama, Nadal menjelaskan bahwa kondisi tubuhnya berubah dengan cepat dari hari ke hari. Untuk itulah, dia tak memastikan untuk tampil pada sebuah turnamen sejak jauh hari, termasuk untuk bersaing di Perancis Terbuka yang akan berlangsung 26 Mei-9 Juni.
Dalam konferensi pers setelah dikalahkan Lehecka, Nadal hanya menyebut bahwa dirinya ingin tampil di Roma Masters, 8-19 Mei. Turnamen itu menjadi salah satu yang dijuarai Nadal sebanyak 10 kali. Ajang lain yang memberinya 10 gelar atau lebih adalah Monte Carlo Masters (11), ATP 500 Barcelona (12), dan Perancis Terbuka (14).
”Roma adalah satu turnamen spesial dalam karier saya. Saya sebenarnya ingin bermain di semua turnamen yang banyak memberi gelar sekali lagi. Saya ingin memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk tampil kompetitif dan bermain baik. Saya berusaha keras untuk mewujudkannya meski telah melewatkan Monte Carlo,” kata Nadal.
Ketika perjalanan Nadal di Madrid berakhir, publik tuan rumah berharap bisa melihat kesuksesan wakil tuan rumah lainnya, Carlos Alcaraz. Petenis berusia 20 tahun ini mengalahkan petenis yang dikalahkannya pada final di Madrid 2023, Jan-Lennard Struff, 6-3, 6-7 (5), 7-6 (4).
Baca juga: Semangat Nadal Tak Sebanding dengan Ringkih Tubuhnya
Alcaraz tampil dengan cedera lengan kanan yang membuatnya absen di Monte Carlo dan Barcelona. Pada akhirnya, Alcaraz masih bisa bertahan untuk berhadapan dengan Andrey Rublev pada perempat final yang akan berlangsung Rabu.
”Saya bermain dengan fisik yang tidak terlalu baik, tetapi senang karena pada akhirnya bisa mengatasi tantangan tadi. Saya berjuang untuk mengembalikan setiap pukulan dan tidak menyerah,” kata petenis yang menjadi unggulan kedua tersebut.
Kemenangan Alcaraz dan Jannik Sinner mempertahankan peluang bertemunya dua unggulan teratas di final. Sinner mengalahkan Karen Khachanov 5-7, 6-3, 6-3 dan akan bertemu Felix Auger-Aliassime pada perempat final. Adapun unggulan ketiga, Daniil Medvedev, akan melawan Lehecka.
Swiatek bangkit
Untuk pertama kalinya dalam empat pertandingan WTA 1000 Madrid, petenis tunggal putri nomor satu dunia, Iga Swiatek, bermain dalam tiga gim. Petenis yang memaksanya bermain tiga gim itu adalah Beatriz Haddad Maia. Swiatek, bahkan, kehilangan set pertama sebelum mendominasi dua set berikutnya pada perempat final dan menang dengan skor 4-6, 6-0, 6-2.
”Pada set pertama, saya membuat banyak kesalahan karena bermain dengan tempo yang terlalu cepat. Setelah itu, saya berusaha kembali pada taktik yang seharusnya. Butuh waktu lama untuk menyadari hal itu, tetapi saya senang pada akhirnya bisa melakukannya,” ujar Swiatek.
Lawannya pada semifinal, Madison Keys, juga kehilangan set pertama saat melawan Ons Jabeur. Keys bahkan tak memenangi satu gim pun di set pembuka sebelum dia bangkit dan menang 0-6, 7-5, 6-1.
Tiket semifinal tunggal putri pada paruh bawah undian akan diperebutkan pada pertandingan Rabu. Yulia Putintseva menantang tiga pemegang gelar juara pada 2024, Elena Rybakina. Adapun juara Australia Terbuka, Aryna Sabalenka, ditantang petenis 17 tahun, Mirra Andreeva. (AP/AFP)